Kiriman dibuat oleh Yustia Fitrianti

CSPSPT -> Let't Discuss about Bayar, Bayar, Bayar -> Feedback -> Re: Feedback

oleh Yustia Fitrianti -
Gambar dari Group A
Baik miss izin menjawab, melalui platform tiktok mengenai kontroversi, lagu bayar bayar bayar ini
https://vt.tiktok.com/ZSMUM5nc3/

Ada salah satu akunnya tiktok yang saya temui tidak setuju dengan lagu sukatani ini, menurut dia tidak bermoral, sedangkan komentarnya dipenuhi dengan masyarakat indonesia bahwa semua isi yang ada di lagu ini benar
Link videonya https://vt.tiktok.com/ZSMUMxajS/

Ada satu lagi akun yang membuat saya sangat tertarik miss, akun ini bernama MR GAMAYEL, dimana akun ini merupakan akun dari aparat polisi sendiri, didalam caption videonya tertulis " setuju  banget saya dengan statment dari pak kapolri, gak perlu risih dengan lagu itu, lagu itu kan sindirian buat para oknum polisi nakal. Jadi kenapa harus risih." Ucap dari akun MR GAMAYEL
https://vt.tiktok.com/ZSMUrMJAR/
Gambar dari Group A
Izin menjawab miss, menurut saya tidak termasuk dalam jenis penghinaan, menurut saya justru lebih kreatif dijadikan musik untuk lebih mudah viral dan menjadi cambukan bagi aparat penegak hukum, bagaimana dengan lagu lagu iwan fals yang banyak mengktirik pemerintahan tidak ada masalah sampai sekarang pun lagunya masih banyak yang mendengarkan, apa kabar dengan lagu bayar bayar bayar ini kenapa begitu viral harus di berhentikan penyebarannya
Gambar dari Group A
Baik izin miss, menanggapi pendapat yohana, saya setuju dengan pendapat yohana karena didalam lirik memang sesuai dengan kenyataan yang sering terjadi di masyarakat indonesia, hal ini seharusnya menjadi bungkaman para aparat polisi untuk lebih menganyomi masyarakat bukan malah untuk jadi ajang pungli. Tapi tidak semua polisi juga sama halnya didalam lirik lagu ini. Ada salah satu akun yang membuat saya tertarik, nama akunnya ( Xanderian787) " ucap dia, kata bapak saya kalau kita lapor kepolisi sama saja kita diperas sama polisi ". Hal ini menjadi pandangan besar hukum di negara indonesia sangat mendahulukan uang, kamu punya uang kamu punya kuasa

Sejarah seni B -> Diskusi -> topik diksusi -> Re: topik diksusi

oleh Yustia Fitrianti -
Nama : Yustia Fitrianti
Npm : 2213043042
Kelas : B

SEJARAH TARI PIRING DUA BELAS

Tari Piring Duabelas merupakan tari tradisional yang berkaitan dengan gawi adat masyarakat Lampung yang beradat Saibatin. Tari ini berasal dari Sekala Bekhak, kecamatan Belalau, Lampung Barat. Awalnya orang orang dari Sekala Bekhak ini hijrah ke wilayah Kota Agung (Teluk Semaka) untuk mencari tempat baru dan membentuk sebuah kerajaan yaitu Kerajaan Beniting. Disebut Kerajaan Beniting karena dulu di Sumatera terdapat banyak harimau, sedangkan raja di Kerajaan Beniting ini bisa berubah menjadi harimau.

