གནས་བསྐྱོད་བཟོ་མི་ Suci Tri Wahyuni 2313031012

MPPE A2025 -> Diskusi

Suci Tri Wahyuni 2313031012 གིས-
Nama : Suci Tri Wahyuni
NPM : 2313031012

Menurut Mohammad Ali, penelitian adalah suatu cara untuk memahami sesuatu melalui penyelidikan atau usaha mencari bukti-bukti yang muncul sehubungan dengan masalah itu, yang dilakukan secara hati-hati sekali sehingga diperoleh pemecahannya.

Adapun tahapan penelitian sesuai dengan referensi yang telah saya baca jurnal yang ditulis oleh Hadi (2001), tahapan penelitian sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi Masalah
Yang dimaksud dengan mengidentifikasi masalah ialah peneliti melakukan tahap pertama dalam melakukan penelitian, yaitu merumuskan masalah yang akan diteliti. Tahap ini merupakan tahap yang paling penting dalam penelitian, karena semua jalannya penelitian akan dituntun oleh perumusan masalah. Tanpa perumusan masalah yang jelas, maka peneliti akan kehilangan arah dalam melakukan penelitian.
2. Membuat Hipotesa
Hipotesa merupakan jawaban sementara dari persoalan yang kita teliti. Perumusan hipotesa biasanya dibagai menjadi tiga tahapan: pertama, tentukan hipotesa penelitian yang didasari oleh asumsi penulis terhadap hubungan variabel yang sedang diteliti. Kedua, tentukan hipotesa operasional yang terdiri dari Hipotesa 0 (HO) dan Hipotesa 1 (H1). HO bersifat netral dan H1 bersifat tidak netral.
3. Studi Literature
Pada tahapan ini peneliti melakukan apa yang disebut dengan kajian pustaka, yaitu mempelajari buku-buku referensi dan hasil penelitian sejenis sebelumnya yang pernah dilakukan oleh orang lain. Tujuannya ialah untuk mendapatkan landasan teori mengenai masalah yang akan diteliti. Teori merupakan pijakan bagi peneliti untuk memahami persoalan yang diteliti dengan benar dan sesuai dengan kerangka berpikir ilmiah.
4. Mengidentifikasi dan Menamai Variabel
Melakukan identifikasi dan menamai variabel merupakan salah satu tahapan yang penting karena hanya dengan mengenal variabel yang sedang diteliti seorang peneliti dapat memahami hubungan dan makna. variabel-variabel yang sedang diteliti.
5. Membuat Definisi Operasional
Definisi operasional adalah definisi yang menjadikan variabel- variabel yang sedang diteliti menjadi bersifat operasional dalam. kaitannya dengan proses pengukuran variabel-variabel tersebut. Definisi operasional memungkinkan sebuah konsep yang bersifat abstrak dijadikan suatu yang operasional sehingga memudahkan peneliti dalam melakukan pengukuran.
6. Memanipulasi dan Mengontrol Variabel
Yang dimaksud dengan memanipulasi variabel ialah memberikan suatu perlakuan pada variabel bebas dengan tujuan peneliti dapat melihat efeknya bagi variabel tergantung atau variabel yang dipengaruhinya. Sedang yang dimaksud dengan mengontrol variabel ialah melakukan kontrol terhadap variabel tertentu dalam penelitian agar variabel tersebut tidak mengganggu hubungan antara variabel bebas dan variabel tergantung.
7. Menyusun Desain Penelitian
Apa yang dimaksud dengan menyusun desain penelitian? Desain penelitian khususnya dalam penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif merupakan alat dalam penelitian di mana seorang peneliti tergantung dalam menentukan berhasil atau tidaknya suatu penelitian yang sedang dilakukan. Desain penelitian bagaikan alat penuntun bagi peneliti dalam melakukan proses penentuan instrumen pengambilan data, penentuan sampel, koleksi data dan analisanya. Tanpa desain yang baik maka penelitian yang dilakukan akan tidak mempunyai validitas yang tinggi.
8. Mengidentifikasi dan Menyusun Alat Observasi dan Pengukuran
Yang dimaksud pada bagian ini ialah tahap di mana seorang peneliti harus melakukan identifikasi alat apa yang sesuai untuk mengambil data dalam hubungannya dengan tujuan penelitiannya. Pada penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif biasanya peneliti menggunakan kuesioner.
9. Membuat Kuesioner dan Jadwal Interview
Dalam penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif, kuesioner merupakan salah satu alat yang penting untuk pengambilan data; oleh karena itu, peneliti harus dapat membuat kuesioner dengan baik. Cara membuat kuesioner dapat dibagi dua, yaitu dari sisi format pertanyaan dan model jawaban. Di samping kuesioner, alat pengambilan data juga dapat dilakukan dengan interview, Cara-cara melakukan interview diatur secara sistematis agar dapat memperoleh informasi dan/atau data yang berkualitas dan sesuai dengan yang diinginkan oleh peneliti.
10. Melakukan Analisa Statistik
Salah satu ciri yang menonjol dalam penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif ialah adanya analisa statistik. Analisa statistik digunakan untuk membantu peneliti mengetahui makna hubungan antar variabel. Sampai saat ini, analisa statistik merupakan satu- satunya alat yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah untuk menghitung besarnya hubungan antar variabel, untuk memprediksi pengaruh variabel bebas terhadap variabel tergantung, untuk melihat besarnya persentase atau rata-rata besarnya suatu variabel yang kita ukur.
11. Menggunakan Komputer untuk Analisa Data
Dengan berkembangnya teknologi komputer yang semakin canggih dan dituntutnya melakukan penelitian secara lebih cepat serta kemungkinan besarnya jumlah data, maka seorang peneliti memerlukan bantuan komputer untuk melakukan analisa data. Banyak perangkat lunak yang telah dikembangkan untuk membantu peneliti dalam melakukan analisa data, baik yang bersifat pengolahan data maupun analisanya. Salah satu program yang popular ialah program SPSS.
12. Menulis Laporan Hasil Penelitian
Tahap terakhir dalam penelitian ialah membuat laporan mengenai hasil penelitian secara tertulis. Laporan secara tertulis perlu dibuat agar peneliti dapat mengkomunikasikan hasil penelitiannya kepada para pembaca atau penyandang dana.

