Posts made by G Mebat Elsaday Parhusip

MKU Pancasila TI A -> Forum Tanggapan Video 1

by G Mebat Elsaday Parhusip -
Nama : G Mebat Elsaday Parhusip
NPM : 2415061028
Kelas : PSTI B

Video ini menyoroti kasus Jaksa Jovi Andrea, yang berani mengungkap dugaan penyalahgunaan fasilitas negara oleh rekannya, Jaksa Nella Marsela. Kritik yang ia sampaikan melalui media sosial—meskipun bertujuan membenahi etika penggunaan fasilitas negara—justru berbalik menjadi upaya kriminalisasi terhadap dirinya. Jaksa Jovi memaparkan dalam rapat Komisi III DPR RI bahwa ada intervensi dari pihak kejaksaan, termasuk manipulasi fakta di media dan tekanan untuk menambah dakwaan agar posisinya semakin tersudut.

Namun, alih-alih mendalami dugaan penyalahgunaan fasilitas negara, anggota DPR justru fokus mengkritik tindakan Jovi mengungkap masalah ini di media sosial. Mereka menganggap hal itu merugikan nama baik kejaksaan dan menyarankan agar Jovi tidak terlalu frontal demi menjaga kariernya. Menurut saya, respons ini mengecewakan. Bukannya memperjuangkan transparansi dan integritas institusi, mereka tampak lebih peduli menjaga citra kejaksaan di permukaan.

Kasus ini menggambarkan bagaimana birokrasi cenderung menutupi masalah internal daripada menyelesaikannya secara adil. Seharusnya, fokus utama adalah pada evaluasi institusi, menindak tegas penyalahgunaan fasilitas negara, dan memastikan keadilan bagi kedua belah pihak. Kalau aparatur yang mencoba memperbaiki sistem malah dihukum, akan sulit publik bisa percaya pada lembaga negara.

MKU Pancasila TI A -> Tanggapan Artikel 1

by G Mebat Elsaday Parhusip -
Nama : G Mebat Elsaday Parhusip
NPM : 2415061028
Kelas : PSTI-B

Menurut saya poin utamanya adalah menekankan pentingnya pemahaman Pancasila sebagai sistem etika dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, terutama di era pasca-kebenaran. Dalam konteks ini, tantangan terbesar yang dihadapi adalah kemajuan teknologi yang memungkinkan penyebaran informasi tidak valid (hoax), disinformasi, serta ujaran kebencian yang dapat mengancam nilai-nilai Pancasila.
Permasalahan Utama:
1. Ketidakmampuan Memaknai Pancasila Secara Praktis:
Banyak warga negara, termasuk generasi muda, yang hanya memahami Pancasila sebagai konsep tanpa implementasi nyata dalam kehidupan sehari-hari.
2. Era Pasca-Kebenaran:
Penyebaran berita bohong dan kampanye hitam yang dipermudah oleh teknologi dan media sosial sering kali memancing emosi publik daripada mengedepankan fakta.
3. Lemahnya Literasi Media:
Kurangnya pendidikan literasi media mengakibatkan masyarakat rentan terhadap manipulasi informasi.
4. Kurangnya Etika Politik:
Pragmatisme dalam politik, seperti money politics dan kampanye destruktif, menunjukkan lemahnya implementasi etika yang berlandaskan Pancasila.

