1. Reyhana Putri z 2217061110
2. M. Damar Syahputra 2217061038
3. Lamtiarma Viona Simamora (2217061104)
4. Lyra Carisca Tresya (2217061048)
5. Zahra Aulia PF (2217061112)
6. Chanda Rizkia Rahma (2217061050)
Menjawab pertanyaan kelompok 2
1. Agen pengendalian hayati adalah setiap organisme atau makhluk hidup terutama serangga,cacing , bakteri, virus atau binatang lainnya yang dalat digunakan untuk pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT). Mekanisme penggunaan agen pengendalian hayati dalam mengurangi hama yaitu menggunakan musuh alami seperti predator, parasit dan patogen. Organisme ini berperan untuk mengendalikan OPT sehingga kerusakan yang ditumbulkan dapat ditekan atau bahkan dikurangi
2. Dalam teknik augmentasi, perlu dilakukan secara periodik agar produksi masal musuh alami tidak membludak dan terkendali. Adapun 3 cara pelepasan periodik yaitu :
1. Pelepasan inokulatif : satu kali dalam satu musim atau dalam satu tahun. Tujuannya yaitu agar musuh alami dapat mengadakan kolonisasi dan menyebarluaskan secara alami sehingga dapat menjaga keseimbangan.
2. pelepasan suplemen : setelah kegiatan sampling diketahui populasi hama mulai meninggalkan populasi musuh alaminya. Tujuannya yaitu membantu musuh alami yang sudah ada agar kembali berfungsi dan dalat mengandalikan populasi hama.
3. pelepasan imundatif atau pelepasan massal : pelepasan musuh alami dalam jumlah yang besar. Tunuannya yaitu menurunkan populasi hama secara tepat terutama setelah ratusan ribu atau jutaan individu parasitoid atau predator dilepaskan. Sinkronisasi populasi antara hama dan musuh alami dapat diatasi dengan melakukan pendekatan konservasi dan augmentasi pengendalian hayati
3. Penggunaan mikroba yang bersifat patogen sebagi agen pengendalian hayati tanaman tidak memberikan efek samping pada tanaman tersebut justru bersifat melindungi dan menguntungkan. Karena mikroba patogen ini berfungsi untuk mengendalikan hama ya g menyebabkan penyakit pada tanaman tersebut.
4. Salah satu teknik atau metode yang paling efisien dalam menanggulangi Hama dengan memanfaatkan mikroorganisme yaitu teknik pengendalian hama terpadu atau PHT karena teknik pengendalian ini mengutamakan penggunaan bahan bahran organik sebagai pilihan untuk mengendalilan serangan hama dan penyakit
5. Untuk mengoptimalkan peran mantis sebagai predator hama dalam suatu habitat tertentu, kita perlu mengetahui kondisi dari lingkungan tersebut. Selain itu kita perlu mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi kehidupan mantis, siklus hidup, faktor luar, faktor fisik, faktor makanan dan faktor hayati. Sehingga dapat dilakukan manipulasi terhadap faktor faktor tetsebut untuk tujuan pengendaliannya
6. Kombinasi agensia hayati mempunyai mekanisme yang saling melengkapi untuk meningkatkan efektivitas pengendalian patogen tanaman. Agensia hayati berfungsi untuk menekan populasi patogen.
7. Agensi pengendali hayati berperan dalam menekan infeksi dan insensigas serangan patogen tanaman dengan mekanisme biologis selain manusia. Tujuan pengendalian hayati patogen tanaman adalah mengurangi terjadinya penyakit tanaman atau aktivitas terjadi penyakit tanaman dengan :
1. Menekan inokulum potensial dari patogen melalui aktivitas antagonis sehingga dapat menekan pertumbuhan dan perkembangan populasi inokulum patogen.
2. menekan terjadinya infeksi pada inang oleh patogen melalui aktivitas koloniasi, kompetisi ruan infeksi dan induksi resistensi
3. menekan intensitas serangan patogen pada inang melalui aktivitas induksi resistensi baik yang bersifat lokal maupun sistemik melalui peningkayan zat anti fungsi atau anti bakteri atau aktivitas lainnya.