Posts made by Hafidz Azka Rikzi

Nama : Hafidz Azka Rikzi
NPM : 2415061051
Kelas : PSTI C
Hasil Analisis Jurnal

Jurnal *Penelitian Politik* karya R. Siti Zuhro merupakan analisis kritis terhadap dinamika demokrasi Indonesia dalam penyelenggaraan Pemilu Presiden 2019. Meskipun pemilu tersebut menjadi tonggak penting dalam sejarah demokrasi, jurnal ini menilai pelaksanaannya belum mencerminkan demokrasi yang substantif karena masih berfokus pada aspek prosedural semata. Hal ini tercermin dari rendahnya partisipasi publik, lemahnya institusi partai politik, dan kurangnya akuntabilitas pemerintah.

Salah satu sorotan utama jurnal ini adalah politisasi identitas dan agama dalam kampanye yang memicu polarisasi dan menurunkan tingkat toleransi sosial. Selain itu, lemahnya kaderisasi partai politik juga menjadi perhatian, ditandai dengan maraknya caleg dari kalangan selebritas tanpa latar belakang politik yang memadai.

Jurnal ini juga mengkritik ketidaknetralan birokrasi, khususnya keterlibatan ASN dalam politik praktis, yang turut merusak kepercayaan masyarakat terhadap integritas pemilu. Kerusuhan pasca pemilu menjadi cerminan dari lemahnya kepercayaan publik terhadap proses demokrasi.

Sebagai kesimpulan, penulis menekankan bahwa konsolidasi demokrasi di Indonesia masih menghadapi tantangan serius. Untuk memperkuat demokrasi substantif, diperlukan kolaborasi erat antara partai politik, birokrasi, masyarakat sipil, penyelenggara pemilu, dan media. Demokrasi sejati tidak hanya diukur dari keberlangsungan proses elektoral, tetapi juga dari kemampuannya menjamin keadilan, membangun kepercayaan, dan mengakomodasi keberagaman secara setara.
Nama : Hafidz Azka Rikzi
NPM : 2415061051
Kelas : PSTI C
Hasil Analisis Video

Video yang dianalisis membahas dinamika dalam sistem demokrasi yang sering kali dianggap penuh "kegaduhan" akibat kebebasan berpendapat dan beragamnya sudut pandang. Namun, kebisingan ini bukanlah hal negatif, melainkan bagian alami dari proses demokratis, selama tetap berada dalam koridor hukum dan aturan yang berlaku.

Video tersebut menekankan pentingnya ruang bagi perbedaan suara, kritik terbuka, dan diskusi yang dinamis sebagai bentuk nyata dari kebebasan berekspresi. Demokrasi menjamin hak setiap individu dan kelompok untuk menyampaikan pendapatnya secara terbuka, asalkan dilakukan secara tertib dan tidak melanggar hukum. Keributan dalam demokrasi tidak boleh dijadikan pembenaran atas tindakan anarkis atau kekerasan.

Selain itu, video ini juga mengangkat keprihatinan terhadap penurunan kualitas demokrasi di Indonesia dan beberapa negara lain. Hal ini menunjukkan bahwa demokrasi adalah sistem yang rapuh dan membutuhkan komitmen serta upaya terus-menerus untuk dijaga dan diperbaiki.

Secara keseluruhan, video ini menegaskan bahwa kebisingan dalam demokrasi adalah cerminan kebebasan politik yang sah, selama disertai tanggung jawab dan kesadaran hukum. Demokrasi yang sehat justru tumbuh dari perbedaan pendapat yang dikelola dalam bingkai etika dan hukum.
Nama : Hafidz Azka Rikzi
Npm : 2415061051
Kelas : PSTI-C

Berita ini menggambarkan rangkaian peristiwa sejarah yang berujung pada proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Peristiwa ini tidak lepas dari dinamika global yang terjadi selama Perang Dunia II, serta kecerdikan para pemimpin Indonesia dalam memanfaatkan peluang yang muncul di tengah kekosongan kekuasaan.

