Nama: Aziz Muhammad Sultan Ghani
NPM: 2415061012
Kelas: PSTI A
Video berjudul "Pentingnya Ideologi Pancasila di Era Digital" membahas upaya pemerintah dalam menyusun silabus nilai-nilai Pancasila yang disesuaikan dengan masyarakat untuk memperkuat pembinaan ideologi Pancasila di tengah digitalisasi yang semakin berkembang. Tujuannya adalah menghidupkan kembali nilai-nilai Pancasila yang mulai tergerus oleh kemajuan teknologi.
Pancasila dapat mendorong perilaku positif dalam interaksi di era digital, terutama di media sosial. Pemerintah perlu merancang silabus yang sesuai dengan karakteristik masyarakat, mulai dari kalangan milenial hingga mereka yang memiliki tingkat pendidikan rendah. Untuk kalangan milenial, pendekatan yang terlalu filosofis dan berbasis teori tidaklah tepat; narasi harus disesuaikan dengan bahasa yang mereka gunakan. Sementara itu, bagi masyarakat berpendidikan rendah dan awam, yang memiliki keterbatasan dalam membaca dan literasi, penting untuk menyederhanakan kalimat, narasi, dan pilihan kata agar pesan dapat tersampaikan dengan jelas dan mudah dipahami.
Pemerintah memiliki dua jalur untuk memperkuat ideologi Pancasila, yaitu melalui pendidikan dan peran penting dalam pembinaan ideologi Pancasila. Dua jalur ini mencakup aspek kultur dan struktur. Aspek kultur dapat dilakukan melalui media kampus dan pendidikan, yang harus didukung oleh struktur yang kuat. Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) memainkan peran penting dalam proses ini, sehingga Pancasila dapat disosialisasikan dengan baik.
Tingginya nilai toleransi dalam bersikap menjadi salah satu indikator keberhasilan dalam menggaungkan ideologi Pancasila di era digital. Hal ini perlu selaras dengan kebijakan pemerintah yang bertujuan menciptakan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
NPM: 2415061012
Kelas: PSTI A
Video berjudul "Pentingnya Ideologi Pancasila di Era Digital" membahas upaya pemerintah dalam menyusun silabus nilai-nilai Pancasila yang disesuaikan dengan masyarakat untuk memperkuat pembinaan ideologi Pancasila di tengah digitalisasi yang semakin berkembang. Tujuannya adalah menghidupkan kembali nilai-nilai Pancasila yang mulai tergerus oleh kemajuan teknologi.
Pancasila dapat mendorong perilaku positif dalam interaksi di era digital, terutama di media sosial. Pemerintah perlu merancang silabus yang sesuai dengan karakteristik masyarakat, mulai dari kalangan milenial hingga mereka yang memiliki tingkat pendidikan rendah. Untuk kalangan milenial, pendekatan yang terlalu filosofis dan berbasis teori tidaklah tepat; narasi harus disesuaikan dengan bahasa yang mereka gunakan. Sementara itu, bagi masyarakat berpendidikan rendah dan awam, yang memiliki keterbatasan dalam membaca dan literasi, penting untuk menyederhanakan kalimat, narasi, dan pilihan kata agar pesan dapat tersampaikan dengan jelas dan mudah dipahami.
Pemerintah memiliki dua jalur untuk memperkuat ideologi Pancasila, yaitu melalui pendidikan dan peran penting dalam pembinaan ideologi Pancasila. Dua jalur ini mencakup aspek kultur dan struktur. Aspek kultur dapat dilakukan melalui media kampus dan pendidikan, yang harus didukung oleh struktur yang kuat. Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) memainkan peran penting dalam proses ini, sehingga Pancasila dapat disosialisasikan dengan baik.
Tingginya nilai toleransi dalam bersikap menjadi salah satu indikator keberhasilan dalam menggaungkan ideologi Pancasila di era digital. Hal ini perlu selaras dengan kebijakan pemerintah yang bertujuan menciptakan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.