Nama : G Mebat Elsaday Parhusip
NPM : 2415061028
Kelas : PSTI B
Video ini menyoroti kasus Jaksa Jovi Andrea, yang berani mengungkap dugaan penyalahgunaan fasilitas negara oleh rekannya, Jaksa Nella Marsela. Kritik yang ia sampaikan melalui media sosial—meskipun bertujuan membenahi etika penggunaan fasilitas negara—justru berbalik menjadi upaya kriminalisasi terhadap dirinya. Jaksa Jovi memaparkan dalam rapat Komisi III DPR RI bahwa ada intervensi dari pihak kejaksaan, termasuk manipulasi fakta di media dan tekanan untuk menambah dakwaan agar posisinya semakin tersudut.
Namun, alih-alih mendalami dugaan penyalahgunaan fasilitas negara, anggota DPR justru fokus mengkritik tindakan Jovi mengungkap masalah ini di media sosial. Mereka menganggap hal itu merugikan nama baik kejaksaan dan menyarankan agar Jovi tidak terlalu frontal demi menjaga kariernya. Menurut saya, respons ini mengecewakan. Bukannya memperjuangkan transparansi dan integritas institusi, mereka tampak lebih peduli menjaga citra kejaksaan di permukaan.
Kasus ini menggambarkan bagaimana birokrasi cenderung menutupi masalah internal daripada menyelesaikannya secara adil. Seharusnya, fokus utama adalah pada evaluasi institusi, menindak tegas penyalahgunaan fasilitas negara, dan memastikan keadilan bagi kedua belah pihak. Kalau aparatur yang mencoba memperbaiki sistem malah dihukum, akan sulit publik bisa percaya pada lembaga negara.
NPM : 2415061028
Kelas : PSTI B
Video ini menyoroti kasus Jaksa Jovi Andrea, yang berani mengungkap dugaan penyalahgunaan fasilitas negara oleh rekannya, Jaksa Nella Marsela. Kritik yang ia sampaikan melalui media sosial—meskipun bertujuan membenahi etika penggunaan fasilitas negara—justru berbalik menjadi upaya kriminalisasi terhadap dirinya. Jaksa Jovi memaparkan dalam rapat Komisi III DPR RI bahwa ada intervensi dari pihak kejaksaan, termasuk manipulasi fakta di media dan tekanan untuk menambah dakwaan agar posisinya semakin tersudut.
Namun, alih-alih mendalami dugaan penyalahgunaan fasilitas negara, anggota DPR justru fokus mengkritik tindakan Jovi mengungkap masalah ini di media sosial. Mereka menganggap hal itu merugikan nama baik kejaksaan dan menyarankan agar Jovi tidak terlalu frontal demi menjaga kariernya. Menurut saya, respons ini mengecewakan. Bukannya memperjuangkan transparansi dan integritas institusi, mereka tampak lebih peduli menjaga citra kejaksaan di permukaan.
Kasus ini menggambarkan bagaimana birokrasi cenderung menutupi masalah internal daripada menyelesaikannya secara adil. Seharusnya, fokus utama adalah pada evaluasi institusi, menindak tegas penyalahgunaan fasilitas negara, dan memastikan keadilan bagi kedua belah pihak. Kalau aparatur yang mencoba memperbaiki sistem malah dihukum, akan sulit publik bisa percaya pada lembaga negara.