Posts made by Fatria Irawan

ASP B2025 -> Diskusi

by Fatria Irawan -
Nama : Fatria Irawan
NPM : 2313031036
Kelas : 2023B

1. Paradigma anggaran tradisional menitikberatkan pada input dan penyerapan anggaran dengan pendekatan incremental, di mana alokasi tahun sebelumnya menjadi dasar tanpa evaluasi substantif terhadap efektivitas program. Fokusnya lebih pada kepatuhan administratif sehingga sering kali tidak mendorong efisiensi, fleksibilitas, maupun pencapaian hasil nyata. Sebaliknya, paradigma anggaran berbasis New Public Management (NPM) berorientasi pada kinerja, baik output maupun outcome, serta menekankan akuntabilitas, efisiensi, dan value for money. Pendekatan ini mendorong instansi pemerintah untuk bekerja lebih produktif dengan indikator kinerja yang jelas layaknya sektor privat sehingga proses anggaran menjadi lebih terukur dan hasilnya lebih dapat dievaluasi.

2. Untuk mengatasi kesenjangan antara anggaran tradisional dan pendekatan NPM, Zero-Based Budgeting (ZBB) dapat diterapkan karena metode ini mengharuskan setiap program dimulai dari nol dan dijustifikasi ulang tanpa bergantung pada alokasi sebelumnya. Melalui penyusunan paket keputusan dan proses prioritisasi, ZBB mendorong evaluasi menyeluruh terhadap relevansi, manfaat, serta kinerja setiap kegiatan. Dengan demikian, ZBB dapat menghapus kecenderungan copy-paste dalam anggaran tradisional sekaligus memperkuat orientasi kinerja sebagaimana tuntutan NPM. Pendekatan ini tidak hanya meningkatkan efisiensi dan akuntabilitas, tetapi juga memastikan bahwa setiap rupiah yang dialokasikan memberikan nilai yang optimal bagi publik.

ASP B2025 -> Diskusi

by Fatria Irawan -
Nama : Fatria Irawan
NPM : 2313031036
Kelas : 2023B

Sistem manajemen sektor publik di era digital semakin menuntut pemerintah untuk mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi informasi agar pelayanan publik menjadi lebih cepat, transparan, dan akuntabel. Digitalisasi memungkinkan adanya integrasi data antarinstansi, penggunaan aplikasi layanan publik, serta pemanfaatan big data untuk pengambilan keputusan yang lebih tepat. Namun, tantangan juga muncul, seperti perlunya peningkatan kompetensi SDM aparatur, keamanan data, dan kesiapan infrastruktur digital di seluruh daerah. Oleh karena itu, penting bagi sektor publik untuk tidak hanya mengadopsi teknologi, tetapi juga melakukan transformasi budaya kerja, memperkuat regulasi, serta memastikan bahwa inovasi digital benar-benar berdampak pada efektivitas pelayanan kepada masyarakat.
Nama : Fatria Irawan
NPM : 2313031036

“Populasi dan Sampel” – Nuha Ajami

Pengertian Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan objek atau individu yang menjadi sasaran penelitian, dengan sifat-sifat tertentu yang akan diukur atau diamati.
Populasi dapat bersifat finit (terbatas) bila jumlahnya dapat diketahui secara pasti (misalnya jumlah mahasiswa di satu kampus), atau infinit (tak terbatas) bila jumlahnya sangat besar atau berubah-ubah (misalnya populasi penduduk secara keseluruhan).
Parameter adalah karakteristik populasi (misalnya rata-rata, varians).
Sampel adalah sebagian dari populasi yang dipilih untuk diteliti, dengan tujuan bahwa hasil dari sampel ini merepresentasikan populasi. Sampel digunakan karena keterbatasan sumber daya (waktu, biaya, tenaga).

2. Alasan Menggunakan Sampel
Beberapa alasan mengapa penelitian tidak selalu menggunakan seluruh populasi, melainkan mengambil sampel:
Keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya jika harus meneliti semua anggota populasi.
Penelitian akan menjadi lebih mudah dan praktis.
Peneliti dapat memperoleh data yang lebih detail, fokus, dan terkendali dengan jumlah sampel yang proporsional.
Sampel memungkinkan penelitian yang lebih efisien tanpa harus menaikkan skala.