Hasil Penelitian yang Relevan:
1. Dinamika Politik Era Pasca-Kebenaran:
Menurut penelitian yang diunggah, fenomena pasca-kebenaran memengaruhi pola pikir masyarakat yang lebih dipengaruhi oleh emosi daripada fakta objektif. Ini mengancam keutuhan persatuan dan integritas bangsa jika tidak diantisipasi dengan pendidikan literasi media dan penguatan nilai-nilai Pancasila(31923-76542-1-PB).
2. Literasi Media sebagai Solusi:
Pendidikan literasi media menjadi penting untuk mencegah penyebaran hoax dan ujaran kebencian. Generasi muda harus dididik untuk berpikir kritis terhadap informasi yang mereka konsumsi. Langkah ini diibaratkan sebagai "vaksin" untuk melindungi mereka dari dampak buruk era pasca-kebenaran(31923-76542-1-PB).
3. Implementasi Pancasila dalam Politik:
Penelitian menunjukkan bahwa penerapan Pancasila sebagai etika politik dapat memperbaiki kualitas demokrasi dan mengurangi konflik sosial. Hal ini membutuhkan komitmen dari para pemimpin politik untuk mengedepankan kejujuran, integritas, dan akuntabilitas(31923-76542-1-PB).
Saran Penyelesaian:
1. Penguatan Pendidikan Moral dan Literasi Media:
Pendidikan formal dan nonformal harus memasukkan literasi media sebagai mata pelajaran/mata kuliah agar generasi muda mampu menyaring informasi yang mereka terima.
2. Pengawasan dan Penegakan Hukum:
Penegakan hukum yang tegas terhadap pelanggaran seperti penyebaran hoax dan money politics sangat diperlukan untuk membangun kepercayaan publik terhadap pemerintah.
3. Peningkatan Kesadaran Nilai Pancasila:
Kampanye dan sosialisasi nilai-nilai Pancasila perlu digiatkan, khususnya melalui media sosial dan komunitas masyarakat, agar generasi muda menjadikan Pancasila sebagai pedoman moral dan etika.
4. Sinergi Pemerintah dan Masyarakat:
Kerja sama antara pemerintah, masyarakat, dan komunitas anti-hoax dalam menghadapi tantangan era pasca-kebenaran harus diperkuat untuk menciptakan iklim demokrasi yang sehat.

Tantangan era pasca-kebenaran membutuhkan perhatian serius untuk memastikan bahwa nilai-nilai Pancasila tetap relevan dan menjadi pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Nama : G Mebat Elsaday Parhusip
NPM : 2415061028
Kelas : PSTI-B

Setelah menyimak materi yang disampaikan, saya memahami bahwa Pancasila sebagai sistem etika memiliki peran penting dalam memberikan panduan moral bagi masyarakat Indonesia, khususnya mahasiswa. Dalam konteks mahasiswa, pemahaman terhadap Pancasila sebagai sistem etika membantu membentuk moralitas yang mampu mendorong pengambilan keputusan yang berlandaskan nilai-nilai kebaikan, keadilan, dan kemanusiaan. Hal ini sejalan dengan harapan agar mahasiswa dapat menjadi generasi yang berpikir kritis, memiliki integritas moral, dan berperilaku baik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Masalah yang Diungkapkan dalam Materi
1. Ketidakmampuan Memaknai Pancasila secara Praktis
Banyak warga negara, termasuk mahasiswa, yang memahami Pancasila sebatas jargon atau formalitas, tanpa mengaktualisasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
2. Perubahan Sosial dan Budaya yang Negatif
Pergaulan bebas, penggunaan obat-obatan terlarang, dan kenakalan remaja menjadi tantangan besar yang berpotensi merusak nilai-nilai Pancasila.
3. Lunturnya Wibawa Pemerintah
Ketidakpercayaan masyarakat terhadap pemerintah berakibat pada apatisme terhadap kebijakan yang dirancang.
4. Dampak Ekonomi Liberal dan Kapitalisme
Ketimpangan ekonomi menciptakan keresahan sosial yang memicu kejahatan dan kriminalitas.
5. Penyimpangan Teknologi
Pemanfaatan teknologi untuk hal-hal negatif, seperti penipuan, peretasan, dan ujaran kebencian di media sosial.