Alasan perlunya penelitian karena pengetahuan, pemahaman dan kemampuan manusia sangat terbatas dibandingkan dengan lingkungannya yang begitu luas. Banyak halyang tidak diketahui, tidak dipahami, tidak jelas dan menimbulkan keraguan dan pertanyaan pada peneliti. Manusia memiliki dorongan untuk mengetahui apa saja.

MPPE A2025 -> Diskusi

Suci Tri Wahyuni 2313031012 གིས-
Nama: Suci Tri Wahyuni
Npm: 2313031012

Langkah-Langkah Penelitian

Penelitian merupakan suatu proses yang dilakukan secara sistematis untuk memecahkan permasalahan melalui pengumpulan dan analisis data. Setiap langkah penelitian saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Adapun langkah-langkah penelitian adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi Masalah Penelitian
Peneliti harus menentukan permasalahan atau topik yang layak diteliti. Masalah ini menjadi dasar dari keseluruhan penelitian.

2. Meninjau Literatur
Setelah masalah ditentukan, peneliti meninjau teori, buku, jurnal, maupun penelitian terdahulu yang relevan untuk memperkuat landasan penelitian.

3. Menentukan Tujuan Penelitian
Peneliti merumuskan tujuan, pertanyaan penelitian, atau hipotesis yang jelas agar arah penelitian lebih terarah.

4. Mengumpulkan Data
Data dikumpulkan dengan menggunakan metode yang sesuai, misalnya melalui observasi, wawancara, angket, atau dokumentasi.

