Posts made by Shabrina Salsabila

BK kls C 2023 -> FORUM DISKUSI -> Topik Diskusi -> Re: Topik Diskusi

by Shabrina Salsabila -
1.Bidang psikologi ini sering disebut sebagai biopsikologi atau psikologi fisiologis. Cabang psikologi ini telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir dan dikaitkan dengan bidang ilmu lain termasuk biologi, neurologi, dan genetika. Perspektif biologis pada dasarnya adalah cara memandang masalah dan tindakan manusia.Studi tentang fisiologi dan proses biologis telah memainkan peran penting dalam psikologi sejak awal mulanya . Charles Darwin pertama kali memperkenalkan gagasan bahwa evolusi dan genetika berperan dalam perilaku manusia.
2.Teori psikoanalisis adalah salah satu teori yang membahas tentang hakikat dan perkembangan bentuk kepribadian yang dimiliki oleh manusia. Unsur utama dalam teori ini adalah motivasi, emosi dan aspek kepribadian lainnya. Dasar teori psikoanalisis adalah mengasumsikan bahwa kepribadian akan mulai berkembang saat terjadi konflik- konflik dari aspek- aspek psikologis itu sendiri. Gejala tersebut biasanya terjadi pada anak- anak atau usia dini. Kemudian pendapat Sigmund Freud tentang kepribadian manusia ini didasarkan pada pengalaman- pengalaman yang dialami pasiennya.
Menurut Freud, manusia memiliki empat instink dasar, yaitu instink vital
(lapar, haus, bernafas), instink seksual (libido), instink agresi dan instink mati (thanatos). Freud menekankan pentingnya instink seksual bagi perkembangan
kepribadian di atas instink-instink lainnya, karena instink seksual itu sangat kuat
berada di bawah taboo umat manusia (manusia dalam hidupnya dibatasi oleh nilainilai, baik kultur maupun agama) sehingga cenderung untuk disangkal dan ditekan
ke bawah sadar (menggunakan mekanisme defensi denial dan repression),
fenomena psikologik ini akan sangat berpengaruh dalam menentukan pola
perilaku seseorang. Menurutnya, instink seksual sudah ada sejak bayi dilahirkan.
Sebelum pemuasannya bermanifestasi dalam bentuknya yang dewasa seperti pada
umumnya dikenal (dalam bentuk seksual genital klimaktik), instink ini berada
dalam bentuk yang difus dan tidak terdiferensiasi. Ia kemudian berkembang
melalui fase-fase “pre-genital” (manifestasi pemuasannya terpusat pada daerahdaerah tubuh tertentu di luar genital) sampai mencapai bentuknya yang dewasa
yaitu fase “genital” (manifestasi pemuasannya secara dominan terpusat pada
genital).
Menurut Freud, banyak masalah psikologik (mental emosional) pada
masa dewasa berakar kegagalan individu menyelesaikan konflik-konflik seksual
di fase-fase dini perkembangannya. Penyelesaian yang baik, memungkinkan
individu untuk mencapai maturitas kepribadian, identitas seksual dan kehidupan emosional yang mantap.

Teori perkembangan psikososial Erikson merupakan perluasan dan
transformasi dari konsep psikoanalitik Freud. Teori perkembangan ini lebih
menekankan pada dorongan-dorongan psikososial daripada dorongan psikoseksual. Krisis perkembangan bersumber dari proses pencapaian tujuantujuan personal agar memenuhi harapan sosial masyarakat, bukan hanya pada inhibisi atau hambatan pemuasan dorongan psikoseksual.
Pandangan Erikson bertolak dari “prinsip epigenetik” dimana gagasan
ini menyatakan bahwa segala sesuatu yang berkembang, mempunyai suatu pola
dasar dan dari pola dasar itu akan berkembang bagian-bagian yang masing-masing menurut waktunya yang spesifik hingga mencapai titik tertinggi dan kemudian membentuk suatu kesatuan fungsional yang menyeluruh. Masing-masing fase
memiliki krisisnya sendiri yang khas. Berhasil tidaknya seorang individu menyelesaikan konflik-konflik yang terkait krisis di suatu fase akan menentukan
apakah seseorang akan siap untuk menghadapi krisis di fase berikutnya untuk
selanjutnya mencapai maturasi kepribadian yang sesuai dengan harapan budaya atau masyarakatnya.

3.Perspektif pembelajaran teori skinner
Menurut Skinner, hubungan antara stimulus dan respons yang terjadi melalui interaksi
dengan lingkungan menimbulkan perubahan perilaku. Karena stimulus yang diberikan akan
berinteraksi mempengaruhi respons yang dihasilkan. Respons yang diberikan memiliki
konsekuensi yang nantinya akan mempengaruhi perilaku. Mislanya, jika perilaku seseorang
segera diikuti oleh konsekuensi yang menyenagkan, orang itu akan terlibat dalam perilaku itu berulang kali. Pengguna konsekuensi yang menyenangkan dan tidak menyenangkan untuk
mengubah perilaku tersebut pengkondisian operan.Belajar adalah hasil dari interaksi antara stimulus (S), stimulasi dalam bentuk serangkaian
kegiatan yang bertujuan mendapatkan respon belajar yang bertujuan mendapatkan respon belajar
dari objek penelitian dengan respon (R), respon sebagai reaksi yang dimunculkan oleh siswa
ketika belajar itu bisa berupa pikiran, perasaan atau tindakan. Menurut teori ini, dalam
pembelajaran yang penting adalah adanya input dalam bentuk stimulus dan output dalam bentuk respon.


