Nama: Septiyan Dwi Amanda
Npm. : 2316041045
Kelas. : Reguler B
Menurut saya , Tantangan utama reformasi administrasi publik iyalah dalam mengubah budaya organisasi yang biasanya resistensi terhadap perubahan budaya menjadi lebih fleksibel dan terbuka, tantangan utama dalam reformasi administrasi publik di Indonesia. Sebagai contoh, banyak birokrat mungkin tidak nyaman dengan tingkat akuntabilitas yang lebih tinggi yang diperlukan saat kebijakan baru dibuat untuk meningkatkan transparansi penggunaan dana publik. Membutuhkan banyak waktu dan usaha untuk mengubah paradigma ini menjadi lingkungan kerja yang mendorong inovasi dan akuntabilitas.
Selain itu, masalah lain yang harus diatasi adalah mengatasi kompleksitas kebijakan. Misalnya, pemerintah harus mempertimbangkan banyak hal saat membuat kebijakan baru untuk meningkatkan layanan publik. Ini termasuk kebutuhan masyarakat, ketersediaan sumber daya, dan peraturan yang berlaku. Berbagai pihak terkait perlu dianalisis secara menyeluruh dan bekerja sama untuk menyelesaikan kebijakan secara efektif dan tepat.
Strategi seperti partisipatif, inovatif, dan kolaboratif sangat diperlukan untuk mengatasi permasalahan ini. Sebagai contoh, mengambil bagian dalam proses perumusan kebijakan akan memastikan bahwa kebijakan yang dibuat benar-benar memenuhi kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Sementara itu, kerja sama dengan LSM dan sektor swasta dapat memungkinkan penyediaan sumber daya dan keterampilan tambahan yang diperlukan untuk menghasilkan solusi yang lebih efisien dan berkelanjutan. Indonesia dapat menangani masalah reformasi administrasi publik dengan lebih efisien dengan menerapkan pendekatan ini dan memasukkan contoh nyata.
Alasan logis
reformasi administrasi publik adalah untuk meningkatkan efektivitas, transparansi, dan akuntabilitas lembaga-lembaga pemerintah. Ketidakmampuan lembaga publik dalam memenuhi kebutuhan masyarakat menyebabkan terlambatan pembangunan, ketidakmerataan pelayanan, dan rendahnya kepercayaan masyarakat
Contohnya, ketika sebuah instansi pemerintah tidak mampu memenuhi kebutuhan masyarakat, maka akan terjadi keterlambatan pembangunan. Hal ini dapat disebabkan oleh Kurangnya akuntabilitas, korupsi, dan ketidakmampuan lembaga publik dalam melakukan reformasi administrasi publik
Teori pendukung
1.teori kelembagaan baru paling sesuai dengan masalah yang dihadapi dalam reformasi administrasi publik di Indonesia, karena memuat beberapa poin ini seperti;
a. ketidakmampuan lembaga publik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Teori ini menjelaskan bagaimana aturan dan norma memengaruhi perilaku individu dan organisasi. Dalam hal ini, reformasi administrasi publik harus mengubah struktur dan proses organisasi agar lebih responsif terhadap kebutuhan masyarakat.
b. Kurangnya akuntabilitas dan transparansi
Teori Kelembagaan Baru menekankan bahwa aturan dan norma formal dan informal sangat penting untuk menciptakan budaya akuntabilitas dan transparansi.
c. Ketidakmampuan untuk melakukan reformasi
Teori ini menunjukkan bahwa perubahan institusi membutuhkan waktu dan usaha, dan mereka dapat berfokus pada pengembangan dan penegakan aturan yang lebih ketat serta mendorong budaya keterbukaan dan partisipasi publik.