Posts made by Fakhry Ramadhan Subur

Kemajuan Teknologi dan Relevansi Pancasila dalam Pengembangannya
Perkembangan teknologi saat ini sangat cepat, menghasilkan berbagai inovasi yang mendukung kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Dampak positif dari kemajuan ini bagi suatu negara termasuk mempercepat proses pembangunan, memperluas pengetahuan, dan meningkatkan kecerdasan masyarakat. Dalam hal ini, Pancasila menjadi dasar yang sangat penting untuk dijadikan pedoman dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila memberikan arah etis dan moral, agar perkembangan IPTEK tetap selaras dengan kepentingan kemanusiaan, kebangsaan, dan keadilan sosial.

Peran Sila-Sila Pancasila dalam Pengembangan IPTEK
Ketuhanan Yang Maha Esa
Pengembangan IPTEK harus menghormati nilai-nilai spiritual dan moral serta mengikuti etika dalam riset dan inovasi. Teknologi yang diciptakan harus memperhatikan dampaknya terhadap kemanusiaan dan lingkungan.

Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Ilmu pengetahuan dan teknologi harus diarahkan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia, dengan fokus pada kesejahteraan masyarakat. Temuan dan inovasi harus memberikan manfaat yang adil dan merata bagi seluruh lapisan masyarakat tanpa membedakan perbedaan.

Persatuan Indonesia
Perkembangan IPTEK harus memperkuat persatuan bangsa, menghindari diskriminasi, dan mendorong kolaborasi antar daerah. Teknologi harus menjadi sarana pemersatu, bukan pemecah belah.

Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan
Proses pengambilan keputusan dalam pengembangan IPTEK harus melibatkan partisipasi aktif dari masyarakat dan pemangku kepentingan. Pendekatan yang demokratis ini memastikan bahwa pengembangan teknologi memberikan manfaat yang inklusif.

Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
IPTEK harus diarahkan untuk mengurangi kesenjangan sosial dengan meningkatkan aksesibilitas terhadap teknologi bagi semua lapisan masyarakat, termasuk mereka yang kurang mampu.

B. Harapan untuk Model Pemimpin, Warga Negara, dan Ilmuwan Pancasilais
Saya berharap pemimpin Indonesia yang Pancasilais adalah mereka yang dapat mengutamakan nilai-nilai kebersamaan, keadilan, dan kemanusiaan dalam setiap tindakan dan keputusan yang diambil. Pemimpin yang bijaksana, berpandangan jauh ke depan, serta transparan, yang selalu mendengarkan aspirasi rakyat dan mengutamakan keadilan sosial.
Fakhry Ramadhan Subur
2415061113
PSTI C
A. Berita ini menunjukkan betapa seriusnya dampak dari hoaks, terutama saat berita tersebut menyebar dengan cepat melalui media sosial. Hal ini menekankan pentingnya literasi digital bagi masyarakat. Sebagai individu, saya akan mencegah penyebaran hoaks dengan selalu memverifikasi informasi melalui sumber yang terpercaya sebelum membagikannya. Selain itu, saya juga akan mengedukasi orang-orang di sekitar saya mengenai cara mengenali hoaks dan pentingnya bersikap skeptis terhadap berita yang terdengar sensasional namun tidak didukung oleh bukti yang jelas.

B. Perkembangan IPTEK yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila bisa menyebabkan polarisasi, hilangnya identitas budaya, serta menurunnya etika dalam masyarakat. Sebagai solusi, saya menyarankan pendekatan yang menggabungkan inovasi teknologi dengan pemahaman tentang nilai-nilai Pancasila. Pemerintah dan pengembang teknologi perlu memastikan bahwa aplikasi atau platform digital memiliki kebijakan yang mendukung toleransi, keadilan, dan solidaritas, contohnya melalui pengaturan moderasi konten dan fitur edukasi pada media sosial.

C. Konsumerisme teknologi telah membuat Indonesia terlalu tergantung pada produk luar negeri. Sebagai mahasiswa Teknik Informatika, saya bisa berkontribusi dengan mengembangkan aplikasi atau teknologi sederhana yang bermanfaat bagi masyarakat, seperti aplikasi lokal untuk pendidikan atau usaha kecil. Selain itu, saya akan mendorong kerja sama dengan perusahaan lokal untuk menciptakan produk yang kompetitif, sehingga Indonesia tidak perlu bergantung terlalu banyak pada impor teknologi dari luar negeri. Tujuannya adalah untuk mendukung kemandirian teknologi di Indonesia.
Fakhry Ramadhan Subur
2415061113
PSTI C

Video yang membahas penyerahan Jepang kepada Sekutu pada 15 Agustus 1945 dan dampaknya terhadap kemerdekaan Indonesia memberikan gambaran penting tentang bagaimana peristiwa tersebut menjadi titik balik bagi bangsa Indonesia. Pada 6 dan 9 Agustus 1945, bom atom dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki, mengakhiri Perang Dunia II di Pasifik dan menewaskan ratusan ribu orang. Kekalahan Jepang menciptakan kekosongan kekuasaan yang dimanfaatkan oleh para pemimpin Indonesia untuk memproklamirkan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945. Pemboman ini menunjukkan dampak perang yang menghancurkan, termasuk bagi masyarakat sipil yang menjadi korban. Proklamasi kemerdekaan Indonesia pun menjadi langkah menuju keadilan sosial, memastikan perlindungan hak-hak dasar manusia. Kekalahan Jepang juga mendorong persatuan bangsa untuk mencapai kemerdekaan, yang tercermin dalam semangat kerjasama berbagai kelompok dan individu. Proklamasi ini bukan sekadar keputusan politik, melainkan hasil musyawarah yang mencerminkan prinsip demokrasi. Dengan kemerdekaan, para pendiri bangsa berkomitmen menciptakan masyarakat yang sejahtera dan adil, menjunjung tinggi hak asasi manusia. Momen ini menunjukkan bagaimana nilai-nilai tersebut terwujud dalam perjuangan rakyat Indonesia untuk kebebasan, dengan proklamasi sebagai pernyataan moral tentang keadilan sosial yang harus dijunjung setiap warga negara.
Fakhry Ramadhan Subur
2415061113
PSTI C

