Posts made by Filza Nabila Putri irwanda

Nama : filza nabila putri irwanda
Npm : 2313053211

ANALISIS VIDEO 1

Judul video: Pendidikan Moral Tanggung Jawab Diri dalam Keluarga

Tanggung jawab dalam keluarga contohnya patuh terhadap nasihat ayah maupun kedua orang tua, membantu ibu, menemani kakak dan menjaga adik. Bisa dikatakan bahwa tanggung jawab merupakan tugas atau keharusan yang mesti kita lakukan.

Tanggung jawab itu penting terutama dalam keluarga. Tanggung jawab akan menciptakan hubungan keluarga menjadi erat dan harmonis, contohnya pulang kampung saat liburan. Keamanan keluarga juga terjamin karena kita punya tanggung jawab untuk menjaga rumah supaya aman. Lalu tanggung jawab dapat meringankan tugas keluarga seperti membantu atau menolong anggota keluarga. Selain itu dengan tanggung jawab, kita juga dapat mengembanggakan keluarga.

Ketika kita telah melakukan tanggung jawab dengan baik, tentunya kita akan merasa senang dan bangga karena telah melakukan keharusan tersebut, dan dengan tanggung jawab kita akan menjadi anak yang baik dan disayang banyak orang.
Nama : Filza nabila putri irwanda
Npm : 2313053211

