Posts made by Putri Hepti Amelia

NAMA: PUTRI HEPTI AMELIA
NPM: 2415061005
KELAS: PSTI D

ANALISI JURNAL
Jurnal ini fokus pada analisis tantangan konsolidasi demokrasi di Indonesia, khususnya melalui lensa Pemilu Presiden (Pilpres) 2019.
1. Poin-Poin Penting:
-Kurangnya Pilar Demokrasi yang Efektif: Penulis berpendapat bahwa pilar-pilar demokrasi di Indonesia belum cukup kuat untuk mendukung konsolidasi demokrasi yang
sehat.
-Polarisasi Politik dan Pembelahan Sosial: Pilpres 2019 ditandai dengan polarisasi politik yang tajam antara pendukung kedua kandidat, yang berakhir pada pembelahan
sosial yang signifikan.
-Masalah Suksesi Kepemimpinan dan Kepercayaan Publik: Hasil Pilpres 2019, khususnya penolakan hasil oleh salah satu kandidat, menunjukkan adanya masalah dalam
suksesi kepemimpinan yang baik dan tidak memberikan kepercayaan publik terhadap proses pemilu.
-Peran Mahkamah Konstitusi (MK): Penulis menyoroti peran penting MK sebagai penentu akhir hasil Pilpres 2019, yang mengindikasikan bahwa proses pemilu belum
sepenuhnya selesai di tingkat KPU.
-Politisasi Identitas: meskipun dalam abstrak tidak secara langsung dituliskan, namun dari penjabaran pendahuluan, terlihat bahwa penulis juga menyinggung mengenai
politisasi identitas.

2. Kekuatan Jurnal:
-Relevansi topik: Jurnal ini membahas isu-isu yang sangat relevan dan penting dalam konteks demokrasi Indonesia.
-Analisis yang kritis: Penulis memberikan analisis yang kritis terhadap proses Pilpres 2019 dan dampaknya terhadap demokrasi Indonesia.
-Penggunaan bahasa yang jelas: abstrak dan pendahuluan ditulis dengan bahasa yang mudah dipahami.

3. Kekurangan Jurnal:
-Kurangnya Pendalaman Analisis: Meskipun kritis, analisis dalam jurnal ini terasa belum mendalam. Penulis menyatakan adanya masalah pada pilar-pilar demokrasi,
tetapi tidak secara spesifik menguraikan pilar mana saja yang dimaksud dan mengapa dianggap belum efektif.
-Minimnya Bukti Empiris: Jurnal ini cenderung bersifat argumentatif dan kurang didukung oleh data empiris yang kuat. Penyertaan data seperti hasil survei, media
analisis, atau data statistik terkait polarisasi dan kepercayaan publik akan memperkuat validitas argumen.
-Tidak Ada Pembahasan Solusi/Rekomendasi: Jurnal ini lebih fokus pada mengungkap masalah daripada menawarkan solusi atau rekomendasi konkret untuk mengatasi
tantangan konsolidasi demokrasi di Indonesia.
-Potensi Kurang Kontekstual: Sebagai tulisan yang diterima dan direvisi dalam waktu yang relatif singkat setelah Pilpres 2019, ada potensi analisis bahwanya belum
sepenuhnya mempertimbangkan perkembangan politik dan sosial jangka panjang setelah pemilu.
-Tidak Ada Kerangka Teoretis yang Jelas: Jurnal ini tidak eksplisit menyebutkan kerangka teoritis ilmu politik yang digunakan untuk menganalisis demokrasi dan pemilu.
Penggunaan kerangka teori yang relevan dapat memperkaya analisis dan memberikan landasan yang lebih kuat.

4. Potensi Pengembangan:
-Pendalaman Analisis: Jurnal ini dapat diperkaya dengan analisis yang lebih mendalam mengenai faktor-faktor yang menyebabkan kurang efektifnya pilar-pilar demokrasi
di Indonesia.
-Pendukung Data: Akan lebih baik jika jurnal ini didukung oleh data empiris yang lebih kuat, seperti hasil survei atau analisis statistik, untuk memperkuat argumentasi yang
disampaikan.

5. Kesimpulan:
Jurnal “DEMOKRASI DAN PEMILU PRESIDEN 2019” memberikan gambaran yang jelas mengenai tantangan yang dihadapi demokrasi Indonesia dalam konteks Pilpres 2019.
Jurnal ini merupakan kontribusi yang berharga dalam memahami dinamika politik Indonesia dan pentingnya konsolidasi demokrasi yang kuat.
Secara keseluruhan, jurnal ini memberikan wawasan yang berharga mengenai kondisi demokrasi di Indonesia.
Nama: Putri Hepti Amelia
NPM: 2415061005
Kelas: PSTI-D

