Posts made by TAZKI ALFIKRI

ASP A2025 -> Diskusi

by TAZKI ALFIKRI -
Nama: Tazki Alfikri
NPM: 2313031028

Menurut saya, laporan keuangan sektor publik merupakan rangkaian dokumen yang disusun pemerintah atau lembaga publik untuk menggambarkan bagaimana anggaran dikelola dan sejauh mana sumber daya digunakan dalam satu periode. Laporan-laporan ini tidak hanya menunjukkan posisi keuangan, tetapi juga memberikan gambaran tentang kinerja, pemenuhan kewajiban, serta tingkat akuntabilitas instansi kepada masyarakat. Beberapa jenis laporan keuangan yang umum digunakan di sektor publik antara lain Laporan Realisasi Anggaran (LRA) yang menunjukkan perbandingan antara anggaran dan pelaksanaannya, Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (LP-SAL) yang menjelaskan pergerakan saldo anggaran, dan Laporan Operasional (LO) yang menggambarkan pendapatan dan beban untuk menilai surplus atau defisit operasional.

Selain itu, ada juga Laporan Perubahan Ekuitas (LPE) yang mencatat perubahan kekayaan bersih pemerintah, Neraca yang menunjukkan posisi aset, kewajiban, dan ekuitas pada akhir periode, serta Laporan Arus Kas (LAK) untuk memberikan informasi tentang arus masuk dan keluar kas. Tidak kalah penting, terdapat Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) yang berfungsi menjelaskan rincian, kebijakan, dan informasi tambahan agar laporan keuangan lebih mudah dipahami. Menurut saya, keberadaan seluruh laporan ini sangat penting karena membantu masyarakat, auditor, dan pembuat kebijakan memahami bagaimana pemerintah mengelola dana publik secara transparan dan bertanggung jawab.

ASP A2025 -> Diskusi

by TAZKI ALFIKRI -
Nama: Tazki Alfikri
NPM: 2313031028

Dalam memilih teknik akuntansi sektor publik, terdapat beberapa hal penting yang patut diperhatikan agar metode yang digunakan benar-benar sesuai dengan kebutuhan organisasi pemerintah. Salah satu pertimbangan utama adalah kesesuaian dengan standar akuntansi pemerintahan terbaru, karena standar berbasis akrual terbukti mampu meningkatkan kualitas informasi keuangan yang ditampilkan. Penelitian terbaru juga menunjukkan bahwa penerapan standar akuntansi yang tepat dapat memperbaiki keandalan laporan keuangan serta mendukung proses pengambilan keputusan. Selain itu, aspek transparansi dan akuntabilitas publik menjadi faktor penting dalam menentukan teknik akuntansi, sebab metode yang lebih komprehensif akan memberikan gambaran yang lebih lengkap mengenai kondisi keuangan pemerintah. Pertimbangan lainnya adalah kesiapan sumber daya manusia dan infrastruktur teknologi informasi. Teknik akuntansi yang lebih kompleks membutuhkan aparatur yang memiliki kompetensi memadai dalam akuntansi modern, serta dukungan sistem informasi keuangan yang mampu mengelola data secara akurat. Jika kemampuan SDM dan teknologi belum siap, maka risiko kesalahan pencatatan maupun ketidaksesuaian laporan akan meningkat. Tidak kalah penting, tujuan pelaporan keuangan juga perlu diperhatikan apakah lebih difokuskan pada pengendalian anggaran atau pengukuran kinerja jangka panjang. Secara keseluruhan, pemilihan teknik akuntansi sektor publik yang tepat membutuhkan penilaian menyeluruh agar metode yang digunakan benar-benar mendukung peningkatan akuntabilitas dan kualitas tata kelola keuangan.

Referensi:
Muwarni, R., & Astuti, D. (2022). Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan terhadap Kualitas Laporan Keuangan Sektor Publik.
Putri, N. (2025). Implementasi Akuntansi Akrual dalam Meningkatkan Akuntabilitas Pemerintah Daerah.
Maqdliyan, R. (2024). Kompetensi SDM dan Tantangan Implementasi Akuntansi Akrual pada Instansi Pemerintah.
Alfaturrahmah, D. et al. (2025). Tantangan Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual di Sektor Publik.