5. Menganalisis dan Menginterpretasikan Data
Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan teknik yang sesuai. Hasil analisis diinterpretasikan untuk menjawab pertanyaan penelitian.

6. Melaporkan dan Mengevaluasi Penelitian
Hasil penelitian ditulis dalam bentuk laporan atau skripsi. Pada tahap ini juga dilakukan evaluasi terhadap proses penelitian, termasuk kelebihan, keterbatasan, dan saran untuk penelitian berikutnya.

MPPE A2025 -> CASE STUDY

Suci Tri Wahyuni 2313031012 གིས-
Nama : Suci Tri Wahyuni
Npm : 2313031012
Kelas : A

1. Analisis Pendekatan Penelitian yang Paling Sesuai

Pendekatan kuantitatif lebih sesuai untuk kasus ini karena:
Mahasiswa ingin mengetahui pengaruh penggunaan media digital interaktif terhadap motivasi belajar, sehingga membutuhkan data berupa angka yang dapat dianalisis secara statistik.
Kuantitatif memungkinkan penggunaan instrumen berupa angket/kuesioner untuk mengukur motivasi belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan media digital interaktif.
Hasilnya dapat digeneralisasi lebih luas pada populasi siswa yang menjadi sasaran.
Namun, jika mahasiswa juga ingin mendalami pengalaman siswa terkait media digital, pendekatan mixed methods (kuantitatif + kualitatif, misalnya wawancara) bisa dipertimbangkan.

2. Langkah-langkah/Prosedur Penelitian

Secara sistematis, prosedur penelitian dapat disusun sebagai berikut:
1. Identifikasi masalah
Permasalahan: rendahnya motivasi belajar siswa selama pembelajaran daring.
Solusi alternatif: penggunaan media digital interaktif.
2. Perumusan masalah dan tujuan penelitian
Rumusan masalah: Apakah penggunaan media digital interaktif berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa selama pembelajaran daring?
Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh media digital interaktif terhadap motivasi belajar siswa.
3. Kajian teori dan penyusunan hipotesis
• Mengkaji teori motivasi belajar (misalnya teori ARCS Keller, teori kebutuhan McClelland).
• Mengkaji teori pembelajaran daring dan media digital interaktif.
• Menyusun hipotesis, misalnya: "Terdapat pengaruh positif penggunaan media digital interaktif terhadap motivasi belajar siswa."
4. Pemilihan pendekatan dan desain penelitian
Pendekatan: kuantitatif.
Desain: eksperimen sederhana atau quasi-experimental (misalnya pretest-posttest control group design).
5. Penentuan populasi dan sampel penelitian
Populasi: seluruh siswa yang mengikuti pembelajaran daring di sekolah tertentu.
Sampel: ditentukan dengan teknik sampling, misalnya purposive sampling atau random sampling.
6. Penyusunan instrumen penelitian
Instrumen: angket motivasi belajar (skala Likert).
Indikator motivasi belajar diambil dari teori (perhatian, relevansi, percaya diri, kepuasan).
7. Uji coba instrumen (validitas dan reliabilitas)
Validitas isi: dikonsultasikan dengan dosen/ahli.
Validitas empiris: uji korelasi item-total.
Reliabilitas: uji Cronbach’s Alpha.
8. Pengumpulan data
• Melakukan pretest motivasi belajar sebelum penggunaan media digital interaktif.
• Menerapkan media digital interaktif dalam pembelajaran daring.
• Melakukan posttest motivasi belajar setelah perlakuan.
9. Analisis data
• Menggunakan uji statistik, misalnya uji t (untuk membandingkan rata-rata pretest dan posttest).
• Menarik kesimpulan berdasarkan hasil analisis.
10. Penyusunan laporan penelitian
Laporan terdiri atas bab pendahuluan, kajian pustaka, metode penelitian, hasil dan pembahasan, kesimpulan, serta daftar pustaka.