Jurnal ini membahas pentingnya interaksi aktif antara guru dan siswa dalam proses belajar mengajar, khususnya di Pendidikan Kewarganegaraan di SMP NU Nurul Huda Pakis. Penulis menyoroti bahwa metode ceramah yang sering digunakan menyebabkan siswa menjadi pasif, mengurangi motivasi dan minat belajar. Penelitian ini bertujuan meningkatkan keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat dan mengambil keputusan melalui model moral reasoning, serta meningkatkan aktivitas guru dalam pengelolaan pembelajaran. Diharapkan, penerapan model ini dapat menciptakan suasana kelas yang lebih interaktif dan mendorong siswa berpikir kritis. Dengan demikian, inovasi dalam metode pengajaran diperlukan untuk menciptakan dinamika kelas yang lebih baik.
Penelitian ini di SMP NU Nurul Huda Pakis pada tahun ajaran 2017/2018 bertujuan meningkatkan keberanian siswa kelas VIII dalam mengemukakan pendapat dan mengambil keputusan melalui metode moral reasoning. Dengan menggunakan lembar observasi, penelitian ini menilai aktivitas siswa dan guru serta perkembangan moral siswa berdasarkan teori Kohlberg. Dilaksanakan dalam tiga siklus, setiap siklus fokus pada perbaikan pembelajaran berdasarkan hasil observasi dan wawancara. Diharapkan, metode ini membuat siswa lebih aktif dan percaya diri dalam berpartisipasi.
Prosedur penelitian tindakan kelas ini melibatkan tiga siklus dengan empat tahapan: perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Pada siklus pertama, guru merencanakan pembelajaran dengan model moral reasoning dan menyiapkan bahan ajar tentang demokrasi. Selama pelaksanaan, siswa mendiskusikan cerita dilematis dan mengemukakan pendapat. Pengamatan dilakukan untuk menilai keterlibatan guru dan siswa. Tahap refleksi menganalisis hasil dan merencanakan perbaikan untuk siklus selanjutnya.
Pada siklus kedua, perencanaan tindakan mengikuti langkah yang sama dengan fokus pada model moral reasoning dan tema demokrasi. Guru membentuk kelompok diskusi untuk mendiskusikan dilema moral.
Pelaksanaan melibatkan distribusi cerita dilematis dan kesempatan bagi siswa untuk berpendapat, dengan guru menghargai semua argumen.
Observasi menilai aktivitas guru dan siswa, sementara refleksi menganalisis hasil untuk merencanakan perbaikan di siklus berikutnya, bertujuan meningkatkan interaksi dan keberanian siswa.
Pada siklus ketiga, perencanaan tindakan diulang dengan fokus pada model moral reasoning dan tema demokrasi. Guru menyiapkan bahan ajar dan instrumen observasi, serta membentuk kelompok diskusi tentang dilema moral.
Pelaksanaan melibatkan distribusi cerita dilematis dan memberikan kesempatan bagi siswa untuk berpendapat, dengan guru menghargai semua argumen.
Observasi menilai keterlibatan siswa, dan refleksi di akhir siklus menganalisis hasil untuk merencanakan perbaikan di siklus berikutnya, dengan tujuan meningkatkan interaksi dan keberanian siswa.
Penelitian ini mengumpulkan data dari siswa dan guru melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis dilakukan dalam tiga tahap: reduksi untuk menyederhanakan data, penyajian untuk menyusun informasi agar mudah dipahami, dan penarikan kesimpulan secara kolaboratif. Hasilnya diverifikasi untuk memastikan temuan yang diperoleh dapat digunakan untuk perbaikan pembelajaran selanjutnya.
Analisis Hasil Penelitian
Hasil Tindakan Siklus Pertama
Siklus pertama menunjukkan bahwa 23% siswa mampu mengemukakan pendapat, dengan aktivitas guru dinilai kurang dalam motivasi dan penguasaan model moral reasoning.
Hasil Tindakan Siklus Kedua
Di siklus kedua, motivasi guru meningkat, menghasilkan 57% siswa yang mampu mengemukakan pendapat, 43% yang mengambil keputusan, 73% yang menghargai pendapat orang lain, dan 77% yang berkolaborasi. Meskipun ada perbaikan, masih ada ruang untuk pengembangan lebih lanjut.
peningkatan kemampuan siswa setelah siklus kedua, dengan kemampuan mengemukakan pendapat naik dari 7 menjadi 17, mengambil keputusan dari 6 menjadi 13, menghargai orang lain dari 13 menjadi 22, dan bekerjasama dari 15 menjadi 23. Pada siklus ketiga, kemampuan mengemukakan pendapat mencapai 80%, mengambil keputusan 73%, menghargai 93%, dan bekerjasama 100%. Aktivitas guru juga dinilai baik, menunjukkan kemajuan dalam model moral reasoning, yang akan menjadi dasar untuk perbaikan selanjutnya.
Penerapan model moral reasoning dalam pembelajaran PPKn menunjukkan peningkatan kemampuan siswa: mengemukakan pendapat dari 17 ke 24, mengambil keputusan dari 13 ke 22, menghargai orang lain dari 22 ke 28, dan bekerjasama dari 23 ke 30 siswa. Meskipun ada kelemahan awal, motivasi dan penguasaan model oleh guru meningkat, menciptakan suasana belajar yang lebih baik. Kesimpulannya, model ini efektif dalam meningkatkan aktivitas siswa, didukung oleh motivasi dan pendampingan guru.
Nama : Filza nabila putri irwanda
Npm : 2313053211

