གནས་བསྐྱོད་བཟོ་མི་ Devi Novita

MKU Pancasila TI A -> Forum Tanggapan Video 1

Devi Novita གིས-
Nama : Devi Novita
NPM : 2415061099
Kelas : PSTI-B

Izin menanggapi dari video permasalahan 1 "Jaksa Tapsel Jovi Andrea Ngadu Bikin DPR Geram, Ungkap Kronologi Kasus Berujung Bui".
Dalam video tersebut, permasalahan utama yang diangkat adalah dugaan kriminalisasi dan tindakan sewenang-wenang terhadap Jaksa Jovi Andre oleh pihak tertentu di lingkungan Kejaksaan. Ia mengungkapkan tuduhan tidak berdasar yang menyatakan bahwa dirinya menggunakan mobil dinas untuk perbuatan tidak pantas, yang kemudian dibantah dengan tegas melalui bukti dan pernyataan sumpah. Selain itu, ia juga menyoroti framing negatif terhadap dirinya dalam publikasi resmi yang mencemarkan nama baiknya di hadapan publik.

Jovi juga menyinggung adanya intervensi dalam proses hukum, baik selama tahap penyelidikan maupun persidangan, yang melibatkan oknum tertentu dengan hubungan kekuasaan di institusi tersebut. Ia menyampaikan ketidakadilan dalam pemberian informasi kepada publik yang cenderung berpihak pada satu sisi. Selain itu, Jovi mengkritik penggunaan fasilitas negara yang tidak sesuai, seperti mobil dinas, yang memicu perhatian publik melalui unggahan media sosialnya.

Solusi yang diusulkan untuk mengatasi permasalahan ini melibatkan penegakan hukum yang adil dan transparan, evaluasi internal terhadap pelanggaran wewenang, serta pembentukan tim independen untuk menyelidiki kasus ini secara objektif. Harapannya, proses hukum dapat berjalan tanpa intervensi, sehingga hak-hak terdakwa dan korban dapat dihormati sesuai dengan prinsip keadilan.

MKU Pancasila TI A -> Tanggapan Video Pembelajaran

Devi Novita གིས-
Nama : Devi Novita
NPM : 2415061099
Kelas : PSTI-B

Izin menanggapi video tersebut Pak

Video "Pancasila sebagai Sistem Etika" oleh Prof. Dasim Budimansyah memberikan wawasan mendalam tentang pentingnya memahami Pancasila sebagai pedoman moral dan perilaku bagi seluruh warga negara, khususnya mahasiswa. Salah satu poin penting yang saya tangkap adalah penekanan bahwa Pancasila bukan sekadar simbol atau jargon, melainkan kode etika yang harus diwujudkan dalam tindakan nyata. Dengan memahami konsep ini, mahasiswa diharapkan dapat mengembangkan moralitas yang kuat, mampu berpikir, merasa, dan bertindak secara etis, baik dalam kehidupan bermasyarakat maupun bernegara.

Saya juga sangat terkesan dengan identifikasi lima tantangan utama bagi Pancasila sebagai sistem etika, seperti lunturnya wibawa pemerintahan dan dampak negatif kemajuan teknologi. Penjelasan ini memberikan gambaran bahwa peran Pancasila sangat relevan untuk menghadapi dinamika kehidupan modern. Misalnya, dalam menghadapi isu seperti penyebaran hoaks dan perundungan siber, Pancasila dapat menjadi landasan untuk mendorong literasi digital yang lebih baik di kalangan generasi muda. Selain itu, pemahaman mendalam tentang etika dan etiket seperti yang dijelaskan dalam video ini menekankan pentingnya moralitas dalam membangun kehidupan yang harmonis dan adil.

Secara pribadi, saya merasa bahwa pembahasan ini sangat relevan dengan situasi saat ini, di mana nilai-nilai moral sering kali tergeser oleh pragmatisme atau kepentingan sesaat. Sebagai mahasiswa, saya terpanggil untuk menjadikan Pancasila sebagai pedoman hidup, tidak hanya di lingkungan akademik tetapi juga dalam interaksi sosial sehari-hari. Dengan demikian, kita dapat turut serta menciptakan tatanan kehidupan yang lebih baik, seperti yang diharapkan dalam video ini.

MKU Pancasila TI A -> Tanggapan Artikel 1

Devi Novita གིས-
Nama : Devi Novita
NPM : 2415061099
Kelas : PSTI-B

Izin menanggapi artikel tersebut Pak

Artikel tentang "Pancasila sebagai Etika Politik di Era Pasca-Kebenaran" menyampaikan pesan yang sangat relevan dengan kondisi politik dan sosial saat ini. Saya sepakat bahwa Pancasila sebagai sistem etika harus menjadi landasan utama dalam membangun karakter bangsa, terutama di tengah tantangan era pasca-kebenaran yang ditandai dengan maraknya hoaks, ujaran kebencian, dan ancaman terhadap integritas sosial. Artikel ini dengan jelas menunjukkan pentingnya integrasi nilai-nilai Pancasila dalam setiap aspek kehidupan, termasuk pendidikan, media, dan interaksi sosial.