3. Potensi Masalah dalam Penelitian & Solusinya

• Masalah akses internet siswa tidak merata → Solusi: pilih sampel dari siswa dengan akses internet memadai atau sediakan rekaman pembelajaran.
• Siswa kurang antusias mengisi kuesioner → Solusi: buat instrumen singkat, jelas, menarik, dan bisa diisi melalui Google Form.
• Instrumen kurang valid → Solusi: lakukan uji coba instrumen terlebih dahulu pada kelompok kecil.
• Variasi latar belakang siswa memengaruhi motivasi → Solusi: gunakan kontrol variabel, misalnya menyamakan durasi pembelajaran, materi, dan guru.

4. Penyusunan dan Uji Validitas Instrumen Penelitian

Penyusunan instrumen:
• Menentukan indikator motivasi belajar (misalnya: perhatian, relevansi, kepercayaan diri, kepuasan).
• Membuat butir pernyataan dalam skala Likert (Sangat Setuju – Setuju – Ragu-ragu – Tidak Setuju – Sangat Tidak Setuju).
Contoh item: "Saya lebih bersemangat belajar saat pembelajaran daring menggunakan media digital interaktif."

Uji kevalidan instrumen:
1. Validitas isi (content validity): konsultasi dengan ahli (dosen pembimbing atau pakar pendidikan).
2. Validitas konstruk (construct validity): memastikan item sesuai teori motivasi belajar.
3. Validitas empiris (item analysis): menggunakan uji korelasi Pearson item-total.
4. Reliabilitas: diuji dengan Cronbach’s Alpha, dengan kriteria >0,7 dianggap reliabel.
Jadi, penelitian ini lebih tepat menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain eksperimen sederhana. Instrumen berupa angket motivasi belajar perlu diuji validitas dan reliabilitas sebelum digunakan.

MPPE A2025 -> Summary

Suci Tri Wahyuni 2313031012 གིས-
Nama : Suci Tri Wahyuni
NPM : 2313031012

Modul ini menekankan bahwa proses perumusan masalah adalah tahap penting dalam penelitian. Bahkan, ada anggapan bahwa setengah dari kegiatan penelitian adalah perumusan masalah itu sendiri. Tanpa adanya perumusan masalah yang jelas, penelitian akan menjadi tidak fokus dan tidak menghasilkan hasil yang berarti. Oleh karena itu, perumusan masalah tidak boleh dianggap remeh dan perlu dilakukan secara mendalam untuk menghindari kegagalan dalam penelitian. Modul ini juga mengaitkan pentingnya perumusan masalah dengan persiapan mahasiswa dalam menyusun tesis atau proposal penelitian.

Dalam pembahasan ini dirancang untuk memberikan kemampuan kepada mahasiswa dalam merumuskan permasalahan penelitian. Secara khusus, tujuan pembelajaran meliputi:
1. Menjabarkan inti permasalahan penelitian.
2. Menentukan ciri-ciri masalah penelitian yang baik.
3. Menemukan sumber-sumber masalah penelitian.
4. Menjelaskan tujuan penelitian.
5. Merumuskan masalah penelitian.
6. Menyusun judul penelitian yang tepat.
Dengan menguasai tujuan-tujuan ini, mahasiswa akan siap untuk menyusun proposal penelitian secara lebih sistematis dan logis.

Masalah penelitian merupakan kesenjangan atau persoalan yang muncul dari fenomena tertentu. Namun, tidak semua kesenjangan dapat dijadikan masalah penelitian. Ada beberapa kriteria yang perlu dipenuhi sebelum kesenjangan tersebut dapat diidentifikasi sebagai masalah penelitian. Masalah penelitian harus mencerminkan adanya kesenjangan antara harapan dengan kenyataan, serta memungkinkan untuk dikembangkan menjadi pertanyaan penelitian yang dapat dijawab melalui proses ilmiah. Penelitian dianggap penting ketika masalah yang dipilih relevan, esensial, dan bermanfaat bagi ilmu pengetahuan maupun praktik di lapangan.

