Kiriman dibuat oleh Dwi Apriyana

ASP A2025 -> CASE STUDY 2

oleh Dwi Apriyana -
Nama: Dwi Apriyana
Npm: 2313031022

Untuk mengevaluasi sistem IzinCerdas melalui audit kinerja berbasis risiko, langkah pertama adalah mengidentifikasi risiko utama yang menghambat efektivitas sistem. Risiko tersebut mencakup:
1. keterlambatan penerbitan izin yang mengganggu pelayanan publik,
2. ketidakjelasan status izin di dalam sistem yang dapat menimbulkan kebingungan bagi pemohon, dan
3. potensi penyalahgunaan wewenang meskipun sistem digital sudah diterapkan. Identifikasi ini penting agar audit dapat memprioritaskan area yang paling berisiko dan berdampak signifikan.
Langkah kedua adalah melakukan audit berbasis data. Auditor perlu mengumpulkan dan menganalisis data log sistem IzinCerdas, termasuk waktu permohonan, persetujuan, dan penerbitan izin. Analisis ini memungkinkan pendeteksian keterlambatan proses, izin yang tidak tercatat atau statusnya tidak jelas, serta persetujuan yang tidak wajar yang menjadi penyimpangan. Selain itu, survei kepuasan pemohon dan wawancara dengan staf juga dapat digunakan untuk memahami hambatan operasional yang tidak tercatat di sistem.
Langkah ketiga adalah memanfaatkan teknologi digital untuk mendukung audit dan pencegahan penyimpangan
1. Data analytics dan algoritma deteksi anomali dapat digunakan untuk menemukan aktivitas yang tidak biasa atau izin yang bermasalah.
2. Dashboard pemantauan real-time membantu auditor dan manajemen mengawasi status izin secara langsung sehingga masalah dapat segera ditangani. 3. Sistem validasi otomatis dan kontrol ganda dapat diterapkan untuk mencegah penyalahgunaan wewenang, memastikan prosedur dipatuhi, dan meningkatkan transparansi.
Dengan pendekatan ini, audit kinerja berbasis risiko akan memberikan tahapan menyeluruh tentang efektivitas IzinCerdas, dan membantu memperbaiki proses, mengurangi penyimpangan, dan meningkatkan pelayanan publik.

ASP A2025 -> CASE STUDY

oleh Dwi Apriyana -
Nama: Dwi Apriyana
Npm: 2313031022

Rendahnya efektivitas implementasi platform digital SehatMandiri disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:
1. Adopsi sistem yang rendah
Banyak Puskesmas dan klinik pemerintah belum menggunakan platform secara penuh. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pelatihan, sosialisasi yang terbatas, dan resistensi staf terhadap perubahan. Akibatnya, integrasi layanan antar fasilitas tidak berjalan optimal.
2. Kualitas dan sinkronisasi data yang buruk
Terdapat data pasien yang tidak konsisten antar fasilitas, menandakan prosedur input data yang tidak standar dan kurangnya pengawasan terhadap keakuratan data.
3. Proses operasional yang belum selaras dengan sistem digital
Peningkatan pengaduan keterlambatan layanan menunjukkan bahwa alur kerja Puskesmas belum menyesuaikan dengan platform, atau kapasitas sistem tidak memadai untuk menangani jumlah pasien yang memanfaatkan layanan digital.
4. Kurangnya monitoring dan evaluasi berkala
Tidak adanya audit internal atau pemantauan penggunaan sistem secara rutin menyebabkan masalah baru, setelah satu tahun implementasi, sehingga perbaikan menjadi terlambat.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, pendekatan audit berbasis data dapat dilakukan. Audit ini harus mencakup pengumpulan data penggunaan sistem, analisis kualitas dan konsistensi data, evaluasi efektivitas layanan dengan membandingkan waktu pelayanan dan tingkat pengaduan, serta analisis alur kerja di Puskesmas untuk mengidentifikasi hambatan. Berdasarkan hasil audit, rekomendasi perbaikan dapat diterapkan, seperti peningkatan pelatihan staf, standarisasi prosedur input data, optimasi kapasitas sistem, dan pembuatan dashboard pemantauan real-time untuk memantau penggunaan sistem, kualitas data, dan kepuasan pasien. Dengan pendekatan ini, platform SehatMandiri dapat berfungsi lebih optimal, meningkatkan efisiensi pelayanan, dan memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat.