Posts made by Khoirun Nisa

MPPE A2025 -> CASE STUDY 2

by Khoirun Nisa -
Nama : Khoirun Nisa
Npm : 2313031005

1. Teori yang Digunakan
Untuk meneliti pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan, teori yang relevan antara lain:
a. Teori Kepemimpinan
• Teori Transformasional dan Transaksional (Bass & Avolio, 1994):
Pemimpin transformasional memotivasi karyawan melalui visi, inspirasi, dan perhatian individual. Pemimpin transaksional menekankan reward dan punishment.
• Teori Situasional (Hersey & Blanchard, 1969):
Kepemimpinan efektif tergantung pada kesiapan dan kemampuan karyawan.
• Teori Kontingensi (Fiedler, 1967):
Efektivitas kepemimpinan bergantung pada kesesuaian antara gaya pemimpin dan situasi kerja.
b. Teori Motivasi
• Teori Maslow (1943): Kebutuhan karyawan harus dipenuhi agar produktivitas meningkat.
• Teori Herzberg (1959): Faktor motivator (pengakuan, prestasi) dan faktor higiene (gaji, kondisi kerja) memengaruhi kinerja.
c. Teori Kinerja Karyawan
• Teori Goal-Setting (Locke & Latham, 1990): Tujuan yang jelas meningkatkan motivasi dan kinerja.
• Teori Social Exchange (Blau, 1964): Hubungan saling menguntungkan antara pemimpin dan karyawan memengaruhi loyalitas dan hasil kerja.

2. Kerangka Pikir
Hubungan gaya kepemimpinan dan kinerja karyawan dapat digambarkan melalui diagram sederhana:
Gaya Kepemimpinan
(Transformasional / Transaksional / Situasional)
                                   ↓
Motivasi Karyawan
(Pengakuan, Prestasi, Kepuasan Kerja)
                                 ↓
Kinerja Karyawan
(Produktivitas, Disiplin, Hasil Kerja)

Penjelasan:
Gaya kepemimpinan memengaruhi motivasi karyawan. Motivasi yang tinggi akan berdampak positif terhadap kinerja. Jika gaya kepemimpinan tidak sesuai, motivasi dan kinerja cenderung menurun.

3. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka pikir:
1. Hipotesis utama:
H₁: Gaya kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.
2. Hipotesis tambahan (opsional, jika motivasi diuji sebagai mediator):
H₂: Motivasi karyawan memediasi pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan.

MPPE A2025 -> CASE STUDY

by Khoirun Nisa -
Nama : Khoirun Nisa
Npm : 2313031005

1. Teori-Teori Relevan sebagai Landasan Teori
1. Teori Konstruktivisme, menyatakan bahwa pembelajaran adalah proses aktif di mana pelajar membangun pengetahuan melalui interaksi sosial, pengalaman, dan refleksi. Teori ini cocok untuk menjelaskan bagaimana mahasiswa belajar dalam situasi daring yang memerlukan inisiatif dan interaksi virtual.
2. Teori Motivasi Belajar, penting untuk memahami bagaimana motivasi intrinsik dan ekstrinsik mempengaruhi seberapa besar mahasiswa terlibat dalam pembelajaran daring, dan bagaimana motivasi ini memediasi hasil belajarnya. Berdasarkan literatur, motivasi menjadi faktor penting dalam efektivitas pembelajaran daring.
3. Teori Efektivitas Pembelajaran / Desain Instruksional, teori-teori yang membahas bagaimana desain materi, media, metode, interaksi, serta akses teknologi mempengaruhi hasil belajar. Contohnya literatur yang menyebut bahwa kualitas interaksi, umpan balik, metode daring asinkron/sinkron sangat mempengaruhi hasil.
4. Teori Kognitif / Pemrosesan Kognitif , bagaimana mahasiswa memproses materi, perhatian, beban kognitif dalam pembelajaran daring. Berguna untuk memahami batasan belajar daring seperti gangguan, kurangnya interaksi langsung, atau kesulitan adaptasi.
 