1. Latar Belakang Peristiwa
Agresi Jepang dalam Perang Dunia II
Pada 7 Desember 1941, Jepang melancarkan serangan mendadak terhadap pangkalan militer Amerika Serikat di Pearl Harbor, yang memicu perang besar antara Blok Sekutu (yang terdiri dari AS, Inggris, Hindia Belanda, dan lainnya) melawan Blok Poros (yang mencakup Jepang, Jerman, dan Italia).
Setelah serangan ini, Jepang dengan cepat merebut berbagai wilayah di Asia Tenggara, termasuk Indonesia yang saat itu masih menjadi koloni Belanda. Namun, keberhasilan Jepang hanya bersifat sementara. Kekalahan besar Jepang dimulai setelah dua serangan bom atom menghancurkan Hiroshima pada 6 Agustus 1945 dan Nagasaki pada 9 Agustus 1945, mengakibatkan kehancuran masif serta jatuhnya moral perang mereka. Pada 15 Agustus 1945, Jepang akhirnya menyerah tanpa syarat kepada Sekutu, mengakhiri Perang Dunia II di kawasan Pasifik.

2. Implikasi Bagi Indonesia
Kekosongan Kekuasaan (Status Quo):
Penyerahan Jepang menciptakan kekosongan kekuasaan di wilayah Indonesia. Jepang yang telah menyerah tidak lagi memiliki otoritas untuk mengendalikan wilayah, sementara Belanda, yang sebelumnya menjajah Indonesia, belum siap untuk kembali mengambil alih pemerintahan. Kekosongan ini memberikan peluang emas bagi bangsa Indonesia untuk merebut kendali tanpa menghadapi perlawanan militer yang berarti.

Proklamasi Kemerdekaan:
Dalam situasi ini, Soekarno dan Mohammad Hatta dengan bijak memanfaatkan momentum. Pada 17 Agustus 1945, hanya dua hari setelah Jepang menyerah, mereka memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Peristiwa monumental ini menandai lahirnya Republik Indonesia sebagai negara berdaulat.

3. Dampak dan Signifikansi
Bagi Dunia:
Penyerahan Jepang menandai berakhirnya Perang Dunia II di kawasan Pasifik, membuka jalan bagi proses rekonstruksi global. Selain itu, penggunaan bom atom oleh Amerika Serikat menjadi tonggak sejarah baru dalam teknologi militer, menandai era perang modern dengan senjata pemusnah massal. Peristiwa ini juga memicu diskusi global tentang dampak etis, kemanusiaan, dan strategis dari penggunaan senjata nuklir.

Bagi Indonesia:
Momentum kekalahan Jepang dimanfaatkan dengan sangat strategis oleh para pemimpin bangsa untuk memproklamasikan kemerdekaan. Dengan kondisi kekosongan kekuasaan (status quo), Indonesia berhasil menghindari konflik besar dengan penjajah, sehingga transisi menuju kemerdekaan dapat dilakukan dengan lebih lancar.
Proklamasi kemerdekaan menjadi awal dari perjuangan bangsa Indonesia untuk mengukuhkan kedaulatan dan mewujudkan cita-cita sebagai negara yang merdeka dan berdaulat.

Penyerahan Jepang pada 15 Agustus 1945 merupakan momen penting dalam sejarah dunia dan Indonesia. Secara global, peristiwa ini mengakhiri konflik besar di kawasan Pasifik, sementara bagi Indonesia, momen tersebut membuka jalan menuju kemerdekaan. Keberhasilan para pemimpin Indonesia dalam memanfaatkan situasi geopolitik yang kompleks menunjukkan pentingnya kemampuan membaca peluang dan bertindak cepat di tengah dinamika global. Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 tidak hanya menjadi tonggak sejarah bangsa, tetapi juga simbol perjuangan untuk merebut masa depan yang lebih baik.
Nama : Hafidz Azka Rikzi
Kelas : PSTI-C
NPM : 2415061051

video ini berisi tentang aksi protes dilakukan oleh ratusan warga Desa Pegaden Tengah, Kabupaten Pekalongan, terhadap enam pabrik pakaian yang diduga membuang limbah industri ke sungai, menyebabkan bau tidak sedap dan pencemaran air yang membahayakan kesehatan. Warga menutup saluran pembuangan limbah sebagai bentuk desakan agar pabrik bertanggung jawab atas pengelolaan limbah dan pemerintah segera menindak pabrik-pabrik yang tidak mematuhi standar lingkungan.

Pemilik pabrik mengakui kurangnya pengetahuan tentang pengelolaan limbah, tetapi belum memberikan solusi konkret. Warga mengancam melanjutkan protes jika tidak ada tindakan tegas, termasuk penutupan pabrik tanpa fasilitas pengolahan limbah. Peristiwa ini mencerminkan meningkatnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan limbah dan perlunya regulasi serta pengawasan yang lebih ketat oleh pemerintah untuk mencegah dampak buruk terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat.