Posts made by Zahra Salsabila 2217011049

Pkn Mipa kimia 2025 -> PRETEST

by Zahra Salsabila 2217011049 -
Setelah membaca artikel tersebut, ada beberapa hal positif yang bisa diambil, antara lain:

1. Kesadaran Masyarakat: Artikel ini menunjukkan tingkat kesadaran masyarakat yang tinggi akan pentingnya partisipasi dalam proses hukum dan politik. Masyarakat menyadari hak mereka untuk mengajukan pengujian hukum dan mengekspresikan ketidakpuasan terhadap regulasi yang dianggap merugikan melalui demonstrasi dan pengujian konstitusi.
2. Pentingnya Pengawasan Terhadap Kebijakan Publik: Adanya dorongan untuk tetap mengawasi kebijakan publik, seperti revisi UU MK, menunjukkan perlunya kontrol terhadap tindakan pemerintah agar tidak terjebak dalam kekuasaan yang dapat merusak prinsip-prinsip demokrasi.

Namun, ada beberapa hal yang perlu dibenahi dalam konsep berbangsa dan bernegara:

1. Transparansi dan Partisipasi Publik: Artikel menggarisbawahi kurangnya transparansi dan partisipasi publik dalam pembentukan UU, termasuk revisi UU MK. Ini menunjukkan perlunya memperbaiki mekanisme agar masyarakat dapat berkontribusi dalam pengambilan keputusan.
2. Pendidikan dan Kesadaran Hukum: Meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai pentingnya konstitusi dan hak-hak mereka dalam bernegara agar partisipasi dapat dilakukan secara lebih efektif.

Hakikat Konstitusi dan Pentingnya Bagi Negara:
Hakikat konstitusi adalah sebagai aturan dasar atau hukum tertinggi yang mengatur struktur organisasi pemerintahan, hubungan antar lembaga negara, serta hak dan kewajiban warga negara. Konstitusi berfungsi untuk memastikan bahwa kekuasaan pemerintah tidak disalahgunakan dan memberikan jaminan perlindungan hak-hak asasi manusia kepada setiap individu.

Pentingnya konstitusi bagi suatu negara, termasuk Indonesia dengan UUD NRI 1945, antara lain:

1. Landasan Hukum: Konstitusi menjadi landasan hukum yang jelas dan mengatur segala aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.
2. Membatasi Kekuasaan: Konstitusi membatasi kekuasaan pemerintahan untuk menjaga agar tidak terjadi penyalahgunaan wewenang.
3. Menyediakan Keadilan: Konstitusi memberikan jaminan hak-hak dasar setiap warga negara, menciptakan keadilan dan kesetaraan di hadapan hukum.

Contoh Perilaku Pejabat Negara yang Tidak Konstitusional:
1. Penyalahgunaan Wewenang: Seorang pejabat publik yang menggunakan jabatannya untuk kepentingan pribadi, seperti menerima suap atau memanfaatkan sumber daya negara untuk kepentingan pribadi.
2. Pengambilan Keputusan Tanpa Dasar Hukum: Mengeluarkan kebijakan atau keputusan yang tidak berdasarkan kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. Mengabaikan Putusan Pengadilan: Tidak mengindahkan putusan dari Mahkamah Konstitusi atau instansi hukum lainnya yang secara konstitusional mengikat.

Apakah mereka layak mendapatkan hukuman maksimal atau diberi kesempatan untuk memperbaiki diri tergantung pada sifat dan dampak dari pelanggaran tersebut. Jika pelanggaran berpotensi merusak prinsip-prinsip demokrasi dan hak-hak masyarakat, maka hukuman maksimal mungkin diperlukan untuk memberikan efek jera dan menegakkan supremasi hukum. Namun, jika pelanggaran tersebut lebih bersifat administratif dan tidak merugikan banyak orang, maka pemberian kesempatan untuk memperbaiki perilakunya bisa menjadi pilihan yang lebih bijaksana, dengan tetap mengutamakan akuntabilitas.

Pkn Mipa kimia 2025 -> PRETEST

by Zahra Salsabila 2217011049 -
Jawaban Analisis Soal

1. Hal Positif dari Artikel:
Artikel ini menyoroti pentingnya upaya pemerintah dalam menghadapi pandemi COVID-19. Salah satu hal positif yang dapat diambil adalah adanya kesadaran akan perlunya kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat dalam upaya memutus mata rantai penyebaran virus. Penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sebagai langkah preventif menunjukkan komitmen pemerintah untuk melindungi kesehatan warganya. Selain itu, artikel ini juga menekankan pentingnya pendekatan yang menghormati hak asasi manusia (HAM) dalam pelaksanaan kebijakan yang diambil.

Apakah Ada Konstitusi yang Dilanggar?
Berdasarkan artikel, terdapat pelanggaran yang mungkin terjadi dalam penerapan PSBB, terutama terkait dengan perlakuan aparat yang dianggap otoritatif dan intoleran terhadap warganya. Jika tindakan penegakan hukum tidak menghormati martabat dan hak asasi manusia, maka hal ini dapat dikategorikan sebagai pelanggaran terhadap nilai-nilai yang diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM, serta prinsip-prinsip dalam konstitusi yang menjunjung tinggi hak kebebasan individu.

2. Apa yang Terjadi Jika Suatu Negara Tidak Memiliki Konstitusi?
Tanpa konstitusi, sebuah negara akan kesulitan dalam menciptakan landasan hukum yang jelas dan kokoh untuk mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara. Tanpa adanya peraturan yang tertulis dan diakui, potensi penyalahgunaan kekuasaan, ketidakadilan, dan konflik mungkin akan meningkat. Konstitusi berfungsi sebagai pedoman, alat pengontrol, dan jaminan bagi warga negara untuk melindungi hak-hak mereka. Dengan demikian, konstitusi sangat efektif dalam membentuk struktur pemerintahan yang adil dan demokratis.

3. Contoh Tantangan Kehidupan Bernegara yang Perlu Diantisipasi:
Tantangan kehidupan bernegara saat ini termasuk peningkatan polarisasi sosial, diskriminasi, dan intoleransi antar kelompok. Selain itu, terdapat juga tantangan baru seperti dampak perubahan iklim dan pandemi yang mempengaruhi kestabilan sosial dan ekonomi. Menurut saya, pasal-pasal dalam UUD NRI 1945 memberikan pedoman yang cukup baik untuk menyelesaikan tantangan ini, terutama dalam hal menjamin hak asasi manusia dan menciptakan keadilan sosial. Namun, implementasinya masih perlu diperbaiki agar lebih efektif dilakukan di lapangan.

4. Pendapat Mengenai Konsep Bernegara dalam Menjunjung Tinggi Nilai Persatuan dan Kesatuan:
Sebagai warga negara, saya percaya bahwa konsep bernegara yang menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan sangatlah penting. Namun, dalam praktiknya, masih banyak ruang untuk perbaikan. Tindakan diskriminatif, polarisasi di media sosial, dan berbagai bentuk intoleransi menunjukkan bahwa kita belum sepenuhnya berhasil dalam memupuk rasa persatuan. Upaya untuk memperkuat toleransi, dialog antar kelompok, dan pendidikan nilai-nilai kebangsaan harus digalakkan untuk menyatukan perbedaan dan membangun hubungan yang harmonis di masyarakat. Implementasi kebijakan yang lebih inklusif dan mendengarkan suara masyarakat juga diperlukan agar persatuan dan kesatuan dalam berbangsa dapat terwujud lebih baik.
Nama : Zahra Salsabila
NPM : 2217011049
Kelas : C

Identitas nasional menurut saya adalah konsep yang mencerminkan jati diri atau karakteristik khas sekelompok orang dalam suatu negara, yang mencakup berbagai aspek seperti budaya, bahasa, sejarah, simbol, dan nilai-nilai yang diyakini bersama oleh masyarakat. Di dalam suatu negara, identitas nasional sangat penting karena menciptakan rasa kebersamaan dan persatuan di antara warganya. Ketika masyarakat merasakan adanya identitas yang sama, mereka cenderung lebih solid dalam mempertahankan dan mencintai negara serta budaya.

