Posts made by Ardi Tri nurdyansyah

Reg M -> FORUM ANALISIS KASUS 1

by Ardi Tri nurdyansyah -
Nama : Ardi Tri Nurdyansyah
NPM : 2256021034
Kelas : Reg M

1. Bagaimanakah tanggapanmu mengenai isi artikel dan hal positif yabg bisa kamu ambil setelah membaca artikel tersebut?
=
Isi artikel diatas merupakan penjelasan dari berbagai konflik yang terjadi di perbatasan Indonesia-Timor leste. Hal positif yang bisa saya ambil yaitu pentingnya pengetahuan mengenai hukum batas wilayah antar negara sehingga masyarakat sekitas perbatasan dapat lebih bijak menyikapi zona netral suatu batas negara.

2. Bagaimanakah menurut pendapatmu dan apa yang terjadi dengan wilayah dan bangsa indonesia jika tidak memiliki konsepsi wawasan nusantara?
=
Jika bangsa tidak memiliki konsep wawasan nusantara kemungkinan bangsa indonesia sangat mudah untuk dipengaruhi paham" asing yang merugikan seperti adu domba antar budaya, serta kurangnya rasa nasionalisme warga negara.

3. Bagaimanakah konsepsi wawasan nusantara dalam mencegah timbulnya konflik seperti artikel diatas?
=
Peran wawasan nusantar yaitu untuk membentuk rasa nasionalisme yang bertujuan mempertahankan apa yang sudah menjadi hak bangsa indonesia yaitu wilayah negara agar tidak terjadi pengakuan sepihak oleh negara lain sehingga dampaknya wilayah Indonesia diambil dengan mudahnya karena pengakuan negara lain.

Reg M -> FORUM JAWABAN POST TEST

by Ardi Tri nurdyansyah -
Nama : Ardi Tri Nurdyansyah
NPM : 2256021034
Kelas : Reg M

Analisis Jurnal

Pemilu serentak yang diselenggarakan tahun 2019 di Indonesia merupakan pemilu pertama anggota legislatif. Pembangunan demokrasi Indonesia sebagaimana tercermin dari pilpres masih mengalami banyak masalah. Pendalaman demokrasi belum terwujud dengan baik karena pilar-pilar demikrasi yang menjadi faktor penguat konsolidasi demokrasi belum efektif. Pilpres 2019 belum mampu menghasilkan suksesi kepemimpinan yang baik dan belum mampu pula membangun kepercayaan publik.Sejak era reformasi, Indonesia sudah menggelar empat kali pemilu. Tetapi, pemilu kelima tahun 2019, khususnya pilpres memiliki kontelasi politik yang lebih menyita perhatian publik.
Demokrasi secara sederhana dapat dimaknai dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Namun untuk mewujudkan makna tersebut tidaklah mudah karena demokrasi memerlukan proses panjang dan tahapan-tahapan penting yang harus di lalui, seperti proses konsolidasi demokrasi. Seperti dikatakan Laurence whitehead (1989), konsolidasi demokrasi merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan secara prinsip komitmen seluruh lapisan masyarakat pada aturan main demokrasi.
Dalam konteks Indonesia, proses demokrasi yang berlangsung dipengaruhi beberapa faktor, misalnya budaya politik,prilaku aktor dan kekuatan-kekuatan politik. Proses demokrasi tersebut berlangsung relatig dinamis, khususnya sejak pemilu 1999.
Pemilu bukan hanya penanda suksesi kepemimpinan, tetapi juga merupakan koreksi atau evaluasi terhadap pemerintah dan proses deepening democracy untuk meningkatkan kualitas demokrasi yang sehat dan bermartabat. Dalam proses konsolidasi tersebut, parpol sebagai pelaku utama pemilu idealnya dapat melaksanakan fungsinya sebagai penyedia kader calon pemimpin.
Sejak 1999 kinerja parpol tidak kunjung menghasilkan landasan atau platfrom politik nasional. Kampanye lebih merupakan pameran pernak-pernik demokrasi ketimbang untuk memetakan dan menjawab persoalan bangsa.
Dalam perkembangannya aktivitas parpol mewarnai pemerintahan san parlemen. Perannya cenderung menganut dan berpengaruh signifikan terhadap peta politik Indonesia, meskipun pengaruhnya tidak seluruhnya positif. Contohnya, fragmentasi parpol yang terjadi belakangan ini menyebabkan parpol tidak solid.
Pemilu dalam konteks demokrasi tak lain dimaksudkan untuk menghasilkan pemerintahan yang efektif. Sedangkan salah satu isu krusial pilpres 2019 adalah politisasi birokrasi.