Perspektif pembelajaran menurut watson
Tokoh penting dalam teori ini Jhon B.Watson dimana ia mencetuskan teori belajar
manusia manusia yang memusatkan perhatian pada aspek yang dirasakan langsung pada perilaku berbahasa dan hubungannya dengan stimulus dan respon terhadap lingkungan.
Teori ini meyakini bahwa tindak balasan atau respon segala sesuatu itu bisa terjadi hanya ada rangsangan atau stimulus. Dalam bahasa yang sederahan ada reaksi karena ada aksi,
ada akibat karena ada sebab, ada asap karena ada api (Adriana, 2008).
kelebihan dan kekurangan:
Kekurangan:
a. Pembelajaran peserta didik hanya berpusat pada guru.
b. Peserta didik hanya mendengarkan dengan tertib penjelasan guru.
c. Peserta didik tidak bebas berkreasi dan berimajinasi.
Kelebihan
a. Sangat cocok untuk memperoleh kemampuan yang membutuhkan praktek dan
pembiasaan.
b. Materi yang diberikan sangat detail.
c. Membangun konsentrasi pikiran.

Perspektif pembelajaran menurut bandura
Menurut Bandura, suatu perilaku belajar adalah hasil dari kemampuan individu memaknai suatu pengetahuan atau informasi, memaknai suatu model yang ditiru, kemudian mengolah secara kognitif dan menentukan tindakan sesuai tujuan yang dikehendaki.

4. Perspektif kogniti
Perspektif kognitif mengungkapkan bahwa manusia memiliki potensi untuk menyerap pemikiran yang rasional dan irasional Pemikiran yang uasional dapat mendorong timbulnya gangguan emosi dan perilaku Pendekatan kognitif efektif untuk mengembangkan perilaku positif dan mengurangi pemikiran irasional yang menimbulkan perilaku kriminal Lazarus (1994) menggunakan istilah cognitive appraisal untuk menggambarkan proses kognitif yang digunakan individu untuk mengerti dan menginterpretasi sesuatu dan yang menjadi perantara antara situasi atau peristiwa dengan timbulnya reaksi emosional. Burns (1988) mengemukakan sudah merupakan suatu fakta neurologist yang jelas bahwa sebelum seseorang mengalami suatu peristiwa apapun, maka ia harus memprosesnya terlebih dahulu melalui pikiran serta memberikan arti terhadap stimulus tersebut. Artinya orang tersebut harus memahami apa yang sedang terjadi pada dirinya sebelum ia dapat merasakannya Pada proses psikologi kognitif, informasi yang diterima berupa data yang mudah di ingat dan dapat memberikan efek besar pada manusia. Kata kunci "mudah di ingat dapat mempermudah recall memory sehingga secara cepat manusia dapat mendeteksi kejadian apa, kapan dsb yang dapat mempengaruhi pemaknaan objek sehingga mucul suatu perilaku atau tindakan Dalam proses ini peranan sensasi, persepsi, pengalaman dan memori merupakan terpenting dalam proses kognitif.

Perspektif kognitif menurut piaget
Menurut Piaget, anak dilahirkan dengan beberapa skemata sensorimotor, yang
memberi kerangka bagi interaksi awal anak dengan lingkungannya. Pengalaman awal si
anak akan ditentukan oleh skemata sensorimotor ini. Dengan kata lain, hanya kejadian
yang dapat diasimilasikan ke skemata itulah yang dapat di respons oleh si anak, dan karenanya kejadian itu akan menentukan batasan pengalaman anak. Tetapi melalui
pengalaman, skemata awal ini dimodifikasi. Setiap pengalaman mengandung elemen knik yang harus di akomodasi oleh struktur kognitif anak. Melalui interaksi dengan
lingkungan, struktur kognitif akan berubah, dan memungkinkan perkembangan
pengalaman terus-menerus. Tetapi menurut Piaget, ini adalah proses yang lambat, karena skemata baru itu selalu berkembang dari skemata yang sudah ada sebelumnya. Dengan
cara ini, pertumbuhan intelektual yang dimulai dengan respons refleksif anak terhadap lingkungan akan terus berkembang sampai ke titik di mana anak mampu memikirkan kejadian potensial dan mampu secara mental mengeksplorasi kemungkinan akibatnya.
Menurut Piaget, anak dilahirkan dengan beberapa skemata sensorimotor, yang
memberi kerangka bagi interaksi awal anak dengan lingkungannya. Pengalaman awal si anak akan ditentukan oleh skemata sensorimotor ini. Dengan kata lain, hanya kejadian
yang dapat diasimilasikan ke skemata itulah yang dapat di respons oleh si anak, dan
karenanya kejadian itu akan menentukan batasan pengalaman anak. Tetapi melalui pengalaman, skemata awal ini dimodifikasi. Setiap pengalaman mengandung elemen unik yang harus di akomodasi oleh struktur kognitif anak. Melalui interaksi dengan lingkungan, struktur kognitif akan berubah, dan memungkinkan perkembangan pengalaman terus-menerus. Tetapi menurut Piaget, ini adalah proses yang lambat, karena skemata baru itu selalu berkembang dari skemata yang sudah ada sebelumnya. Dengan cara ini, pertumbuhan intelektual yang dimulai dengan respons refleksif anak terhadap lingkungan akan terus berkembang sampai ke titik di mana anak mampu memikirkan
kejadian potensial dan mampu secara mental mengeksplorasi kemungkinan akibatnya.