Jurnal ini mengkaji pengembangan moral anak di TK PKK Sosrowijayan, Yogyakarta, yang berlokasi di lingkungan sosial yang sensitif. Penelitian bertujuan mengungkap proses dan aspek pengembangan moral anak dengan pendekatan kualitatif, melibatkan kepala sekolah, guru, dan siswa. Data dikumpulkan melalui wawancara, observasi, dan analisis dokumen.
pengembangan moral mencakup materi pembelajaran sesuai standar pendidikan, peran pendidik sebagai teladan, serta metode pengajaran seperti pembiasaan dan bercerita. Evaluasi dilakukan secara informal. Penelitian ini menekankan pentingnya pendidikan moral di lingkungan yang kompleks, dengan pendidik sebagai pemandu utama agar anak dapat memahami dan menghadapi situasi sosial di sekitar mereka.
pentingnya pendidikan anak usia dini (PAUD) dalam mengembangkan aspek-aspek pertumbuhan anak, terutama moral. PAUD bertujuan untuk mendukung perkembangan intelektual, sosial, emosional, bahasa, dan fisik anak dari lahir hingga usia 8 tahun. Kebutuhan akan pendidikan moral di Indonesia diangkat, karena hasil pendidikan saat ini belum mencerminkan karakter moral yang diharapkan.
Pentingnya integrasi nilai-nilai moral dan agama dalam PAUD ditekankan untuk memperkuat dasar mental dan spiritual anak. Konsep moralitas dijelaskan melalui pandangan Poespoprodjo, Gibbs, dan teori Kohlberg tentang perkembangan moral, yang menguraikan tiga tingkat penalaran moral: prakonvensional, konvensional, dan postkonvensional.
mengintegrasikan pendidikan moral dalam PAUD sangat penting untuk membentuk individu yang utuh dan mempromosikan masyarakat yang lebih bermoral.
pendidikan moral anak usia dini berdasarkan teori Kohlberg, di mana moral anak pada tahap prakonvensional bergantung pada kejadian eksternal, sedangkan pada level postkonvensional, anak mengembangkan nilai universal. Materi pendidikan mencakup akhlak terhadap Tuhan, sesama, dan lingkungan. Pendidik harus menjadi teladan dengan metode efektif seperti bercerita, bernyanyi, pembiasaan, dan keteladanan. Pendekatan ini bertujuan membentuk karakter anak secara menyeluruh.metode pendidikan moral anak, termasuk inkulkasi nilai, keteladanan nilai, fasilitasi nilai, dan pengembangan kecakapan moral. Inkulasi nilai menekankan komunikasi dan penghargaan terhadap pandangan lain, sementara keteladanan nilai mengharuskan pendidik menjadi model yang baik. Fasilitasi nilai membantu anak mengatasi masalah dan memahami nilai, sedangkan kecakapan moral mendukung kemandirian dan pengambilan keputusan. Evaluasi pendidikan karakter dilakukan secara berkelanjutan, melibatkan orang tua dan teman sebaya untuk mengukur perkembangan moral anak.pendidikan moral di TK PKK Sosrowijayan, Yogyakarta, dengan pendekatan kualitatif. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil menunjukkan bahwa pendidikan moral kurang optimal, lebih fokus pada pengembangan intelektual seperti calistung. Meskipun anak tidak berinteraksi langsung dengan lingkungan negatif, mereka tetap terpengaruh oleh fenomena di sekitarnya. Metode pembiasaan dan keteladanan guru diterapkan, tetapi kegiatan TPA yang tidak teratur menghambat pengembangan moral. Pendidikan moral di TK ini perlu ditingkatkan untuk efektivitas yang lebih baik.Penelitian di TK PKK Sosrowijayan Yogyakarta menilai pendidikan moral anak melalui materi, pendidik, dan metode. Materi sesuai standar pemerintah mencakup nilai-nilai seperti kejujuran dan tanggung jawab. Pendidik berinteraksi baik dengan anak dan orang tua, menggunakan keteladanan dalam pengembangan moral. Metode yang diterapkan meliputi pembiasaan, keteladanan, bercerita, dan menyanyi. Meskipun ada upaya, pengembangan moral masih memerlukan peningkatan untuk efektivitas yang lebih baik.
penanaman nilai moral di TK PKK Sosrowijayan Yogyakarta melalui kerja sama antara sekolah dan orang tua. Metode yang digunakan termasuk bercerita dan bernyanyi, yang efektif dalam mengajarkan nilai tolong-menolong dan kecintaan kepada Tuhan. Evaluasi perkembangan moral anak dilakukan secara berkelanjutan melalui observasi, melibatkan orang tua untuk penguatan di rumah, serta menggunakan sistem simbolik untuk menilai kemajuan anak.Evaluasi di TK PKK Sosrowijayan Yogyakarta lebih mengutamakan hasil daripada proses. Guru mengamati anak secara alami saat bermain dan makan, tetapi sering membantu anak yang kesulitan dalam kegiatan seperti origami dan menggunting. Penekanan pada pencapaian calistung menunjukkan fokus pada kemampuan akademis, mengabaikan perkembangan sosial dan emosional anak.
Nama : Filza nabila putri irwanda
Npm : 2313053211

