Nama : Igha Mawardhani
NPM : 2313031043
1. Anggaran tradisional melihat anggaran sebagai daftar belanja rutin yang harus dibiayai setiap tahun. Fokusnya pada input—berapa uang yang keluar, bukan apa hasilnya. Pemerintah cenderung mempertahankan pola lama karena yang penting adalah “menghabiskan anggaran sesuai pos”.
Anggaran berbasis NPM (New Public Management) mengubah cara pandang tersebut. NPM menilai anggaran sebagai alat manajemen kinerja, bukan sekadar catatan belanja. Fokusnya pada output dan value for money, sehingga setiap rupiah harus menghasilkan manfaat yang jelas bagi publik. Pendekatannya lebih fleksibel, kompetitif, dan mendorong inovasi.
2. Zero-Based Budgeting (ZBB) bekerja dengan cara menyuruh setiap unit organisasi memulai perencanaan anggaran dari nol, bukan dari angka tahun sebelumnya. Setiap program harus dibuktikan kegunaannya dan diajukan kembali dari awal.
Dalam konteks mengatasi perbedaan paradigma:
• Kelemahan anggaran tradisional (otomatis, tidak mempertanyakan efektivitas) diperbaiki karena ZBB memaksa instansi menjelaskan alasan setiap kegiatan.
• Kekuatan NPM (orientasi kinerja dan manfaat) makin dikuatkan karena setiap program harus menunjukkan hasil dan nilai tambah sebelum diberi dana.
• ZBB menjadi “jembatan” yang membuat anggaran lebih rasional, transparan, dan berbasis kebutuhan nyata, tanpa meninggalkan akuntabilitas kinerja yang dikejar NPM.