Perspektif kogniti menurut vigotsky
Setiap anak berkembang dengan keunikannya sendiri. Perkembangan-perkembangan tersebut dipengaruhi oleh pola asuh, pendidikan, dan lingkungan tempat anak bertumbuh. Perkembangan anak harus diperhatikan baik dari fisik maupun psikologi.
Keduanya sama pentingnya. Perkembangan pemerolehan pengetahuan juga pemting bagi anak. Orang tua harus memperhatikan perkembangan kognitif anak karena hal tersebut penting untuk perekambangan pengetahuan anak.

5.Perspektif Kontekstual
Pendekatan Luas terhadap PembangunanPerspektif kontekstual mempertimbangkan hubungan antara individu dan dunia fisik, kognitif, dan sosial mereka. Mereka juga mengkaji pengaruh sosio-kultural dan lingkungan terhadap pembangunan. Kita akan fokus pada dua ahli teori besar yang memelopori perspektif ini: Lev Vygotsky dan Urie Bronfenbrenner. Lev Vygotsky adalah seorang psikolog Rusia yang terkenal karena teori sosiokulturalnya. Ia percaya bahwa interaksi sosial memainkan peran penting dalam pembelajaran anak-anak; melalui interaksi sosial seperti itu, anak-anak melalui proses pembelajaran scaffolded yang berkesinambungan. Urie Bronfenbrenner mengembangkan teori sistem ekologi untuk menjelaskan bagaimana segala sesuatu pada anak dan lingkungan anak mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Ia memberi label berbagai aspek atau tingkat lingkungan yang mempengaruhi perkembangan anak.

Perspektif kontekstual teori ekologi
Model ekologi Bronfenbrenner tingkat ini menyoroti pentingnya memahami bagaimana berbagai sistem mikro bekerja sama untuk mempengaruhi perkembangan individu.
Misalnya, hubungan antara orang tua anak dan gurunya dapat berdampak pada prestasi akademik anak tersebut, sedangkan interaksi antara kelompok teman sebaya anak dan keluarganya dapat mempengaruhi perkembangan keterampilan dan nilai-nilai sosial.

6.Perspektif evolusinari/Sosio biologik
Sangat dipengaruhi oleh teori evolusi Darwin
Menurut Darwin, semua spesies binatang terus berkembang melalui proses yang berhubungan dengan survival of the fittest (terkuat yang bertahan) dan natural selection (seleksi alarm).Menurut Diane E Papalia & Ruth Duskin Feldman, perspektif
evolusioner/sosiobiologis yaitu pandangan mengenai perkembangan manusia yang berfokus pada evolusioner dan biologis yang mendasari perilaku David Buss (1995, 2004, 2008), tokoh yang sangat berpengaruh dalam
merangsang minat baru mengenai bagaimana evolusi membentuk ciri-
cin fisik kita, misalnya bentuk dan tinggi tubuh, evolusi juga memengaruhi cara kita mengambil keputusan, seberapa agresifnya kita.

Teori attachment
Menurut John Bowlby yang dikutip dalam bukunya Albert R. Roberts dan Gilbert J.Greene mengatakan bahwa:
Kebutuhan fundamental untuk mengembangkan kontak dan koneksi memiliki akar adaptif
dalam keberlangsungan biologis (biological survival), dan teori keterikatannya(his attachment theory) sehingga muncul sebagai suatu paradigma utama dalam study empiris
tentang relasi ibu dan anak. Bowlby menganjurkan bahwa model kepribadian dan model lain yang bekerja, yang dibangun dalam interaksi dengan tokoh-tokoh pengasuh, memandu pemrosesan informasi tentang pengalaman relasional dan membentuk pola-pola perilaku
dan adaptasi sepanjang jalan kehidupan (thorough the life course).5
Ada tiga aspek kemampuan belajar anak yakni kemampuan efektif, psikomotorik dan
kemampuan kognitif. Salah satu kemampuan belajar yang dibahas di sini adalah kemampuan
kognitif anak akan berkembang bila anak tersebut diberikan stimulasi dari lingkungan, hal ini
membutuhkan peran orang tua serta pendidik dalam pelaksanaannya. Dibutuhkan kerja sama
antara pendidik dan orang tua dalam mengembangkan kemampuan kognitif yang ada pada anak. Hal ini mengingat selain terjadinya perkembangan secara alamiah, anak juga membutuhkan bimbingan, arahan serta motivasi dari lingkungan dalam mengembangkan
kemampuan dalam diri anak. Motivasi bisa di bagi menjadi dua yaitu motivasi yang timbul
dari dalam diri dan motivasi yang timbul dikarenakan orang lain. Motivasi diri tidak timbul
dengan sendirinya melainkan ditimbulkan karena adanya interaksi dengan orang lain