Pencemaran limbah pabrik di Sungai Pekalongan telah menjadi masalah besar yang mengancam ekosistem dan kesehatan masyarakat sekitar. Limbah cair dan padat yang dibuang oleh industri sering mengandung zat berbahaya seperti logam berat dan bahan kimia beracun, yang merusak kualitas air, menurunkan kadar oksigen, dan membahayakan kehidupan biota sungai. Dampak pencemaran ini juga dirasakan langsung oleh warga yang bergantung pada sungai untuk kebutuhan sehari-hari, seperti air bersih, pertanian, dan perikanan.

Di Desa Pegaden Tengah, Kabupaten Pekalongan, warga melakukan aksi protes dengan menutup saluran pembuangan limbah dari pabrik pakaian. Mereka memprotes bau tak sedap dan kerusakan air yang disebabkan oleh pembuangan limbah yang tidak diolah dengan baik. Warga menuntut agar pihak berwenang menutup pabrik-pabrik yang tidak memiliki fasilitas pengolahan limbah yang memadai. Pemilik pabrik mengaku tidak memahami cara mengelola limbah dengan benar, namun kelalaian ini tidak dapat dibiarkan begitu saja.

Aksi ini menggambarkan lemahnya penegakan hukum dan kurangnya kesadaran industri terhadap pentingnya menjaga lingkungan. Banyak regulasi pengelolaan limbah yang sering diabaikan, sehingga memperburuk kerusakan ekosistem. Oleh karena itu, tindakan tegas dari pemerintah sangat diperlukan untuk memastikan bahwa setiap pabrik memiliki teknologi ramah lingkungan. Selain itu, perlu adanya peningkatan edukasi bagi pelaku industri mengenai pengelolaan limbah yang baik dan benar.

Sebagai mahasiswa, kita perlu mendukung upaya perlindungan lingkungan dengan mengawasi penerapan regulasi dan meningkatkan kesadaran masyarakat. Langkah-langkah konkret sangat dibutuhkan untuk menjaga kelestarian Sungai Pekalongan, mendukung keberlanjutan ekosistem, dan memastikan kesejahteraan masyarakat.
Pancasila sebagai Landasan Nilai dalam Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Sebagai dasar negara dan ideologi bangsa, Pancasila berakar kuat pada nilai-nilai budaya dan religius Indonesia. Selain menjadi pedoman moral dan kerangka berpikir, Pancasila juga berfungsi sebagai norma hukum yang mengatur berbagai aspek kehidupan, termasuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek). Dengan landasan ini, pengembangan Iptek diarahkan agar tetap selaras dengan nilai-nilai bangsa, sekaligus menghindari dampak negatif seperti sekularisme dan dehumanisasi.

Pancasila sebagai Pedoman Nilai dalam Pengembangan Iptek
Pancasila mencakup tiga jenis nilai utama:

Nilai Dasar: Prinsip universal yang menjadi fondasi moral.
Nilai Instrumental: Implementasi prinsip dasar melalui kebijakan dan regulasi.
Nilai Praktis: Penerapan nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam konteks Iptek, ketiga nilai ini menjadi acuan agar pengembangan tetap terintegrasi dengan budaya, identitas, dan ideologi bangsa Indonesia.

Pancasila sebagai Sumber Nilai dan Moral
Setiap sila dalam Pancasila memberikan panduan etis dalam pengembangan Iptek:

Ketuhanan Yang Maha Esa: Menyeimbangkan akal, emosi, dan spiritualitas dalam inovasi.
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab: Memprioritaskan kesejahteraan manusia dalam setiap pencapaian Iptek.
Persatuan Indonesia: Menguatkan solidaritas nasional melalui penerapan Iptek.
Kerakyatan: Mendorong demokrasi dan musyawarah dalam pengambilan keputusan di bidang Iptek.
Keadilan Sosial: Memastikan kesetaraan akses terhadap manfaat Iptek bagi seluruh masyarakat.
Landasan Historis, Sosiologis, dan Politik
Sejak kemerdekaan, Pancasila telah menjadi pedoman utama dalam kehidupan berbangsa, termasuk dalam pengembangan Iptek. Tujuan ini sejalan dengan amanat Pembukaan UUD 1945 untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Pada era 1980-an, pentingnya orientasi Pancasila dalam pengembangan Iptek, khususnya di perguruan tinggi, semakin ditekankan untuk menjawab tantangan globalisasi yang berpotensi menggerus nilai-nilai nasional.

Prinsip Pengembangan Iptek Berbasis Pancasila
Pengembangan Iptek di Indonesia harus:

Selalu berpedoman pada nilai-nilai Pancasila.
Menjadikan Pancasila sebagai faktor internal dalam proses inovasi.
Mematuhi prinsip normatif yang menjaga identitas dan budaya bangsa.
Dengan orientasi tersebut, Pancasila memastikan bahwa pengembangan Iptek dilakukan secara etis, memberikan manfaat nyata bagi masyarakat, serta mendukung kemajuan bangsa dan negara.