Penyelesaian yang Dapat Dilakukan
1. Peningkatan Pemahaman Pancasila
Mahasiswa harus diajak untuk memahami Pancasila secara mendalam melalui diskusi, seminar, atau praktik langsung dalam aktivitas kampus. Penguatan pendidikan karakter berbasis Pancasila juga diperlukan untuk membentuk moralitas generasi muda.
2. Peningkatan Kesadaran Nilai Sosial dan Budaya
Kampanye dan program yang mempromosikan gaya hidup positif, seperti olahraga, seni, dan kegiatan sosial, dapat membantu generasi muda menjauh dari pengaruh negatif.
3. Pemulihan Kepercayaan terhadap Pemerintah
Pemerintah perlu menunjukkan transparansi dan integritas dalam setiap kebijakannya agar mampu mendapatkan kembali kepercayaan masyarakat.
4. Penegakan Hukum yang Tegas dan Adil
Reformasi hukum yang menekankan pada penegakan keadilan tanpa pandang bulu sangat penting untuk mengurangi perilaku koruptif dan ketimpangan hukum.
5. Pemanfaatan Teknologi secara Positif
Literasi digital harus ditingkatkan agar masyarakat dapat memanfaatkan teknologi untuk hal-hal produktif dan mencegah penyalahgunaannya.

Dengan langkah-langkah tersebut, nilai-nilai Pancasila dapat terus dijadikan tuntunan dalam membentuk tatanan kehidupan masyarakat Indonesia yang lebih tertib, aman, dan sejahtera.

MKU Pancasila TI A -> Tanggapan Artikel 1

by G Mebat Elsaday Parhusip -
Nama : G Mebat Elsaday Parhusip
NPM : 2415061028

Menurut saya materi ini menekankan pentingnya keterkaitan antara ilmu pendidikan dan praksis pendidikan. Ilmu pendidikan menyediakan landasan konseptual dan filosofis yang diperlukan untuk praksis pendidikan yang efektif. Jika ilmu pendidikan diabaikan, akan terjadi kebingungan dalam praktiknya. Pancasila, sebagai filsafat bangsa, memiliki peran penting sebagai fondasi nilai yang kokoh bagi pendidikan di IndonesiamPermasalahan utama yang dihadapi adalah tantangan kompleks dalam mengembangkan ilmu pendidikan, terutama terkait perubahan sosial, politik, dan budaya. Tanpa landasan nilai ideologis seperti Pancasila, sistem pendidikan dapat kehilangan arah dalam membentuk individu yang berintegritas, bermoral, dan memiliki wawasan kebangsaan.Pancasila diharapkan menjadi dasar yang mampu membentuk manusia Indonesia yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki kualitas moral dan sosial yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Pendidikan tidak hanya menyampaikan pengetahuan, tetapi juga menanamkan nilai-nilai Pancasila untuk menjaga integritas bangsa. Tantangan utamanya adalah mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila dalam setiap aspek pendidikan agar praksis pendidikan berkualitas dan relevan.

MKU Pancasila TI A -> Forum Diskusi

by G Mebat Elsaday Parhusip -
Nama : G Mebat Elsaday Parhusip
NPM : 2415061028
Pancasila dikaitkan dengan filsafat karena menjadi landasan bangsa Indonesia dan falsafah hidupnya.Sebagai sebuah filsafat, Pancasila mengandung nilai-nilai fundamental yang menjadi pedoman dalam memahami realitas, kemanusiaan, dan kehidupan berbangsa.Nilai-nilai tersebut, seperti ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, demokrasi, dan keadilan, menjadi kerangka pemikiran yang menentukan sikap, tindakan, dan tujuan hidup berbangsa.Dalam filsafat, Pancasila memberikan pandangan hidup menyeluruh yang mencakup aspek moral, sosial, politik, dan budaya.Pancasila sebagai pedoman hidup menjadi pedoman bagaimana masyarakat Indonesia menghadapi berbagai tantangan dan perubahan dengan tetap berpegang pada prinsip-prinsip dasar tersebut.