Attachment teori ainsworth
Menurut Ainsworth (dalam Adiyanti,1985) tingkah laku lekat adalah berbagai
macam tingkah laku yang dilakukan anak untuk mencari, menambah dan
mempertahankan kedekatan serta melakukan komunikasi dengan figur lekatnya.
Capitanio (dalam Adiyanti, 1985) berpendapat bahwa tingkah laku lekat merupakan sesuatu yang dapat dilihat, namun kadang perilaku ini dapat muncul dan kadang tidak.
Intensitas perilaku lekat sangat bervariasi dan tergantung pada situasi lingkungan.
Tingkah laku lekat ini ditujukan pada figur tertentu dan tidak ditujukan pada semua orang (Ainsworth dalam Ervika, 2000). Telah disebutkan sebelumnya pada teori etologi bahwa sebetulnya tingkah laku
lekat tidak hanya ditujukan pada anak namun juga pada ibu. Bentuk tingkah laku lekat pada ibu berupa sikap yang ingin mempertahankan kontak dengan anak dan
memperlihatkan ketanggapan terhadap kebutuhan anak. tingkah laku lekat ini berfungsi
membantu individu bertahan dan menjaga anak dibawah perlindungan orang tua. Bowlby
(dalam Stams, Juffer dan Ijzendoorn, 2002) menyebutnya dengan istilah “care taking
behavior” yang merupakan bagian program biologis yang tidak dipelajari. Tingkah laku lekat tidak berhubungan dengan kebutuhan makan, melainkan
mendapatkan perlindungan dari ibu. Unsur penting dalam pembentukan kelekatan adalah
peluang untuk mengembangkan hubungan yang timbal balik antara pengasuh dan anak.
interaksi anak dengan pengasuh membutuhkan waktu dan pengulangan, dalam hal ini
fungsi orang tua adalah memulai interaksi, bukan sekedar memberi respon terhadap
kebutuhan anak

7.Terdapat 3 teori perkembangan moral, pada level 1 terdapat prekonvensional, level 2 konvensional dan level 3 postkonvensional, jadi tahapan perkembangan moral merupakan ukuran dari tinggi hingga rendahnya teori moral individu berdasarkan perkembangan penalaran teori moralnya.
Teori perkembangan moral Kohlberg yang ditemukan oleh psikolog Kohlberg memperlihatkan bahwa perbuatan moral itu bukan dari hasil sosialisasi atau pelajaran yang diperoleh dari kebiasaan dan hal-hal lain yang berhungan dari norma kebudayaan (Sunarto,2013:176).
Teori ini menyatakan bahwa penalaran moral lah yang merupakan dasar dari perilaku yang etis dan mempunyai stadium perkembangan moral dengan tingkat atau level yang teridentifikasi yaitu sebagai berikut :

(Prekonvesional)
Pada level pertama ini merupakan tingkat prekonvesional dari penalaran moral seperti seseorang yang berada didalam tingkat prekonvesional menilai moralitas dari tingkah laku yang ada dan dibuat berdasarkan konsekuensinya langsung. Terdapat 2 tahap awal pada level prekonvesional yaitu tahapan awal dan murni melihat diri dalam bentuk egosentris. Tahap pertama individu yang memfokuskan diri pada konsekuensi nya langsung dari tingkah laku yang dibuat mereka yang dirasakan sendiri.

(Konvensional)
Pada level kedua ini umumnya berada pada seorang yang sudah matang dalam pemikiran atau seorang remaja, orang yang ada pada ditahapan ini menilai moralitas dengan sebuah tingkah laku yang dibuat dengan membandingkannya dengan pandangan dan keinginan.

(Pasca-Konvensional)
Pada level ketiga ini banyak dikenal dengan tingkat yang sangat berprinsip, dilevel ketiga ini terdapat dua tahap lanjutan dari level pertama dan kedua yaitu tahap kelima dan keenam dari perkembangan moral.