ASP A2025 -> Summary

by TAZKI ALFIKRI -
Nama: Tazki Alfikri
NPM: 2313031028

Menurut saya, Kesimpulan dari materi pekan ini pengukuran kinerja di sektor publik memang diperlukan, tetapi tidak bisa dianggap sebagai alat yang sepenuhnya sempurna atau bebas dari masalah. Karena sektor publik memiliki tujuan yang beragam dan kompleks, sistem penilaiannya harus disusun dengan cermat agar tidak menimbulkan dampak negatif yang justru menghambat pencapaian tujuan. Munculnya paradoks kinerja — yaitu kondisi ketika indikator tidak lagi menggambarkan kinerja yang sesungguhnya — memperlihatkan bahwa fokus yang terlalu besar pada angka atau ukuran tertentu dapat membuat instansi dan pegawai publik menjauh dari tujuan utama kebijakan. Hal ini juga menegaskan bahwa pembuatan indikator harus mempertimbangkan dinamika politik, birokrasi, serta perbedaan orientasi antara pembuat kebijakan dan pelaksana. Secara keseluruhan, saya berpendapat bahwa pengukuran kinerja sektor publik harus bersifat fleksibel, proporsional, dan mampu menangkap keseluruhan realitas kinerja, bukan hanya bagian yang mudah diukur. Dengan memahami potensi efek samping dan paradoks yang mungkin muncul, pemerintah dapat membangun sistem pengukuran yang lebih akurat, adil, dan benar-benar membantu meningkatkan mutu pelayanan publik.

ASP A2025 -> Diskusi

by TAZKI ALFIKRI -
Nama:Tazki Alfikri
NPM: 2313031028

Pengukuran kinerja sektor publik pada dasarnya adalah upaya untuk menilai seberapa efektif dan efisien instansi pemerintah dalam menjalankan tugasnya untuk melayani masyarakat. Dalam praktiknya, pengukuran ini tidak hanya melihat hasil akhir, tetapi juga proses, penggunaan anggaran, serta manfaat nyata yang dirasakan publik. Menurut saya, pengukuran kinerja di sektor publik menjadi semakin penting karena masyarakat kini menuntut transparansi dan akuntabilitas yang lebih tinggi. Dengan adanya pengukuran yang jelas dan terstruktur, pemerintah bisa mengetahui area mana yang perlu diperbaiki, sekaligus memastikan bahwa setiap kebijakan dan anggaran benar-benar memberikan dampak positif bagi masyarakat.

MPPE A2025 -> Diskusi

by TAZKI ALFIKRI -
Nama: Tazki Alfikri
NPM: 2313031028

Berdasarkan rancangan penelitian yang saya lakukan, saya menggunakan skala pengukuran yang disesuaikan dengan jenis variabelnya. Untuk variabel gaya belajar, sarana pembelajaran, dan manajemen waktu, saya menggunakan skala ordinal melalui kuesioner dengan skala Likert. Menurut saya, skala ini tepat karena dapat menggambarkan tingkat persepsi atau kebiasaan siswa, meskipun jarak antar kategori tidak selalu sama, sehingga saya bisa mengurutkan responden berdasarkan intensitas sikap atau kebiasaan mereka.

Sedangkan untuk variabel hasil belajar siswa, saya menggunakan skala rasio karena datanya berupa nilai ujian yang bersifat kuantitatif, memiliki nol mutlak, dan jarak yang sama antar nilai. Menurut pendapat saya, penggunaan kombinasi skala ordinal untuk variabel independen dan skala rasio untuk variabel dependen ini sesuai dengan rancangan penelitian saya. Dengan cara ini, saya dapat menganalisis hubungan antara gaya belajar, sarana pembelajaran, manajemen waktu, dan hasil belajar siswa secara lebih valid dan akurat.