Model pembelajaran marketplace activity merupakan pendekatan yang inovatif dalam proses belajar mengajar, yang mengedepankan interaksi dan kolaborasi antar siswa. Pada tahap pertama, pembagian kelompok dilakukan untuk membentuk tim yang akan bekerja sama dalam membuat produk, yaitu poster yang mencerminkan inti dari sumber bacaan. Poster ini tidak boleh lebih dari 15 kata atau simbol, sehingga mendorong siswa untuk berpikir kritis dan menyaring informasi yang penting.

Tahap kedua berlanjut dengan pembuatan produk, di mana guru memberikan bimbingan untuk memastikan bahwa siswa memahami konsep yang ingin disampaikan. Penilaian proses juga dilakukan untuk menilai kerja sama dan partisipasi siswa. Setelah poster selesai, tahap ketiga dimulai dengan proses jual beli informasi. Satu siswa dari setiap kelompok ditunjuk untuk menjelaskan isi poster kepada siswa dari kelompok lain, sementara tiga siswa lainnya melakukan "belanja" informasi dengan waktu yang dibatasi. Hal ini menciptakan suasana belajar yang dinamis dan interaktif.

Pada tahap keempat, siswa yang berbelanja kembali ke kelompok mereka untuk berbagi informasi yang didapat. Proses ini memastikan bahwa setiap anggota kelompok memperoleh pengetahuan baru dari kelompok lain. Tahap terakhir adalah konfirmasi, di mana guru mengecek apakah informasi yang disampaikan telah diterima dengan baik. Di akhir sesi, guru memberikan penguatan dan kesimpulan, menekankan pentingnya kolaborasi dan komunikasi dalam belajar. Secara keseluruhan, model ini tidak hanya meningkatkan pemahaman materi, tetapi juga keterampilan sosial dan kerja sama siswa.
Nama : Filza nabila putri irwanda
Npm : 2313053211

Vidio tersebut membahas pentingnya pengembangan moral dan nilai-nilai agama pada anak usia taman kanak-kanak, yang merupakan fase krusial dalam membentuk karakter mereka. Pada usia ini, anak-anak sangat peka terhadap pengaruh lingkungan, sehingga peran pendidik dan orang tua menjadi sangat penting. Melalui kegiatan bermain dan interaksi sosial, anak-anak dapat menyerap nilai-nilai yang diperlukan untuk perkembangan mereka.
Kegiatan yang diusulkan untuk menanamkan nilai-nilai moral mencakup pengajaran tentang konsep diri, kerapihan, dan kesopanan. Anak-anak diajarkan untuk memiliki kepercayaan diri dan bersikap sopan, yang berkontribusi pada pembentukan kepribadian mereka. Dalam aspek nilai agama, pengenalan keimanan dan ritual keagamaan membantu anak membangun hubungan spiritual yang positif.
Anak-anak di usia ini cenderung menilai perbuatan berdasarkan keuntungan pribadi, sehingga pendidikan moral harus melibatkan pengalaman langsung untuk memahami konsekuensi tindakan. Pendekatan pengajaran yang adil dan konsisten juga penting agar anak memahami dampak perilaku mereka terhadap orang lain.
Kegiatan seni dan bercerita berperan penting dalam menyampaikan nilai-nilai moral dan agama. Melalui seni dan cerita yang menarik, anak dapat belajar tentang ketuhanan dan norma sosial yang baik. Dengan metode ini, pendidikan di taman kanak-kanak diharapkan dapat membentuk generasi yang memahami dan menerapkan nilai-nilai moral dan agama dalam kehidupan sehari-hari.