BK kls C 2023 -> FORUM DISKUSI -> Topik Diskusi -> Re: Topik Diskusi

by Shabrina Salsabila -
1. A. Anak Usia Dini Bersifat Unik
Setiap anak berbeda antara satu dengan lainnya dan tidak ada dua anak yang sama persis meskipun mereka kembar identik.
B. Anak Usia Dini Berada Dalam Masa Potensial
Anak usia dini sering dikatakan berada dalam masa “golden age” atau masa yang paling potensial atau paling baik untuk belajar dan berkembang.
C. Anak Usia Dini Bersifat Relatif Spontan
Pada masa ini anak akan bersikap apa adanya dan tidak pandai berpura-pura. Mereka akan dengan leluasa menyatakan pikiran dan perasaannya tanpa memedulikan tanggapan orang-orang di sekitarnya.
D.Anak Usia Dini Cenderung Ceroboh dan Kurang Perhitungan
Anak usia dini tidak mempertimbangkan bahaya atau tidaknya suatu tindakan. Jika mereka ingin melakukan maka akan dilakukannya meskipun hal tersebut dapat membuatnya cedera atau celaka.
E.Anak Usia Dini Bersifat Aktif dan Energik
Anak usia dini selalu bergerak dan tidak pernah bisa diam kecuali sedang tertidur. Maka sering kali dikatakan bahwa anak usia dini “tidak ada matinya

2. Ciri perkembangan AUD
Terjadinya perubahan dalam aspek fisik (perubahan tinggi dan berat badan serta organ- organ tubuh lainnya). Perubahan aspek psikis (semakin bertambahnya kosa kata dan kematangan dalam hal kognitif, mengingat dan imajinasnya).
Perubahan pada proporsi aspek fisik. Yaitu proporsi tubuh anak berubah sesuai dengan fase perkembangan dan pada usia remaja tubuh anak mendekati proporsi tubuh usia remaja. Pada aspek psikis (perubahan imajinasi ke realistis dan perubahan perhatian dari yang egosentris perlahan- lahan kepada kelompok teman sebaya).
Hilangnya tanda- tanda pada aspek fisik (hilangnya kelenjar thymus yang ada pada bagian dada, kelenjar pineal pada bagian bawah otak, rambut- rambut halus dan gigi susu). Sedangkan pada aspek psikis (hilangnya masa- masa mengoceh, merangkak, dan perilaku impulsive yaitu dorongan untuk bertindak sebelum berpikir)

3. Prinsip perkembangan anak usia dini
prinsip-prinsip perkembangan anak usia dini menurut Bredekamp dan Coople (1997), yaitu sebagai berikut.
1) Perkembangan Aspek/Ranah Fisik, Sosial, Emosional, dan Kognitif Anak Saling Berkaitan DAN Saling Mempengaruhi Satu Sama Lain.
2) Perkembangan Fisik/Motorik, Emosi, Sosial, Bahasa dan Kognitif Anak Terjadi dalam Suatu Urutan Tertentu yang Relatif Dapat Diramalkan.
3) Perkembangan Berlangsung dalam Rentang yang Bervariasi Antar Anak dan Antar bidang Pengembangan dari Masing-masing Fungsi.
4) Pengalaman Awal Anak Memiliki Pengaruh Kumulatif dan Tertunda terhadap Perkembangan Anak
5) Perkembangan Anak Berlangsung ke Arah yang Makin Kompleks, Khusus, Terorganisasi, dan Terinternalisasi.
6) Perkembangan dan Cara Belajar Anak Terjadi dan Dipengaruhi oleh Konteks Sosial Budaya yang Majemuk.
7) Anak adalah Pembelajar Aktif, yang Berusaha Membangun Pemahamannya tentang Lingkungan Sekitar dari Pengalaman Fisik, Sosial, dan Pengetahuan yang Diperolehnya.
8) Perkembangan dan Belajar Merupakan Interaksi Kematangan Biologis dan Lingkungan, Baik Lingkungan Fisik maupun Lingkungan Sosial.
9) Bermain merupakan Sarana Penting bagi Perkembangan Sosial, Emosional, Kognitif Anak, dan Menggambarkan Perkembangan Anak.
10) Perkembangan akan Mengalami Percepatan apabila Anak Berkesempatan untuk Mempraktikkan Berbagai Keterampilan yang Diperoleh dan Mengalami Tantangan Setingkat Lebih Tinggi dari Hal-hal yang Telah Dikuasainya.

Perkembangan Bahasa
Bahasa menjadi aspek perkembangan anak yang bisa Bunda amati dan latih sejak dini. Si Kecil dapat mengerti berbagai hal yang dimaksud oleh orang tua seperti cerita, aturan, perintah dan juga menghargai bacaan. Tidak sampai di situ, bahasa juga meliputi bagaimana cara Si Kecil berbahasa dengan baik seperti tanya jawab, memahami bentuk dan juga bunyi dari masing-masing huruf juga angka.

5. Perkembangan Sosial-Emosional
Perkembangan emosi anak usia pada usia dini menjadi hal yang perlu diperhatikan karena berperan penting dan terkait erat dengan pengenalan diri Si Kecil juga orang sekitar. Berbagai macam hal yang masuk dalam aspek ini adalah sebagai berikut: Si Kecil akan lebih senang jika bermain dengan teman sebayanya, memahami perasaan, merespon pembicaraan, berbagai mainan dengannya, mendengarkan ucapannya, hingga belajar menghargai hak dan pendapat orang lain sehingga Si Kecil akan tetap berlaku sopan. Tidak hanya itu, aspek ini juga mengajarkan Si Kecil arti dari tanggung jawab, hak-hak, hingga aturan bagi mereka dan orang lain. Selain hubungan dengan orang lain maupun teman sebayanya, hal ini akan membantu Si Kecil untuk memperlihatkan kemampuan diri, mengenal perasaan mereka, mengendalikan diri, hingga menyesuaikan diri untuk berinteraksi dengan orang lain.