Untuk lebih memperjelas, identitas nasional dapat dibagi menjadi beberapa unsur. Pertama, ada unsur budaya yang mencakup tradisi, seni, musik, dan adat istiadat. Kedua, bahasa yang menjadi alat komunikasi sehari-hari dan simbol persatuan. Ketiga, sejarah yang mencakup perjalanan perjuangan dan pencapaian yang melahirkan suatu negara. Selain itu, simbol-simbol seperti bendera, lambang negara, dan lagu kebangsaan juga merupakan bagian tak terpisahkan dari identitas nasional. Terakhir, nilai-nilai bersama yang dijunjung tinggi oleh masyarakat berkontribusi dalam membangun identitas nasional yang kokoh. Penggolongan identitas nasional dapat dibedakan menjadi tiga kategori: fundamental, yang merupakan unsur yang sudah mengakar dalam masyarakat; instrumental, yang berkaitan dengan fungsi tertentu dalam mencapai tujuan bersama; dan alamiah, yang berkaitan dengan kondisi geografis dan lingkungan yang mempengaruhi keragaman budaya dalam negara tersebut.

Sementara itu, integrasi nasional adalah proses yang bertujuan untuk menyatukan elemen-elemen masyarakat yang beragam, seperti suku, agama, dan bahasa, menjadi satu kesatuan yang harmonis dalam bingkai negara. Proses ini sangat penting agar masyarakat dapat hidup berdampingan secara damai meskipun memiliki perbedaan. Beberapa faktor pendorong integrasi nasional termasuk adanya tujuan yang sama, di mana semua elemen masyarakat bersatu untuk mencapai kemajuan negara, serta budaya yang saling melengkapi yang memperkaya satu sama lain. Selain itu, sistem pemerintahan yang inklusif dan mendukung juga berperan penting dalam mendorong integrasi.

Namun, dalam proses integrasi nasional tidak jarang muncul faktor penghambat yang dapat memecah belah masyarakat. Perbedaan suku dan agama dapat menyebabkan konflik jika tidak dikelola dengan baik. Diskriminasi dan ketidakadilan dalam perlakuan terhadap kelompok-kelompok tertentu juga dapat menimbulkan ketegangan. Selain itu, ketidakpuasan terhadap kebijakan pemerintah yang dianggap tidak adil dapat menjauhkan rakyat dari rasa percaya dan keterikatan terhadap negara.

Integrasi nasional dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk, di antaranya integrasi sosial, di mana kelompok-kelompok berbeda saling berinteraksi dan membangun hubungan harmonis; integrasi politik, yang melibatkan kerjasama dalam hal pemerintahan dan kebijakan; serta integrasi ekonomi, di mana ada kerjasama dalam sektor ekonomi, seperti perdagangan dan investasi antar daerah.

Menurut Miron Weiner (1971), terdapat lima definisi integrasi: pertama, integrasi sebagai proses sosial di mana individu dan kelompok saling berinteraksi dan mempengaruhi; kedua, integrasi sebagai penggabungan sumber daya, baik manusia maupun material, untuk mencapai tujuan bersama; ketiga, integrasi sebagai kesatuan dalam keragaman, yang menggarisbawahi pentingnya mengakui dan menghargai perbedaan; keempat, integrasi sebagai hasil dari cohabitation, di mana kelompok-kelompok berbeda belajar untuk hidup berdampingan secara damai; dan kelima, integrasi sebagai pencapaian stabilitas, di mana terjalinnya kerjasama membuat negara lebih stabil dan damai.