Analisis video ini yaitu, Berita ini menggambarkan rentetan peristiwa sejarah yang berujung pada proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.
1. Latar Belakang Peristiwa
Agresi Jepang di Perang Dunia II
Pada 7 Desember 1941, Jepang menyerang pangkalan militer AS di Pearl Harbor, memicu perang besar antara Blok Sekutu (AS, Inggris, Hindia Belanda, dan lainnya) melawan Blok Poros (Jepang, Jerman, Italia).
Jepang kemudian menduduki banyak wilayah Asia Tenggara, termasuk Indonesia, yang kala itu masih dijajah Belanda.
Puncak kekalahan Jepang ditandai oleh dua serangan bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima (6 Agustus 1945) dan Nagasaki (9 Agustus 1945), menyebabkan kehancuran besar dan jatuhnya moral perang Jepang.
Pada 15 Agustus 1945, Jepang secara resmi menyerah kepada Sekutu, yang menjadi akhir Perang Dunia II di wilayah Pasifik.

2. Implikasi bagi Indonesia
Kekosongan Kekuasaan (Status Quo):
Setelah Jepang menyerah, wilayah Indonesia yang sebelumnya diduduki Jepang mengalami kekosongan kekuasaan. Hal ini terjadi karena Belanda (Hindia Belanda) belum siap kembali mengontrol wilayah tersebut, sementara Jepang telah menyerah.
Kondisi ini memberikan peluang bagi bangsa Indonesia untuk mengambil alih kendali tanpa perlawanan militer dari pihak penjajah.

Proklamasi Kemerdekaan:
Pada 17 Agustus 1945, dua hari setelah Jepang menyerah, Soekarno dan Mohammad Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Peristiwa ini menandai awal berdirinya Republik Indonesia sebagai negara merdeka.

3. Dampak dan Signifikansi
Bagi Dunia:
Penyerahan Jepang mengakhiri Perang Dunia II di wilayah Pasifik, membawa periode rekonstruksi global.
Penggunaan bom atom menandai era baru perang modern dengan senjata pemusnah massal, memicu diskusi etis dan strategis tentang penggunaannya.

Bagi Indonesia:
Momentum kekalahan Jepang dimanfaatkan dengan cerdik oleh para pemimpin Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaan, tanpa harus melalui konflik besar dengan penjajah.
Status quo memberikan celah politik yang krusial dalam perjuangan menuju kemerdekaan.

Penyerahan Jepang pada 15 Agustus 1945 menjadi salah satu titik balik penting dalam sejarah dunia dan Indonesia. Bagi Indonesia, momen ini membuka jalan menuju kemerdekaan, membuktikan pentingnya kemampuan membaca situasi dan mengambil tindakan cepat dalam konteks geopolitik yang kompleks.
Nama: Putri Hepti Amelia
NPM: 2415061005
Kelas: PSTI-D

Analisis video: Berita tentang unjuk rasa di Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, menggambarkan adanya ketegangan antara warga dan pihak pabrik pembuatan pakaian terkait pencemaran lingkungan.

1. Masalah Utama
Pencemaran Lingkungan: Pabrik-pabrik pakaian membuang limbah langsung ke sungai tanpa melalui pengolahan. Hal ini mencemari air dan menyebabkan bau busuk, mengganggu kenyamanan serta kesehatan warga sekitar.
Ketidakpatuhan terhadap Regulasi: Pemilik pabrik mengaku tidak mengetahui cara pengolahan limbah, menunjukkan lemahnya pengawasan serta implementasi peraturan terkait lingkungan.

2. Respons Warga
Tindakan Langsung: Warga dari Desa Pegaden Tengah melakukan aksi dengan menutup saluran pembuangan limbah dari pabrik.
Tekanan terhadap Pemerintah: Warga mengancam akan menggelar unjuk rasa lebih besar jika pemerintah tidak menutup pabrik yang melanggar aturan.

3. Dampak Sosial dan Ekonomi
Dampak Lingkungan: Pencemaran sungai berdampak pada ekosistem air serta kualitas hidup masyarakat sekitar yang mengandalkan sungai untuk kebutuhan sehari-hari.
Dampak pada Industri: Penutupan pabrik dapat memengaruhi lapangan kerja bagi masyarakat, namun hal ini menjadi risiko karena pelanggaran lingkungan yang serius.

4. Upaya Penyelesaian
Peningkatan Kesadaran dan Pelatihan: Pemilik pabrik perlu diberikan edukasi terkait pengolahan limbah dan pentingnya keberlanjutan lingkungan.
Pengadaan Instalasi Pengolahan Limbah (IPAL): Pemerintah harus mewajibkan setiap pabrik memiliki IPAL yang sesuai standar.
Penegakan Hukum: Pemerintah daerah perlu memastikan pabrik mematuhi regulasi lingkungan, termasuk pemberian sanksi jika diperlukan.

Kejadian ini menjadi pengingat pentingnya kolaborasi antara masyarakat, pelaku industri, dan pemerintah untuk menjaga keseimbangan antara perkembangan ekonomi dan kelestarian lingkungan. Jika tidak segera diatasi, masalah ini berpotensi berkembang menjadi krisis sosial dan ekologi yang lebih besar.