BK kls C 2023 -> FORUM DISKUSI -> Topik Diskusi -> Re: Topik Diskusi

by Shabrina Salsabila -
1. Pengertian Bimbingan Konseling

Bimbingan (guidance) pada prinsipnya merupakan pemberian pertolongan atau bantuan. Bimbingan merupakan suatu tuntunan, artinya bahwa dalam memberikan bimbingan bila keadaan menuntut, kewajiban dari pembimbing untuk memberikan bimbingan secara aktif, yaitu dengan memebrikan arah kepada yang dibimbingnya. Walgito, (2010: 5-6).

Konseling (counseling) hal yang pokok dalam proses konseling adalah pemecahan masalah. Artinya bahwa konseling merupakan bantuan yang diberikan kepada individu atau kelompok untuk menyelesaikan suatu masalah melalui wawancara dengan cara yang sesuai dengan keadaan yang tengah dihadapi untuk mencapai kesejahteraan dalam hidup. Walgito, (2012: 8).

Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian bimbingan konseling adalah rangkaian proses kegiatan yang fakus utamanya adalam memberikan bantuan yang diberikan oleh seorang ahli dalam bidang konseling melalui tatap muka, baik secara individua tau kelompok dengan memberikan pengetahuan dalam mengatasi suatu permasalahan yang tengah dialami oleh konseli secara berkala dan sistematis.

2. Tujuan Bimbingan Konseling

Secara umum tujuan bimbingan dan konseling adalah untuk membantu para peserta didik dalam mencapai tugas perkembangannya dengan optimal sebagai pribadi, sosial dan sebagai makhluk ciptaan Allah SWT. Berikut beberapa tujuan utama bimbingan konseling di sekolah:

Membantu dalam perencanaan perkembangan karir, penyelesaian studi serta jenjang pendidikan selanjutnya.
Membantu peserta didik agar bisa cepat beradaptasi dengan lingkungan sosial mereka (di sekolah atau di lingkungan masyarakat).
Mengetahui dan membantu menyelesaikan hambatan yang peserta didik hadapi baik dalam belajar, menyesuaikan diri dengan sekitar atau dengan keluarga.
Membantu dalam mengembangkan minat, bakat dan potensi yang dimiliki oleh peserta didik secara maksimal.
Membantu peserta didik dalam mengembangkan kesadaran diri akan kemampuan, potensi, keunikan dan citra diri.
Agar peserta didik mampu dalam mengembangkan kemampuan untuk belajar dengan baik.
Mampu menumbuhkan sikap positif terhadap diri serta orang-orang dan lingkungan sekitar mereka.

3. Fungsi Bimbingan Konseling
Asumsi atau pandangan seorang peserta didik kepad profesi seorang guru bimbingan dan konseling (BK) terkadang negatif, atau bahkan tidak mendapatkan perhatian yang seharusnya dari peserta didik. Kenyataannya fungsi bimbingan konseling sendiri memiliki peran yang sangat penting bagi perkembangan peserta didik saat di sekolah ataupun diluar sekolah. Beberapa fungsi bimbingan konseling di sekolah adalah sebagai berikut:

Untuk ikut berperan dalam membantu peserta didik memahami dan mengerti akan dirinya sendiri serta lingkungannya. Hal ini bertujuan agar individu yang bersangkutan dapat mengembangkan potensi pribadinya dengan optimal dan dapat menyesuaikan dirinya sendiri dengan lingkungan dengan baik dan sehat.
Memberikan kemudahan bagi peserta didik untuk memperoleh perkembangan yang optimal dan seimbang dalam kepribadian diri seorang peserta didik.
Membantu peserta didik untuk menentukan minat, bakat dan potensi, termasuk dalam menentukan kegiatan ekstrakurikuler, program studi saat akan kuliah atau lebih jauh untuk lebih mengembangkan kemampuan untuk karir dimasa depan.
Membantu dalam mengantisipasi atau pencegahan masalah yang dapat terjadi pada peserta didik dan membantu mereka dalam mengatasinya.
Membantu untuk turut meluruskan pemikiran, tindakan dan dalam meluapkan perassan peserta didik yang menyimpang/kurang baik (intervensi) dan memberikan bimbingan dalam berpola pikir yang sehat, logis dan berperasaan yang tepat dan baik.
Memberikan bantuan kepada peserta didik yang tengah menghadapi permasalahan yang bersifat pribadi ataupun secara sosial.
Berperan penting dalam pengembangan pribadi peserta didik agar mereka bisa selalu membentengi diri mereka kepada hal-hal yang kurang baik yang bisa menurunkan performa diri mereka sendiri.
Membantu memfasilitasi dalam mengembangkan peserta didik untuk mencapai tugas-tugas perkembangan mereka.

