Posts made by Zulfaa Salsabillah

MPPE B2025 -> CASE STUDY 2

by Zulfaa Salsabillah -
Nama : Zulfaa Salsabillah
NPM : 2313031038

1. Teori-teori yang relevan untuk penelitian ini mencakup: (1) Teori Kepemimpinan Situasional (Hersey & Blanchard) yang menjelaskan bahwa efektivitas kepemimpinan bergantung pada kesesuaian antara gaya pemimpin dengan tingkat kematangan karyawan, (2) Teori Transformational Leadership (Bass & Burns) yang berfokus pada bagaimana pemimpin menginspirasi dan memotivasi karyawan melampaui kepentingan diri melalui visi dan nilai bersama, (3) Teori Path-Goal Leadership (House) yang menjelaskan pemimpin membantu karyawan mencapai tujuan dengan menghilangkan hambatan dan meningkatkan peluang kepuasan, (4) Teori Kepemimpinan Kontigensi (Fiedler) yang menyatakan efektivitas kepemimpinan bergantung pada hubungan interpersonal, struktur tugas, dan kekuatan posisi pemimpin, (5) Teori Motivasi Dua Faktor (Herzberg) yang membedakan faktor higiene dan motivasi, dimana kepemimpinan yang baik dapat meningkatkan kedua faktor ini, dan (6) Teori Self-Determination (Deci & Ryan) yang menjelaskan motivasi intrinsik meningkat ketika pemimpin memenuhi kebutuhan otonomi, kompetensi, dan afiliasi karyawan.

2. Gaya kepemimpinan mempengaruhi kinerja karyawan melalui mekanisme motivasi dan keterlibatan kerja yang kompleks. Pemimpin yang menerapkan gaya kepemimpinan transformasional, situasional yang sesuai, atau berorientasi pada tujuan (path-goal) akan menciptakan lingkungan kerja yang mendukung kebutuhan autonomy, competence, dan relatedness karyawan. Kondisi ini kemudian meningkatkan motivasi intrinsik karyawan, komitmen organisasi, dan kepuasan kerja yang akhirnya menghasilkan kinerja yang lebih tinggi (produktivitas, kualitas kerja, dan ketepatan waktu). Namun, hubungan ini tidak berlaku universal karena dimoderasi oleh karakteristik individual karyawan (usia, pengalaman, tingkat pendidikan) dan konteks organisasi (struktur perusahaan, budaya kerja, beban kerja), sehingga efektivitas gaya kepemimpinan akan berbeda-beda pada karyawan yang berbeda atau situasi yang berbeda.

3. HIPOTESIS PENELITIAN
H₀: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara gaya kepemimpinan dan kinerja karyawan di perusahaan startup.
H₁: Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara gaya kepemimpinan transformasional terhadap kinerja karyawan, dengan pengaruh dimediasi oleh motivasi intrinsik, komitmen organisasi, dan kepuasan kerja karyawan.
H₂: Kesesuaian antara gaya kepemimpinan dan tingkat kematangan karyawan (situational fit) memperkuat pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja, sehingga pemimpin yang dapat menyesuaikan gayanya menghasilkan kinerja karyawan yang lebih baik dibanding pemimpin yang rigid.

MPPE B2025 -> CASE STUDY

by Zulfaa Salsabillah -
Nama : Zulfaaa Salsabillah
NPM : 2313031038

1. Teori-teori yang relevan untuk landasan penelitian ini mencakup: (1) Teori Konstruktivisme (Piaget & Von Glasersfeld) yang menjelaskan bagaimana mahasiswa secara aktif mengkonstruksi pengetahuan melalui interaksi dengan materi digital, (2) Teori Pembelajaran Sosial Vygotsky yang menekankan pentingnya interaksi dan kolaborasi dalam zona perkembangan proksimal, (3) Teori Cognitive Load (Sweller) yang menganalisis bagaimana beban kognitif dari materi digital memengaruhi efektivitas pembelajaran, (4) Teori Self-Determination (Deci & Ryan) yang menjelaskan motivasi intrinsik dalam konteks kemandirian belajar daring, (5) UTAUT (Venkatesh et al.) untuk memahami penerimaan dan adopsi teknologi pembelajaran daring, dan (6) Taksonomi Bloom Revisi untuk mengukur hasil belajar pada berbagai level kognitif dari mengingat hingga menciptakan.