2. Kerangka Pikir yang Logis & Sistematis
Berdasarkan teori-teori di atas dan hasil penelitian empiris, berikut kerangka pikir yang bisa digunakan:
• Variabel Independen (X):
Kualitas pembelajaran daring: meliputi kualitas interaksi (student-student, student-instructor), akses teknologi / infrastruktur, desain materi (sinkron/asinkron, media yang digunakan), umpan balik dari dosen.
• Variabel Mediasi / Intervening:
a. Motivasi belajar mahasiswa (motivasi intrinsik & ekstrinsik)
b. Keterlibatan belajar / engagement mahasiswa (partisipasi, aktifitas daring, diskusi, kolaborasi)
• Variabel Dependen (Y):
Hasil belajar mahasiswa: skor akademik, pemahaman materi, keterampilan yang relevan (terutama kemampuan yang memerlukan interaksi atau diskusi)
• Variabel Kontrol / Moderasi (opsional tetapi penting):
a. Latar belakang teknologi (internet, perangkat, lingkungan belajar di rumah)
b. Pengalaman sebelumnya dengan pembelajaran daring
c. Mata kuliah / disiplin studi (beberapa lebih cocok daring dibanding yang praktikum tinggi)

Alur logika kerangka pikir:
1. Kualitas pembelajaran daring memengaruhi motivasi belajar mahasiswa.
2. Motivasi belajar memengaruhi keterlibatan (engagement) mahasiswa dalam pembelajaran daring.
3. Keterlibatan belajar memengaruhi hasil belajar mahasiswa.
4. Secara langsung, kualitas pembelajaran daring juga punya pengaruh langsung terhadap hasil belajar, di luar mediasi.
5. Variabel kontrol/moderasi (akses, pengalaman, disiplin studi) dapat memperkuat atau melemahkan hubungan antara X dan Y.

3. Rumusan Hipotesis yang Dapat Diuji Ilmiah
Berdasarkan kerangka pikir di atas, hipotesis yang bisa dirumuskan antara lain:
• H₁: Kualitas pembelajaran daring berpengaruh positif dan signifikan terhadap hasil belajar mahasiswa di masa pascapandemi COVID-19.
• H₂: Motivasi belajar mahasiswa memediasi pengaruh kualitas pembelajaran daring terhadap hasil belajar mahasiswa.
• H₃: Keterlibatan (engagement) mahasiswa memediasi pengaruh kualitas pembelajaran daring terhadap hasil belajar mahasiswa.
• H₄: Akses teknologi dan lingkungan belajar moderasi pengaruh kualitas pembelajaran daring terhadap hasil belajar mahasiswa yaitu pengaruhnya lebih kuat bagi mahasiswa dengan akses teknologi dan lingkungan belajar yang mendukung.
• H₀: Tidak terdapat pengaruh signifikan kualitas pembelajaran daring terhadap hasil belajar mahasiswa ketika dimediasi oleh motivasi dan keterlibatan.

MPPE A2025 -> Menulis Summary e-journal

by Khoirun Nisa -
Nama : Khoirun Nisa
Npm : 2313031005


Jurnal karya Dr. Charles Kivunja berjudul “Distinguishing between Theory, Theoretical Framework, and Conceptual Framework: A Systematic Review of Lessons from the Field” membahas secara mendalam perbedaan antara teori, kerangka teoretis, dan kerangka konseptual yang sering kali membingungkan mahasiswa pascasarjana dalam menyusun penelitian. Jurnal ini menyoroti pentingnya pemahaman yang tepat terhadap ketiga konsep tersebut agar penelitian akademik dapat tersusun secara sistematis, logis, dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Teori dijelaskan sebagai seperangkat konsep, konstruksi, dan proposisi yang saling berhubungan untuk menjelaskan serta memprediksi fenomena. Teori berfungsi sebagai dasar ilmiah dan titik tolak bagi peneliti dalam memahami hubungan antar variabel serta mengembangkan landasan berpikir yang logis. 