4. prinsip
Bimbingan merupakan proses dalam membantu individu supaya mereka bisa menyelesaikan masalah yang harus dihadapi.
Bimbingan harus berfokus pada individu yang sedang dibimbing.
Bimbingan harus luwes, identifikasi kebutuhan harus benar-benar dirasakan oleh individu yang dibimbing.
Bimbingan konseling hanya bagi semua konselor, bimbingan tersebut bisa untuk bimbingan bermasalah atau tidak bermasalah, sehingga ada pendekatan bimbingan yang sifatnya preventif juga pengembangan penyembuhan.
Bimbingan bukan sekedar tugas atau tanggung jawab para konselor, tetapi juga untuk para tenaga pendidik, termasuk kepala sekolah, guru sesuai peran masing-masing.

5, ruang lingkup
Dalam bimbingan konseling, ruang lingkup biasanya distandarkan dalam beberapa segi yang berbeda. Karena bimbingan konseling pun dapat dilihat dari berbagai macam segi, mulai dari pelayanan, fungsi, dan sebagainya.

1. Segi Pelayanan
Dari segi pelayanannya sendiri, bimbingan konseling akan lebih berfokus sebagai konselor. Baik konselor pendidikan, pekerjaan, perusahaan, dan sebagainya. Misalnya adalah guru BK di sebuah sekolah yang memberikan konseling serta pelayanan dalam pendidikan, yaitu kurikulum, sikap, keterampilan, dan komunikasi.

Selain dalam bidang pendidikan, ruang lingkup BK pun ada dalam bidang kemasyarakatan. Misalnya, memberikan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat, khususnya dalam kesehatan mental. Lalu, adapun ruang lingkup dalam hal lingkungan dengan cakupan lebih luas. Misalnya, sebagai HRD di lembaga kerja.

2. Segi Sasaran
Dalam segi sasaran, bimbingan konseling memiliki dua sasaran yaitu individu dan kelompok. Dalam hal individu, ranah yang dijalankan oleh bimbingan konseling biasanya yaitu meliputi pengembangan potensi dan kemampuan seorang individu. Dalam bidang pendidikan, yaitu mengembangkan minat dan bakat siswa.

Adapun sasaran yang bersifat kelompok yaitu merujuk atau berorientasi pada sekelompok individu. Misalnya, pada pelayanan kesehatan masyarakat yang berfokus terhadap kesehatan seluruh masyarakat sasaran. Atau pengembangan SDM, yaitu berfokus pada pengelolaan SDM seluruh karyawan di perusahaan tersebut.

3. Segi Fungsi
Ruang lingkup bimbingan konseling pun memiliki fungsi khusus. Pertama adalah fungsi pemahaman, yaitu fungsi yang dimaksudkan untuk membantu klien dalam memahami dirinya sendiri. Kedua adalah fungsi pencegahan, fungsi ini dimaksudkan untuk memberikan pencegahan pada kondisi klien agar tidak memperburuk kondisinya.

Fungsi ketiga yaitu pengentasan, fungsi ini dimaksudkan untuk menyelesaikan masalah klien menggunakan kekuatan dari dalam klien, sehingga tidak menggunakan metode fisik. Terakhir adalah fungsi pemeliharaan, fungsi ini biasanya bergerak dalam kegiatan atau program yang ada dalam suatu lembaga.

4. Segi Karir dan Pendidikan
Bimbingan konseling pun tidak bergerak di semua ranah, ranah yang biasanya menjadi ruang lingkup adalah karir dan pendidikan. Dalam karir dan pendidikan pun, terdapat ruang lingkup khusus untuk bimbingan konseling ini. Misalnya, dalam pendidikan akan lebih bertumpu pada pengembangan prestasi, kemampuan belajar, pergaulan, dan pendidikan siswa.

Sedangkan, dalam bidang karir akan berfokus terhadap para pekerja. Yaitu membantu pekerja untuk mengembangkan potensi dan motivasinya. Selain itu, siswa pun biasanya masuk dalam ruang lingkup ini, yaitu dengan membantu siswa untuk memahami, mengambil, dan memilih keputusan karirnya di masa mendatang.

5. Segi Sosial Budaya
Segi terakhir adalah dalam sosial budaya. Dalam segi ini, bimbingan konseling biasanya memberikan pelayanan untuk mengembangkan kemampuan hubungan sosial terhadap suatu individu atau kelompok.
Bimbingan konseling adalah kepakaran yang seringkali disamakan dengan psikologi. Ternyata, terdapat ruang lingkup bimbingan konseling yang bersifat khusus seperti di atas. Ruang lingkup ini berguna agar membedakan bimbingan konseling dan kepakaran lainnya.