Dalam penelitian, permasalahan penelitian dapat dikelompokkan ke dalam tiga jenis utama:
1. Problema Deskriptif
Menggambarkan status atau kondisi variabel tertentu tanpa membandingkan atau mencari hubungan antar variabel. Penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan fenomena yang sedang terjadi.
2. Problema Komparatif
Membandingkan dua atau lebih fenomena atau variabel. Peneliti mencoba menemukan persamaan atau perbedaan di antara variabel tersebut dan memaknai arti perbandingannya.
3. Problema Korelatif
Meneliti hubungan antara dua atau lebih variabel. Hubungan ini bisa berupa hubungan sejajar atau hubungan sebab-akibat. Masalah korelatif meneliti apakah satu variabel mempengaruhi variabel lainnya atau tidak.

Masalah penelitian dapat muncul dari berbagai sumber, salah satunya adalah pengalaman pribadi peneliti yang didapat dari kehidupan sehari-hari atau di tempat kerja. Selain itu, penelitian terdahulu sering kali memberikan rekomendasi untuk pengembangan penelitian lanjutan. Sumber kepustakaan seperti buku, jurnal, atau laporan penelitian juga membantu peneliti menemukan celah yang belum terjawab. Diskusi dalam forum ilmiah atau perbincangan dengan para pakar dapat membuka wawasan baru dalam merumuskan masalah penelitian. Pengamatan langsung di lapangan sering kali membawa peneliti pada masalah yang relevan untuk diteliti lebih lanjut. Perubahan paradigma, seperti kurikulum atau metode pembelajaran, serta fenomena baru di dunia pendidikan dapat menjadi sumber masalah penelitian. Fenomena sosial yang terjadi di masyarakat juga sering menjadi inspirasi untuk penelitian. Teori-teori yang ada pun bisa melahirkan deduksi yang menghasilkan masalah baru yang layak untuk diteliti lebih lanjut.

Masalah yang baik dalam penelitian memiliki beberapa ciri, di antaranya:
1. Kontribusi
Masalah yang diangkat harus memberikan kontribusi nyata pada pengembangan teori atau aplikasi praktis.
2. Orisinalitas
Masalah penelitian harus baru dan belum pernah diteliti sebelumnya.
3. Pernyataan yang Jelas
Masalah harus dinyatakan dengan jelas, baik dalam bentuk pertanyaan penelitian atau pernyataan interogatif.
4. Kelayakan
Masalah harus layak untuk diteliti, baik dari segi waktu, biaya, maupun sumber daya yang tersedia.
Perumusan masalah adalah proses merumuskan suatu kalimat yang jelas dan spesifik mengenai masalah yang telah diidentifikasi. Judul penelitian diambil dari masalah yang telah dirumuskan dan harus mencerminkan fokus penelitian. Judul yang baik adalah yang spesifik dan menunjukkan variabel yang akan diteliti.

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang harus diuji kebenarannya. Ada dua jenis hipotesis, yaitu hipotesis nol (Ho) yang menolak adanya pengaruh atau hubungan antara variabel, dan hipotesis alternatif (H1) yang mendukung adanya pengaruh atau hubungan. Hipotesis membantu menjaga penelitian tetap terarah dan fokus.
Modul ini menggarisbawahi pentingnya perumusan masalah dalam proses penelitian. Masalah penelitian menjadi fondasi yang kuat untuk mengarahkan penelitian, sehingga judul penelitian, tujuan, dan hipotesis yang dirumuskan harus konsisten dan relevan. Mahasiswa yang mampu merumuskan masalah penelitian dengan baik akan lebih mudah menyusun penelitian yang terstruktur dan menghasilkan temuan yang bermakna.