Berdasarkan teori-teori relevan yang telah diuji, peneliti kemudian membangun kerangka teoretis, yaitu struktur konseptual yang digunakan untuk menganalisis dan menafsirkan data penelitian. Kerangka teoretis berfungsi sebagai “gantungan mantel” (coat hanger) yang menyatukan data agar analisisnya memiliki arah dan makna yang koheren. Kivunja menegaskan bahwa kerangka teoretis menjadi fondasi penting dalam penelitian, terutama pada tingkat tesis dan disertasi, karena menunjukkan kemampuan peneliti dalam mengaitkan teori dengan data empiris secara mendalam.

Sementara itu, kerangka konseptual memiliki ruang lingkup yang lebih luas karena mencakup seluruh proses penelitian mulai dari penentuan topik, perumusan masalah, pengembangan pertanyaan penelitian, pemilihan metode, hingga analisis dan pelaporan hasil. Kivunja mengibaratkan kerangka konseptual sebagai “rumah besar”, sedangkan kerangka teoretis adalah salah satu ruangan di dalamnya yang memiliki fungsi spesifik. Melalui analogi ini, penulis menekankan bahwa kedua kerangka tersebut tidak dapat dipertukarkan karena memiliki peran yang berbeda namun saling melengkapi.

Dengan memahami perbedaan dan keterkaitan antara teori, kerangka teoretis, dan kerangka konseptual, peneliti dapat merancang penelitian yang lebih terstruktur, logis, valid, serta memiliki kontribusi ilmiah yang signifikan terhadap pengembangan pengetahuan. Pemahaman yang baik atas ketiga konsep tersebut juga membantu mahasiswa menghasilkan karya ilmiah yang berkualitas tinggi dan berlandaskan teori yang kuat.

MPPE A2025 -> Diskusi

by Khoirun Nisa -
Nama : Khoirun Nisa
Npm : 2313031005

1. Teori
Teori merupakan seperangkat konsep, definisi, dan proposisi yang disusun secara sistematis untuk menjelaskan suatu fenomena. Teori berfungsi sebagai landasan konseptual penelitian, membantu peneliti memahami hubungan antar variabel, menentukan arah penelitian, serta menjadi dasar dalam merumuskan hipotesis dan menafsirkan hasil penelitian.
2. Kerangka piker
Kerangka pikir adalah model logis atau struktur konseptual yang menggambarkan hubungan antar variabel penelitian berdasarkan teori yang digunakan. Kerangka pikir berfungsi sebagai jembatan antara teori dan hipotesis, serta menjelaskan bagaimana teori diterapkan dalam konteks penelitian tertentu. Melalui kerangka pikir, peneliti dapat menunjukkan keterkaitan antar variabel, menyusun arah pengumpulan data, dan menjaga fokus penelitian agar tetap sesuai dengan tujuan.
3. Hipotesis
Hipotesis merupakan dugaan sementara atau jawaban teoretis terhadap rumusan masalah penelitian yang kebenarannya masih perlu dibuktikan secara empiris. Hipotesis dirumuskan berdasarkan teori dan kerangka pikir yang telah disusun sebelumnya. Terdapat dua jenis utama, yaitu hipotesis nol (H₀) yang menyatakan tidak ada hubungan atau pengaruh antar variabel, dan hipotesis alternatif (H₁) yang menyatakan adanya hubungan atau pengaruh antar variabel.

Hubungan antara teori, kerangka pikir, dan hipotesis bersifat erat dan berurutan. Teori menjadi dasar konseptual, dari teori disusun kerangka pikir yang menjelaskan hubungan antar variabel, dan dari kerangka pikir dirumuskan hipotesis untuk diuji secara empiris. Hasil pengujian hipotesis dapat memperkuat, memperbaiki, atau menolak teori yang digunakan, sehingga teori terus berkembang dan disempurnakan. Secara keseluruhan, teori memberikan dasar konseptual untuk memahami fenomena, kerangka pikir menjabarkan hubungan logis antar variabel berdasarkan teori, dan hipotesis menjadi pernyataan yang diuji untuk memvalidasi teori. Ketiganya membentuk alur berpikir ilmiah yang sistematis, terstruktur, dan berkesinambungan dalam setiap penelitian.