Nama : rizky amar makruf
NPM : 2315031119
Pidato Bung Karno pada Hari Lahir Pancasila bukan sekadar rangkaian kata-kata, melainkan sebuah manifestasi visi yang kuat mengenai peran penting Pancasila sebagai fondasi ideologi dan panduan utama bagi bangsa Indonesia. Dalam orasinya yang penuh semangat, Soekarno menonjolkan bagaimana Pancasila berfungsi sebagai kekuatan penyatuan, menggandeng berbagai elemen bangsa, mulai dari aspek keagamaan, suku, hingga keberagaman budaya, di dalam payung kokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Bung Karno menyoroti esensi persatuan dan kesatuan, menegaskan perlunya kerjasama dan toleransi di tengah-tengah keanekaragaman yang dimiliki Indonesia. Pidato ini mencerminkan keinginan yang mendalam akan membangun keselarasan di antara perbedaan, menggarisbawahi kepentingan solidaritas nasional sebagai landasan bagi kemajuan bersama.
Tidak hanya itu, dalam pidatonya, Soekarno menggugah semangat anti-kolonialisme dan semangat kemandirian yang menjadi ciri khas kepemimpinannya. Pancasila disuarakan sebagai alat pemersatu, menjadi penunjuk arah bagi Indonesia dalam menghadapi tantangan, baik yang muncul dari dalam negeri maupun yang datang dari luar negeri. Pidato ini menggambarkan Pancasila sebagai panglima yang membawa semangat kebangkitan dan kemerdekaan.
Secara menyeluruh, pidato ini menjadi pernyataan teguh tentang komitmen terhadap nilai-nilai dasar Pancasila. Pancasila bukan hanya sebuah ideologi formal, melainkan menjadi identitas kolektif dan perekat yang mengikat erat bangsa Indonesia. Melalui kata-kata Soekarno, Pancasila dirayakan sebagai fondasi moral dan spiritual yang melandasi kehidupan bersama, menjadi pilar yang kokoh dalam memandu perjalanan Indonesia ke masa depan.
NPM : 2315031119
Pidato Bung Karno pada Hari Lahir Pancasila bukan sekadar rangkaian kata-kata, melainkan sebuah manifestasi visi yang kuat mengenai peran penting Pancasila sebagai fondasi ideologi dan panduan utama bagi bangsa Indonesia. Dalam orasinya yang penuh semangat, Soekarno menonjolkan bagaimana Pancasila berfungsi sebagai kekuatan penyatuan, menggandeng berbagai elemen bangsa, mulai dari aspek keagamaan, suku, hingga keberagaman budaya, di dalam payung kokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Bung Karno menyoroti esensi persatuan dan kesatuan, menegaskan perlunya kerjasama dan toleransi di tengah-tengah keanekaragaman yang dimiliki Indonesia. Pidato ini mencerminkan keinginan yang mendalam akan membangun keselarasan di antara perbedaan, menggarisbawahi kepentingan solidaritas nasional sebagai landasan bagi kemajuan bersama.
Tidak hanya itu, dalam pidatonya, Soekarno menggugah semangat anti-kolonialisme dan semangat kemandirian yang menjadi ciri khas kepemimpinannya. Pancasila disuarakan sebagai alat pemersatu, menjadi penunjuk arah bagi Indonesia dalam menghadapi tantangan, baik yang muncul dari dalam negeri maupun yang datang dari luar negeri. Pidato ini menggambarkan Pancasila sebagai panglima yang membawa semangat kebangkitan dan kemerdekaan.
Secara menyeluruh, pidato ini menjadi pernyataan teguh tentang komitmen terhadap nilai-nilai dasar Pancasila. Pancasila bukan hanya sebuah ideologi formal, melainkan menjadi identitas kolektif dan perekat yang mengikat erat bangsa Indonesia. Melalui kata-kata Soekarno, Pancasila dirayakan sebagai fondasi moral dan spiritual yang melandasi kehidupan bersama, menjadi pilar yang kokoh dalam memandu perjalanan Indonesia ke masa depan.