KP AUD kls C 2023 -> FORUM DISKUSI -> Topik Diskusi -> Re: Topik Diskusi

by Shabrina Salsabila -
1. Baca ulang
Setelah menulis, bacalah semuanya dari awal untuk melakukan pengeditan mengenai tata bahasa, tanda baca, dan lain-lain.
Cari tahu apakah ada kalimat yang tidak masuk akal atau sulit dimengerti. Jika ada, segera perbaiki.
Idealnya, kamu bisa baca ulang tulisanmu sebanyak dua sampai tiga kali.
Dari sini, kamu akan mengetahui kesalahan tulisanmu di mana dan pelan-pelan akan meningkatkan skill keterampilan tertulis.

2. Pahami tujuan sebelum menulis
Tentukan tujuanmu terlebih dahulu sebelum menuliskan sesuatu.
Kamu mungkin memiliki tujuan untuk meminta izin kepada atasan, meminta bantuan kepada rekan kerja, atau tujuan yang lainnya.
Itu akan mempermudah kamu dalam menyusun kalimat.

3. Jaga profesionalitas
Meskipun hanya mengirim email ringan kepada rekan kerja, pastikan untuk tetap menjaga profesionalitas.
Hal ini berguna untuk tetap mempertahankan keterampilan komunikasi tertulis agar semakin berkembang ke depannya.

Berbeda dengan komunikasi pada umumnya yang mengandalkan lisan dan nada, komunikasi tertulis cenderung mengarah pada gaya kepenulisan.
Secara sederhana, written communication mengandalkan pada tata bahasa, tanda baca, serta pemilihan kata saat menyampaikan informasi kepada orang lain.
Dalam dunia kerja, keterampilan ini dapat kamu gunakan saat mengirim email kepada atasan, mulai dari email berisi permintaan cuti, permohonan perpanjangan deadline, dan lain-lain.
Tidak hanya mengirim email, keterampilan ini juga dimaksimalkan dalam menulis memo, menyusun laporan, dan sebagainya.
Dengan keterampilan komunikasi tertulis, kamu bisa memilih kata yang tepat untuk disampaikan agar dapat dibaca dengan enak oleh orang yang bersangkutan.

KP AUD kls C 2023 -> FORUM DISKUSI -> Topik Diskusi -> Re: Topik Diskusi

by Shabrina Salsabila -
Mendengarkan dengan aktif. Kemampuan mendengar yang baik dapat membantu melancarkan dalam berkomunikasi dengan orang lain. Jadi pastikan kamu bisa menjadi pendengar yang baik.

Memahami audiens. Berusaha untuk memahami minat dan preferensi audiens dapat membantu ketika menciptakan komunikasi yang harmonis. Ini bisa dilatih dengan mengasah empati kamu.

Hindari melakukan interupsi. Menghindari interupsi saat orang lain berbicara dapat membantu kita dalam memahami pesan yang disampaikan, dan memberikan respons yang berkualitas.

Memperluas jaringan. Jika kamu mempunyai jaringan yang luas dapat memberikan kesempatan untuk berinteraksi dengan berbagai jenis orang dan pandangan, yang akan meningkatkan kemampuan komunikasi.

Meminta feedback dari orang lain. Mendapatkan umpan balik dari orang lain bisa memberikan pandangan tentang aspek-aspek yang perlu ditingkatkan dalam komunikasi yang dilakukan.

Berbicara dengan kecepatan yang tepat. Kecepatan berbicara dapat memengaruhi bagaimana audiens mendengarkan kita, sehingga perlu untuk berbicara dengan kecepatan yang pas agar pesan dapat disampaikan dengan jelas.

Memberikan feedback kepada orang lain. Selain mendapatkan feedback, ketika kita memberikan feedback positif kepada orang lain dapat memotivasi mereka dan melatih kita dalam berkomunikasi. Memberikan feedback negatif juga dapat melatih kita dalam memilih kata-kata yang tepat.

Memikirkan hal yang akan diucapkan. Salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan komunikasi agar kita bisa menjadi lebih baik adalah dengan berpikir tentang hal yang akan diucapkan sebelum menyampaikannya, untuk menghindari ucapan yang spontan atau kasar.

Menyampaikan ide dengan jelas dan singkat. Penting untuk tidak bertele-tele atau basa basi ketika berbicara atau menyampaikan ide, agar audiens dapat lebih mudah memahami pesan yang disampaikan.

Belajar berbicara di depan umum. Menghadapi situasi yang mengharuskan kita untuk berbicara di depan orang banyak dapat menjadi momen yang baik untuk meningkatkan kemampuan komunikasi.

Mempelajari dasar-dasar komunikasi nonverbal. Komunikasi nonverbal dapat menyumbang 55% dari bagaimana audiens memandang seseorang, sehingga itu menjadi penting untuk mengetahui bagaimana cara berpakaian, tatap muka, dan gerak tubuh yang baik.

Memperhatikan nada dan intonasi. Dalam berkomunikasi, selalu memperhatikan nada dan intonasi, ini bisa mempengaruhi emosi audiens yang mendapatkan pesan yang kita sampaikan.

Menghindari pembuatan asumsi. Menghindari pembuatan asumsi ketika berkomunikasi bisa sangat membantu kita dalam memahami makna sebenarnya dari informasi yang disampaikan oleh orang lain.