Secara keseluruhan, identitas nasional dan integrasi nasional saling berkaitan erat. Ketika identitas nasional kuat dan terjaga, proses integrasi nasional akan lebih mudah tercapai. Sebaliknya, jika integrasi nasional berhasil dan berjalan dengan baik, hal ini juga akan memperkuat identitas nasional dan memperkaya keragaman budaya dalam masyarakat. Oleh karena itu, penting bagi setiap negara untuk membangun keduanya secara seimbang agar tercipta masyarakat yang harmonis dan sejahtera.
Nama : Zahra Salsabila
NPM : 2217011049
Jawaban :
Jurnal ini membahas tentang pentingnya integrasi nasional sebagai solusi untuk mengatasi problem etnosentrisme di Indonesia. Menurut penulis, Agus Maladi Irianto, Indonesia merupakan negara dengan keberagaman yang luar biasa (1.068 suku bangsa, 665 bahasa daerah, dll) sehingga pluralitas sudah menjadi takdir bangsa ini. Sayangnya, keberagaman yang seharusnya menjadi kekayaan justru sering memicu konflik antar-etnis, agama, dan kelompok kepentingan. Penulis mengkritisi bahwa kebijakan otonomi daerah yang saat ini diterapkan justru memperkuat sentimen kedaerahan dan etnosentrisme. Misalnya, setiap daerah ingin mendirikan sekolahnya sendiri yang hanya diisi oleh putra daerah, atau posisi birokrasi yang diprioritaskan untuk "putra daerah" saja. Hal ini bertentangan dengan konsep integrasi nasional yang menekankan penyatuan berbagai identitas untuk kepentingan bersama yang lebih luas.

Integrasi nasional, menurut jurnal ini, bukan berarti menghilangkan identitas kelompok, tetapi bagaimana setiap kelompok bisa "menerobos identitasnya" dan "mengambil jarak" dari kepentingan-kepentingan sempit. Contoh yang diberikan penulis adalah penggunaan Bahasa Indonesia yang awalnya merupakan bahasa Melayu Riau, namun kemudian berkembang menjadi lingua franca yang menyatukan berbagai kelompok etnis di Indonesia. Penulis juga menunjukkan bahwa identitas bisa berfungsi ganda: di satu sisi sebagai pembentuk integrasi melalui kesamaan bahasa, nilai budaya, atau cita-cita politik; di sisi lain, integrasi yang lebih luas hanya mungkin terjadi jika setiap kelompok mau meninggalkan sebagian identitasnya untuk kepentingan bersama yang lebih besar. Melalui jurnal ini, penulis menegaskan bahwa integrasi nasional adalah strategi kebudayaan yang sangat dibutuhkan Indonesia untuk menghadapi berbagai konflik kepentingan.
Nama : Zahra Salsabila
Npm : 2217011049
Jawaban :
Jurnal ini membahas bagaimana kekayaan budaya lokal di Indonesia bisa menjadi perekat identitas bangsa di tengah arus globalisasi. Indonesia memiliki ratusan suku bangsa dengan budaya masing-masing, yang membuat Indonesia menjadi negara yang sangat beragam. Penulis menjelaskan bahwa kearifan lokal seperti gotong royong (di Jawa), metetulung (di Bali), dan mapalus (di Minahasa) adalah contoh nilai-nilai budaya yang bisa memperkuat persatuan. Di tengah globalisasi yang cenderung membuat budaya menjadi seragam, kearifan lokal ini penting untuk dipertahankan agar bangsa Indonesia tidak kehilangan jati dirinya. Masalahnya, sering terjadi konflik antar suku dan kelompok di Indonesia yang bisa mengancam persatuan bangsa.

Jurnal ini juga menekankan pentingnya memahami dan menghargai keberagaman budaya untuk memperkuat identitas nasional. Penulis memberikan contoh kearifan lokal dari Bali seperti tri hita karana (tiga hal yang menciptakan kesejahteraan) dan dari Jawa seperti "ing ngarso sung tulodo" (di depan memberi contoh). Nilai-nilai ini bisa menjadi modal budaya yang memperkuat identitas Indonesia dan membantu bangsa menghadapi tantangan globalisasi. Menurut penulis, Indonesia hanya bisa bersatu jika keberagaman budayanya dihormati, bukan dihilangkan. Dengan menghidupkan kembali dan mengembangkan nilai-nilai budaya lokal, Indonesia bisa memperkuat jati diri bangsa tanpa kehilangan keunikan budaya masing-masing daerah.