3. Teknik Pengambilan Sampel (Sampling Methods)
Dokumen ini membagi teknik sampling menjadi dua jenis besar:
Sampling Acak (Random Sampling / Probability Sampling)
• Simple random sampling — setiap anggota populasi punya peluang sama untuk terpilih.
• Stratified random sampling — populasi dibagi menjadi strata (lapisan) berdasar karakteristik tertentu, lalu secara acak diambil dari tiap strata.
• Cluster sampling — populasi dibagi dalam kelompok (cluster), kemudian beberapa cluster diambil secara acak, dan anggota cluster itu dijadikan sampel.

Sampling Non-Acak (Non-Random / Non-Probability Sampling)
• Purposive sampling — peneliti memilih sampel berdasarkan kriteria tertentu yang relevan dengan penelitian.
• Kuota sampling — menetapkan jumlah tertentu (kuota) per kategori, lalu memilih responden sampai kuota terpenuhi.
• Convenience (insidental) sampling — memilih sampel berdasarkan kemudahan dan ketersediaan.
Dokumen juga menyebut teknik multistage sampling di mana sampling dilakukan melalui beberapa tahap atau tingkatan.

4. Kewaspadaan & Catatan Penting
Pemilihan sampel harus hati-hati agar representatif terhadap populasi. Jika sampel tidak representatif, hasil penelitian bisa bias atau kurang valid.
Data dari sampel hanya merupakan perkiraan terhadap parameter populasi, bukan nilai pasti populasi.
Kesalahan sistematis (bias) dapat muncul jika ada faktor tertentu yang mempengaruhi seluruh sampel (misalnya kesalahan dalam instrumen atau metode pengambilan sampel secara tidak benar).
Teknik sampling yang digunakan harus sesuai dengan karakter populasi dan kondisi penelitian agar hasil validitas dan generalisasinya tinggi.

MPPE B2025 -> CASE STUDY 2

by Fatria Irawan -
Nama : Fatria Irawan
NPM : 2313031036

1. Landasan Teori
Penelitian mengenai pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan dapat didasari oleh beberapa teori utama. Pertama, Teori Kepemimpinan Transformasional dan Transaksional (Bass) yang menjelaskan bahwa pemimpin transformasional mampu meningkatkan motivasi dan semangat kerja bawahan melalui inspirasi dan visi bersama, sedangkan pemimpin transaksional lebih menekankan pada sistem penghargaan dan hukuman. Kedua, Teori Situasional (Hersey & Blanchard) menyatakan bahwa efektivitas kepemimpinan tergantung pada tingkat kesiapan dan kematangan bawahan, sehingga gaya memimpin perlu disesuaikan dengan situasi. Ketiga, Teori Motivasi (Maslow, Herzberg, dan Vroom) menunjukkan bahwa motivasi kerja menjadi faktor penting yang menjembatani hubungan antara gaya kepemimpinan dengan hasil kinerja karyawan. Dengan demikian, teori-teori tersebut memberikan dasar pemikiran bahwa cara pemimpin mengarahkan dan memotivasi karyawan akan berpengaruh terhadap pencapaian kerja mereka.

2. Kerangka Pikir Penelitian
Kerangka pikir penelitian ini menunjukkan adanya hubungan antara gaya kepemimpinan (X) dan kinerja karyawan (Y) yang dimediasi oleh motivasi kerja. Dalam konteks perusahaan startup yang dinamis, perubahan gaya kepemimpinan dapat memengaruhi semangat dan komitmen karyawan. Gaya kepemimpinan yang komunikatif, suportif, dan inspiratif akan meningkatkan motivasi, rasa tanggung jawab, serta kinerja karyawan. Sebaliknya, gaya kepemimpinan yang otoriter atau tidak responsif dapat menurunkan motivasi dan produktivitas. Oleh karena itu, gaya kepemimpinan yang efektif menjadi kunci dalam menjaga stabilitas dan peningkatan kinerja di lingkungan kerja yang cepat berubah.

3. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka pikir tersebut, hipotesis yang dapat diuji secara ilmiah adalah sebagai berikut:
H₀ (Hipotesis nol): Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan.
H₁ (Hipotesis alternatif): Terdapat pengaruh yang signifikan antara gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan.