གནས་བསྐྱོད་བཟོ་མི་ Rizka Mufidah

MPPE A2025 -> CASE STUDY

Rizka Mufidah གིས-
Nama: Rizka Mufidah
NPM: 2313031001

1. Kesesuaian Teknik Pengumpulan Data dengan Pendekatan Kuantitatif
Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa angket dengan skala Likert sudah sesuai dengan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif tekanan pengukuran variabel secara objektif dan numerik, sehingga data dapat dianalisis secara statistik. Penggunaan angket memungkinkan peneliti memperoleh data dari banyak responden dalam waktu yang relatif singkat, serta mengubah persepsi guru tentang gaya kepemimpinan dan motivasi kerja menjadi skor angka yang dapat diolah secara statistik. Selain itu, data demografi pada bagian A mendukung analisis deskriptif dan komparatif dalam penelitian kuantitatif.

2. Kelebihan dan Kelemahan Penggunaan Angket
Kelebihan:
  1. Mampu menjaring responden dalam jumlah besar sehingga mendukung generalisasi hasil penelitian.
  2. Data mudah dikodekan dan dijelaskan secara statistik.
  3.  Menghemat waktu dan biaya dibandingkan wawancara atau observasi.
  4. Memberikan keseragaman pertanyaan kepada seluruh responden sehingga meningkatkan konsistensi data.

Kelemahan:
  1. Responden mungkin tidak menjawab secara jujur, terutama pada topik sensitif seperti kepemimpinan kepala sekolah.
  2. Peneliti tidak dapat menggali jawaban secara mendalam seperti pada wawancara.
  3. Risiko salah tafsir terhadap pernyataan dalam angket.
  4. Tingkat respons dan keseriusan pengisian tidak dapat dikontrol sepenuhnya.

3. Teknik Analisis Statistik yang Paling Tepat
Untuk menjawab tujuan penelitian, teknik analisis statistik yang tepat adalah:
1. Analisis regresi linier sederhana atau korelasi Pearson
Digunakan untuk mengetahui pengaruh atau hubungan antara gaya kepemimpinan (variabel independen) terhadap motivasi kerja guru (variabel dependen). Analisis ini sesuai karena kedua variabel diukur menggunakan skala Likert yang diperlakukan sebagai interval data dan dianalisis secara kuantitatif.
2. Uji beda rata-rata (uji t atau ANOVA)
Digunakan untuk mengetahui perbedaan motivasi kerja berdasarkan tingkat pendidikan guru.
Jika tingkat pendidikan terdiri dari dua kelompok, digunakan uji t independen.
Jika terdiri dari lebih dari dua kelompok, digunakan ANOVA satu arah.

4. Potensi Bias dan Masalah Validitas serta Cara Mengatasinya
Beberapa potensi bias dan masalah validitas yang mungkin timbul antara lain:
1. Bias sosial (social desirability bias)
     Responden cenderung memberikan jawaban yang dianggap aman atau positif.
     Cara mengatasinya: Menjamin anonimitas dan kerahasiaan responden.
2. Bias instrumen
     Pernyataan Angket tidak valid atau tidak reliabel.
     Cara mengatasinya: Melakukan uji validitas dan reliabilitas instrumen sebelum digunakan secara luas.
3. Response set bias
    Responden menjawab secara monoton tanpa membaca pernyataan.
    Cara mengatasinya: Menyusun pernyataan yang jelas, bervariasi, dan tidak terlalu panjang.
4. Bias metode umum
     Data diperoleh dari sumber dan metode yang sama.
     Cara mengatasinya: Mengombinasikan data angket dengan data pendukung lain atau pengujian statistik tambahan.

Kesimpulan
Penggunaan angka dalam penelitian ini sudah sesuai dengan pendekatan kuantitatif dan tujuan penelitian. Dengan pemilihan teknik analisis statistik yang tepat serta pengendalian potensi bias, penelitian dapat menghasilkan temuan yang valid, reliabel, dan dapat digeneralisasikan.

MPPE A2025 -> Diskusi

Rizka Mufidah གིས-
Nama: Rizka Mufidah
NPM: 2313031001

Seorang peneliti harus mampu menentukan teknik pengumpulan data yang sesuai karena teknik yang dipilih akan sangat menentukan kualitas data dan ketepatan hasil penelitian. Teknik pengumpulan data yang tidak sesuai dapat menghasilkan data yang tidak relevan, bias, atau tidak mampu menjawab masalah penelitian, sehingga kesimpulan yang diambil menjadi kurang valid.

Pemilihan teknik pengumpulan data harus disesuaikan dengan jenis data yang dibutuhkan, karakteristik subjek penelitian, serta kondisi lapangan. Misalnya, jika penelitian bertujuan memahami proses atau perilaku, maka observasi dan wawancara lebih tepat digunakan. Sebaliknya, jika penelitian bertujuan mengukur tingkat atau persepsi secara kuantitatif, maka angket atau kuesioner lebih sesuai. Dengan demikian, teknik pengumpulan data yang tepat membantu peneliti memperoleh data yang akurat, lengkap, dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Terdapat keterkaitan yang sangat erat antara teknik pengumpulan data, masalah penelitian, dan tujuan penelitian. Masalah penelitian menentukan jenis informasi yang harus dikumpulkan, sedangkan tujuan penelitian menentukan kedalaman dan bentuk data yang dibutuhkan. Teknik pengumpulan data berfungsi sebagai alat untuk menjembatani masalah dan tujuan penelitian tersebut. Apabila teknik yang digunakan tidak selaras dengan masalah dan tujuan penelitian, maka data yang diperoleh tidak akan mampu menjawab pertanyaan penelitian secara tepat.

Dengan demikian, kemampuan peneliti dalam menentukan teknik pengumpulan data yang sesuai merupakan faktor kunci agar penelitian berjalan efektif dan menghasilkan temuan yang valid, reliabel, dan bermakna.

MPPE A2025 -> CASE STUDY

Rizka Mufidah གིས-
Nama: Rizka Mufidah
NPM: 2313031001

1. Jenis Skala Pengukuran pada Setiap Item Kuesioner
  1. Usia responden (dalam tahun): Skala rasio, karena memiliki nol mutlak dan jarak antar nilai bermakna sehingga dapat dilakukan operasi matematika.
  2. Jenis kelamin (laki-laki/perempuan): Skala nominal, karena hanya berupa kategori tanpa urutan atau tingkatan.
  3. Tingkat kepuasan terhadap pelayanan dosen pembimbing akademik: Skala ordinal (Likert), karena menunjukkan tingkatan kepuasan tetapi jarak antar kategori tidak dapat dipastikan sama.
  4. Jumlah mata kuliah yang diambil semester ini: Skala rasio, karena memiliki nol mutlak dan perbandingan antar nilai bermakna.
  5. Urutan prioritas aspek dalam memilih universitas: Skala ordinal, karena menunjukkan peringkat kepentingan tanpa jarak yang pasti antar peringkat.

2. Kelayakan Penggunaan Statistik Parametrik
Tidak seluruh data dalam kuesioner dapat dianalisis menggunakan statistik parametrik. Statistik parametrik mensyaratkan data berskala interval atau rasio serta berdistribusi normal. Oleh karena itu, data nominal dan ordinal tidak memenuhi syarat analisis parametrik. Statistik parametrik hanya dapat digunakan pada data usia dan jumlah mata kuliah dengan catatan memenuhi asumsi normalitas.

3. Metode Analisis Hubungan Kepuasan dan Jumlah Mata Kuliah
Metode analisis yang paling tepat adalah korelasi Spearman Rank. Metode ini sesuai karena variabel kepuasan layanan akademik berskala ordinal, sedangkan jumlah mata kuliah berskala rasio, serta tidak mensyaratkan distribusi normal. Korelasi Spearman mampu mengukur hubungan antara kedua variabel tersebut secara tepat.

