Nama : Tomy Arya Fiosa
NPM : 2315061110
A. Sistem etika perilaku politik saat ini belum sepenuhnya sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Hal ini dapat dilihat dari beberapa fenomena etika menyimpang yang dilakukan oleh pejabat publik, seperti korupsi, nepotisme, kolusi, penyalahgunaan wewenang, pelanggaran HAM, dan lain-lain. Nilai-nilai Pancasila sebagai sumber etika politik, seperti ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan, seringkali diabaikan atau dilanggar oleh para pelaku politik. Padahal, Pancasila merupakan pedoman bagi perilaku politik yang sesuai dengan karakteristik dan aspirasi bangsa Indonesia. Oleh karena itu, perlu adanya penegakan hukum yang tegas, pendidikan politik yang berkualitas, dan partisipasi masyarakat yang aktif untuk mewujudkan etika politik yang berdasarkan Pancasila.
B. Etika generasi muda yang ada di sekitar tempat tinggal saya bervariasi, tergantung dari latar belakang, pendidikan, lingkungan, dan pengaruh media sosial yang mereka terima. Ada yang memiliki etika yang baik, seperti menghormati orang tua, guru, dan tetangga, menjaga kebersihan, keamanan, dan ketertiban, berprestasi di bidang akademik, olahraga, atau seni, serta berkontribusi untuk kemajuan bangsa dan negara. Namun, ada juga yang memiliki etika yang buruk, seperti mengabaikan norma agama, moral, dan sosial, melakukan tindakan asusila, kekerasan, narkoba, atau radikalisme, serta bersikap apatis, konsumtif, dan individualis. Etika generasi muda ini sebagian besar mencerminkan etika dan nilai yang dianut oleh bangsa Indonesia, namun ada juga yang menyimpang dari nilai-nilai tersebut. Solusi mengenai adanya dekadensi moral yang saat ini terjadi adalah dengan meningkatkan peran keluarga, sekolah, masyarakat, dan pemerintah dalam memberikan pendidikan karakter, bimbingan, dan pengawasan yang berlandaskan Pancasila, serta memberikan contoh, motivasi, dan fasilitas yang mendukung generasi muda untuk berkembang secara positif.
NPM : 2315061110
A. Sistem etika perilaku politik saat ini belum sepenuhnya sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Hal ini dapat dilihat dari beberapa fenomena etika menyimpang yang dilakukan oleh pejabat publik, seperti korupsi, nepotisme, kolusi, penyalahgunaan wewenang, pelanggaran HAM, dan lain-lain. Nilai-nilai Pancasila sebagai sumber etika politik, seperti ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan, seringkali diabaikan atau dilanggar oleh para pelaku politik. Padahal, Pancasila merupakan pedoman bagi perilaku politik yang sesuai dengan karakteristik dan aspirasi bangsa Indonesia. Oleh karena itu, perlu adanya penegakan hukum yang tegas, pendidikan politik yang berkualitas, dan partisipasi masyarakat yang aktif untuk mewujudkan etika politik yang berdasarkan Pancasila.
B. Etika generasi muda yang ada di sekitar tempat tinggal saya bervariasi, tergantung dari latar belakang, pendidikan, lingkungan, dan pengaruh media sosial yang mereka terima. Ada yang memiliki etika yang baik, seperti menghormati orang tua, guru, dan tetangga, menjaga kebersihan, keamanan, dan ketertiban, berprestasi di bidang akademik, olahraga, atau seni, serta berkontribusi untuk kemajuan bangsa dan negara. Namun, ada juga yang memiliki etika yang buruk, seperti mengabaikan norma agama, moral, dan sosial, melakukan tindakan asusila, kekerasan, narkoba, atau radikalisme, serta bersikap apatis, konsumtif, dan individualis. Etika generasi muda ini sebagian besar mencerminkan etika dan nilai yang dianut oleh bangsa Indonesia, namun ada juga yang menyimpang dari nilai-nilai tersebut. Solusi mengenai adanya dekadensi moral yang saat ini terjadi adalah dengan meningkatkan peran keluarga, sekolah, masyarakat, dan pemerintah dalam memberikan pendidikan karakter, bimbingan, dan pengawasan yang berlandaskan Pancasila, serta memberikan contoh, motivasi, dan fasilitas yang mendukung generasi muda untuk berkembang secara positif.