Sebagai mahasiswa, saya sangat mendukung usulan untuk memasukkan literasi media sebagai mata pelajaran atau mata kuliah formal. Literasi media adalah bekal penting bagi generasi muda agar tidak hanya mampu menyaring informasi secara kritis, tetapi juga berperan aktif dalam menjaga harmoni kehidupan bermasyarakat. Dalam konteks ini, Pancasila bukan hanya menjadi pedoman, tetapi juga tameng yang melindungi kita dari pengaruh negatif era digital. Gagasan bahwa literasi digital dapat diibaratkan sebagai vaksin sungguh menarik dan relevan, mengingat tantangan di dunia maya semakin kompleks.

Penerapan Pancasila sebagai etika politik juga menjadi kunci dalam membentuk pemimpin-pemimpin yang memiliki integritas dan akuntabilitas. Pendidikan moral dan nilai-nilai Pancasila harus ditanamkan sejak dini, tidak hanya melalui kurikulum formal tetapi juga melalui teladan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan sinergi yang baik antara pemerintah dan masyarakat, kita dapat menciptakan generasi yang tidak hanya melek teknologi, tetapi juga memiliki kepribadian yang kuat dan mampu mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan individu.

Pada akhirnya, artikel ini memberikan pengingat yang sangat berarti bahwa keberlanjutan bangsa Indonesia bergantung pada sejauh mana kita menerapkan nilai-nilai Pancasila secara konsisten dalam berbagai aspek kehidupan. Sebagai mahasiswa, saya merasa terpanggil untuk menjadi bagian dari solusi, tidak hanya dengan belajar dan berkontribusi melalui akademik, tetapi juga dengan mengamalkan nilai-nilai tersebut dalam setiap langkah kehidupan :).

MKU Pancasila TI A -> Forum Diskusi

Devi Novita གིས-
Nama : Devi Novita
NPM : 2415061099
Kelas : PSTI B

Izin menanggapi Pak Dinamika dan tantangan Pancasila sebagai ideologi negara Indonesia terletak pada adaptasinya terhadap perkembangan global dan tantangan sosial di dalam negeri. Sebagai ideologi yang menyeimbangkan keberagaman dan persatuan, Pancasila dihadapkan pada berbagai ancaman, seperti radikalisme, intoleransi, dan penetrasi budaya asing yang kadang tidak sejalan dengan nilai-nilai kebangsaan. Contohnya, dalam menghadapi radikalisme, terdapat ketimpangan antara kebebasan berekspresi dan upaya menjaga ketertiban sosial yang berbasis nilai Pancasila. Teori fungsionalisme dari Emile Durkheim menjelaskan bahwa ideologi berfungsi untuk menyatukan masyarakat melalui nilai-nilai bersama, namun ketika dinamika sosial mengganggu keseimbangan itu, tantangan muncul dalam menjaga kohesi masyarakat.

Konsep dan urgensi Pancasila sebagai sistem filsafat adalah bahwa ia memberikan landasan etis dan moral bagi bangsa, merumuskan nilai-nilai yang menjadi pedoman hidup bernegara. Sebagai sistem filsafat, Pancasila menawarkan pandangan hidup yang mencakup kemanusiaan, keadilan sosial, dan ketuhanan yang berfokus pada kebersamaan. Misalnya, dalam isu ketidakadilan sosial, Pancasila sebagai filsafat menekankan pentingnya keadilan dan kesejahteraan bersama. Teori etika dari Immanuel Kant, yang menekankan nilai universal dan prinsip moralitas, dapat menjelaskan pentingnya Pancasila sebagai acuan tindakan bagi seluruh rakyat Indonesia. Ini menunjukkan urgensi Pancasila sebagai filsafat bangsa yang menjadi pedoman etis dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi masyarakat.

MKU Pancasila TI A -> Forum Diskusi 2

Devi Novita གིས-
Nama : Devi Novita
NPM : 2415061099
Kelas : PSTI B

Sebagai warga negara yang mencintai NKRI, saya percaya bahwa tantangan terbesar Pancasila sebagai filsafat bangsa adalah menjaga relevansinya di tengah perubahan zaman dan kompleksitas sosial yang terus berkembang. Banyak warga negara yang mungkin tidak lagi memahami pentingnya Pancasila sebagai jati diri bangsa, karena kurangnya pemahaman dan penanaman nilai-nilainya sejak dini. Solusinya terletak pada pendidikan yang berkesinambungan, mulai dari keluarga hingga sekolah, dengan menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam setiap aspek kehidupan sehari-hari. Pembelajaran tidak hanya lewat teori, tetapi melalui keteladanan, dialog terbuka, dan keterlibatan aktif di masyarakat. Dengan begitu, Pancasila bukan hanya menjadi wacana, tetapi hidup dalam sikap dan tindakan setiap warga negara, membentuk bangsa yang berakar kuat pada jati diri dan prinsip bersama.