MPPE A2025 -> CASE STUDY

Rizka Mufidah གིས-
Nama: Rizka Mufidah
NPM: 2313031001

1. Identifikasi Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA negeri di Provinsi Jawa Barat yang menjadi sasaran penerapan metode pembelajaran hybrid. Populasi ini dipilih karena tujuan penelitian adalah mengetahui efektivitas pembelajaran hybrid terhadap hasil belajar matematika pada tingkat dan jenis sekolah tersebut secara provinsi.

Sampel adalah sebagian siswa kelas XI SMA negeri di Provinsi Jawa Barat yang dipilih berdasarkan teknik sampling tertentu untuk mewakili karakteristik populasi. Sampel dapat diambil dari beberapa SMA negeri yang tersebar di berbagai kota dan kabupaten, dengan mempertimbangkan variasi kondisi sosial, ekonomi, infrastruktur digital, serta penerapan pembelajaran hybrid.

2. Teknik Sampling yang Paling Tepat dan Cara Penerapannya
Teknik sampling yang paling tepat digunakan dalam penelitian ini adalah multistage sampling (sampling bertahap) yang dikombinasikan dengan stratified random sampling.

Alasan Pemilihan Teknik:
  1. Populasi sangat besar dan tersebar luas (600 SMA di 27 kota/kabupaten), sehingga tidak efisien jika menggunakan simple random sampling secara langsung.
  2.  Terdapat perbedaan karakteristik daerah, seperti kondisi sosial ekonomi dan infrastruktur digital, yang perlu diukur secara proporsional.
  3. Tidak semua sekolah menerapkan pembelajaran hybrid secara konsisten sehingga perlu dilakukan penyaringan secara bertahap.
  4. Jumlah siswa kelas XI berbeda-beda di setiap sekolah, sehingga perlu pengaturan sampel yang proporsional.

Cara Penerapan:
  • Tahap 1 (Stratifikasi wilayah): Mengelompokkan SMA negeri berdasarkan kota/kabupaten atau kategori wilayah (kota besar, kota sedang, dan kabupaten).
  • Tahap 2 (Pemilihan sekolah): Memilih SMA negeri secara acak dari setiap strata yang benar-benar menerapkan pembelajaran hybrid.
  • Tahap 3 (Pemilihan siswa): Dari sekolah terpilih, memilih siswa kelas XI secara acak atau proporsional sesuai jumlah siswa di sekolah tersebut.
Dengan cara ini, sampel yang diperoleh lebih representatif terhadap kondisi SMA negeri di Jawa Barat.

3. Potensi Kelemahan Jika Sampel Hanya Diambil dari Kota Besar
Jika peneliti hanya mengambil sampel dari sekolah-sekolah di kota besar seperti Bandung dan Bekasi, maka terdapat beberapa kelemahan terhadap validitas hasil penelitian, antara lain:
  1. Bias representasi, karena sampel tidak mewakili kondisi sekolah di kota kecil atau kabupaten yang memiliki keterbatasan infrastruktur dan sumber daya.
  2. Validitas eksternal rendah, sehingga hasil penelitian sulit digeneralisasikan ke seluruh SMA negeri di Jawa Barat.
  3. Terlalu melebih-lebihkan efektivitas metode hybrid, karena sekolah di kota besar cenderung memiliki fasilitas teknologi dan kesiapan SDM yang lebih baik.
  4. Mengabaikan variasi konteks pembelajaran, padahal kondisi sosial ekonomi dan infrastruktur sangat mempengaruhi keberhasilan pembelajaran hybrid.

Kesimpulan
Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas XI SMA negeri di Provinsi Jawa Barat, sedangkan sampel diambil dari sebagian siswa yang mewakili berbagai karakteristik daerah. Teknik *multistage stratified random sampling* merupakan pilihan paling tepat untuk menghasilkan sampel yang representatif. Pengambilan sampel hanya di kota besar berpotensi menurunkan validitas dan generalisasi hasil penelitian.