2. Pembelajaran daring yang berkualitas tinggi (ditunjukkan oleh akses teknologi, desain instruksional, interaksi, fasilitasi dosen, dan materi) akan meningkatkan motivasi, engagement, dan kepuasan mahasiswa, yang kemudian bersama-sama mendorong pencapaian hasil belajar yang lebih baik. Namun, efektivitas pembelajaran daring tergantung pada karakteristik individual mahasiswa seperti kemandirian belajar dan disiplin, sehingga mahasiswa dengan kemandirian tinggi akan memperoleh hasil belajar lebih optimal dibanding mahasiswa dengan kemandirian rendah.

3. H₀: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara pembelajaran daring dan hasil belajar mahasiswa di masa pascapandemi COVID-19.
H₁: Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara pembelajaran daring terhadap hasil belajar mahasiswa di masa pascapandemi COVID-19, dengan pengaruh dimediasi oleh motivasi belajar, keterlibatan akademik, dan kepuasan pembelajaran mahasiswa.
H₂: Kemandirian belajar dan disiplin mahasiswa memperkuat pengaruh pembelajaran daring terhadap hasil belajar, sehingga mahasiswa dengan kemandirian tinggi akan memperoleh hasil belajar yang lebih baik meski menggunakan sistem pembelajaran daring dibandingkan mahasiswa dengan kemandirian rendah.
Hipotesis ini dapat diuji melalui desain penelitian kuantitatif dengan pengumpulan data menggunakan kuesioner untuk mengukur kualitas pembelajaran daring, motivasi, keterlibatan, kepuasan, dan hasil belajar (melalui nilai akademik), kemudian dianalisis menggunakan analisis regresi berganda atau structural equation modeling (SEM) untuk menguji hubungan kausal antar variabel

MPPE B2025 -> Menulis Summary e-journal

by Zulfaa Salsabillah -
Nama : Zulfaa Salsabillah
NPM: 2313031038

Dari jurnal tersebut, Dr. Charles Kivunja menjelaskan bahwa terdapat kebingungan sistemik di kalangan mahasiswa penelitian tingkat lanjut dalam memahami dan membedakan tiga konsep fundamental dalam metodologi penelitian. Artikel ini muncul sebagai respons terhadap pengalaman penulis selama bertahun-tahun mengajar Research Methods dan mengevaluasi proposal penelitian serta tesis dari berbagai universitas. Banyak mahasiswa penelitian tingkat lanjut (Masters/PhD) tidak mampu membedakan tiga konsep penting: teori, kerangka teori, dan kerangka konseptual. Mereka menggunakannya secara bergantian, padahal ketiga istilah ini memiliki makna yang sangat berbeda dan penting untuk penelitian berkualitas.

Teori adalah sekumpulan proposisi saling berhubungan yang menjelaskan dan memprediksi hubungan antar variabel dalam fenomena. Teori hanya dikembangkan melalui penelitian empiris jangka panjang yang ketat, dan tidak semua peneliti memiliki teori sendiri.

Kerangka teori adalah struktur yang merangkum dan mensintesiskan teori-teori dari para ahli di bidang penelitian untuk digunakan sebagai fondasi analisis data. Penulis menyebutnya sebagai "penggantung mantel" yang mengorganisir data berantakan menjadi tubuh pengetahuan utuh. Kerangka teori harus ada di setiap PhD thesis.
Kerangka konseptual adalah orientasi logis dan rencana induk untuk seluruh proyek penelitian, mencakup pemilihan topik, masalah, pertanyaan, literatur, metodologi, hingga kesimpulan. Kerangka konseptual adalah "rumah", sementara kerangka teori hanya "satu ruangan" di rumah itu.

Kerangka teori bersumber dari teori para ahli di bidang penelitian dengan jangkauan yang fokus pada analisis data, dan kehadirannya wajib dalam PhD thesis. Sebaliknya, kerangka konseptual bersumber dari pemikiran pribadi peneliti dengan jangkauan yang mencakup seluruh proyek penelitian, dan tidak perlu dijelaskan secara eksplisit dalam proposal atau tesis.

Kerangka teori sangat penting karena memberikan lensa analitis yang meningkatkan kredibilitas dan kedalaman penelitian. Kerangka teori harus berkembang dari literature review, bukan dibuat tanpa dasar teoritis yang kuat. Dua istilah ini tidak boleh dipatuhi bersamaan karena menciptakan kebingungan metodologi yang serius. Setiap PhD thesis yang baik memerlukan kerangka teori yang jelas dan terstruktur untuk analisis yang bermakna dan berkontribusi pada pengetahuan akademik.

MPPE B2025 -> Diskusi

by Zulfaa Salsabillah -
Nama : Zulfaa Salsabillah
NPM : 2313031038

Teori adalah kumpulan proposisi yang saling terhubung dan menjelaskan hubungan antara variabel. Teori memberikan fondasi ilmiah untuk memahami fenomena berdasarkan penelitian sebelumnya dan penalaran logis.

Kerangka pikir adalah visualisasi hubungan logis antara variabel-variabel penelitian. Kerangka pikir merupakan penjabaran teori ke dalam konteks penelitian spesifik dan biasanya divisualisasikan dalam bentuk diagram.

Hipotesis adalah pernyataan sementara tentang hubungan antara variabel yang akan diuji melalui data empiris. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap pertanyaan penelitian yang dapat didukung atau ditolak.

Teori memberikan landasan konseptual, kerangka pikir menerjemahkan teori ke dalam konteks spesifik dengan menunjukkan hubungan konkret antar variabel, dan hipotesis merupakan prediksi spesifik tentang hubungan tersebut. Dengan kata lain, teori → kerangka pikir → hipotesis membentuk urutan logis dari umum ke khusus dalam membangun penelitian yang kokoh.

MPPE B2025 -> CASE STUDY

by Zulfaa Salsabillah -
NAMA : ZULFAA SALSABILLAH
NPM : 2313031038

1. Identifikasi Masalah Penelitian
Masalah penelitian yang relevan adalah penurunan jumlah penerimaan mahasiswa baru selama tiga tahun berturut-turut meskipun universitas telah melakukan upaya promosi intensif melalui berbagai saluran. Masalah ini penting karena mencerminkan kesenjangan antara strategi promosi yang telah dijalankan dengan hasil aktual yang mengecewakan. Kemungkinan penyebab meliputi persepsi negatif calon mahasiswa terhadap kualitas pendidikan, biaya pendidikan yang tidak kompetitif, faktor eksternal berupa kompetisi dengan universitas lain, atau efektivitas strategi promosi yang kurang tepat sasaran sehingga tidak menjangkau target audiens yang tepat.

2. Variabel Penelitian
Variabel pertama adalah strategi promosi dan komunikasi pemasaran yang merupakan variabel independen atau variabel penyebab. Strategi ini mencakup penggunaan media sosial, pameran pendidikan, dan kerja sama dengan sekolah menengah atas yang dilakukan universitas. Variabel kedua adalah jumlah penerimaan mahasiswa baru yang merupakan variabel dependen atau variabel akibat, yaitu hasil atau dampak dari strategi promosi yang dilakukan oleh universitas selama tiga tahun terakhir.

3. Paradigma Penelitian yang Tepat
Paradigma mixed methods yang menggabungkan pendekatan positivist dan interpretivist paling sesuai untuk mengkaji kasus ini. Dari dimensi positivist, diperlukan data kuantitatif untuk mengukur secara objektif penurunan jumlah mahasiswa, membandingkan data tiga tahun terakhir, dan menganalisis efektivitas promosi melalui angka, statistik, dan perbandingan dengan universitas kompetitor. Dari dimensi interpretivist, diperlukan data kualitatif untuk memahami persepsi, motivasi, dan alasan keputusan calon mahasiswa tidak memilih universitas ini melalui wawancara mendalam, analisis konten media sosial, dan diskusi kelompok terfokus dengan calon mahasiswa yang tidak mendaftar maupun yang memilih universitas lain. Kombinasi kedua pendekatan ini memberikan pemahaman holistik tentang penyebab penurunan dan membantu merumuskan solusi strategis yang lebih efektif.

4. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian
Rumusan masalah adalah penurunan jumlah penerimaan mahasiswa baru di universitas selama tiga tahun terakhir menunjukkan adanya kesenjangan antara strategi promosi yang dilakukan dengan daya tarik universitas di mata calon mahasiswa, sehingga penelitian ini bertujuan mengidentifikasi faktor-faktor penyebab penurunan tersebut dan merumuskan strategi penerimaan mahasiswa yang lebih efektif ke depannya. Pertanyaan penelitian yang diajukan adalah faktor-faktor apa saja yang menyebabkan penurunan minat calon mahasiswa untuk memilih universitas ini, dan bagaimana strategi pemasaran pendidikan dapat ditingkatkan untuk meningkatkan jumlah penerimaan mahasiswa baru dengan lebih signifikan.