Agar rakyat tidak keliru maka sang raja memiliki sebuah tanda yang ada di bagian pinggangnya yang biasa disebut babiti, maka raja tersebut disebut raja beniting.Setelah mendapat pengaruh para pedagang, Kerajaan Beniting berubah menjadi Kerajaan Semaka.Tari Piring 12 muncul saat Kerajaan Semaka dan dikembangkan menjadi empat macam tarian.
a.Tari Piring Biasa (Asli), dibawakan oleh bujang gadis (mulei mekhanai)
b.Tari Piring Buha (Buaya), dibawakan oleh mekhanai
c.Tari Piring Maju Ngekkes (Pengantin), dibawakan oleh mulei
d.Tari Piring Duabelas yang ditarikan oleh mulei/mekhanai

Kemudian Kerajaan Semaka bergeser lagi ke daerah pinggir pantai yang bernama Teluk Benawang.Agar lebih mudah untuk membayar upeti dalam proses perdagangan. Lalu kerajaan tersebut diberi nama Kerajaan Benawang. Benawang sendiri memiliki arti uang yang banyak dan bertebaran.Di Kerajaan Benawang inilah terciptanya 12 bandar.

Tari piring adalah tarian sang ratu yang ditarikan dikala menyambut para ulu balak dari medan laga atau medan perang. Sang ratu memberikan suguhan kepada ulu balak berupa tarian sebagai ungakapan rasa gembira. Sang ratu berasal dari Kerajaan Paksi Marga Benawa.

Tari piring diperkirakan mulai ditarikan sebelum agama islam masuk ke Indonesia. Adapun disebut piring 12 sebab, paksi marga benawang mempunyai 12 bandar, dari setiap bandar mempunyai ulubalang - ulubalang dan setiap ulubalang pasti mempunyai pasukan perang.
Adapun nama-nama 12 bandar tersebut adalah :
1). Bandar Rajabasa (gunung subuwujo)
2). Bandar Sani (gunung subuwujo),
3). Bandar Narip (sekarang daerah nuropangko),
4). Bandar Talagening dibagi lagi menjadi 4 bandar lop Bandar Talagening, Bandar Maja, Bandar Muara, Bandar Kelunggu (Kota Agung),
5). Bandar Baturuga (Terahutimur),
6). Bandar Limau (kecamatan limau),
7). Bandar Putih,
8). Bandar Tulapayah.
Jadi mempunyai 4 bandar dalam dan 8 bandar luar.

Tari Piring Duabelas mempunyai dua warna berbeda yang membedakan antara pangeran dan masyarakat. Warna kuning biasanya digunakan di sebelah kanan,warna ini milik pangeran/ratu. Sedangkan warna putih biasannya dikenakan di sebelah kiri, warna ini milik masyarakat Saibatin/pemilik adat. Dua piring yang dibawa oleh sang ratu atau penari juga memiliki makna, yaitu melambangkan bahwa dalam segala sesuatu itu ada dua. Ada kalah ada menang, ada sedih ada senang.

Karena sekarang sudah tidak ada peperangan maka tari piring ditarikan saat acara panayuhan atau resepsi Sang Bujang & Sang Gadis. Tarian ini telah menjadi tradisi di kabupaten Tanggamus atau bisa dibilang tari pergaulan Masyarakat pesisir yang beradat saibatin.

MAKNA
Tempat pementasan tarian ini dilakukan di balai adat, dapat juga di panggung, lapangan terbuka, ataupun gedung-gedung apabila sudah mendapat izin berdasarkan musyawarah adat. Waktu pementasan disesuaikan dengan gawi adat dilaksanakan. Jika gawi adat dilaksanakan malam hari, maka pelaksanaan pementasan Tari Piring Duabelas setelah sholat isya. Jika gawi adat dilaksanakan siang hari, maka pementasannya dapat dilakukan menurut waktu yang ditentukan oleh panitia. Durasi tarian ini kurang lebih lima belas menit.

FUNGSI
Tarian ini berfungsi sebagai tari hiburan, dipertunjukkan pada acara-acara pesta adat, seperti : pesta perkawinan, pesta penetapan gelar, pesta penyambutan tamu agung, dan pesta hari-hari besar nasional.

SEJARAH TARI CANGGET
Tari Cangget

Tarian yang juga dikenal sebagai Tari Cangget Pepadun ini biasanya dibawakan oleh para pemuda dan pemudi Lampung yang berpakaian adat.
Tidak ada yang tau pasti di tahun berapa kah Tari Cangget muncul, namun diyakini bahwa tarian ini sudah ada sejak lama. Awalnya, tarian ini digunakan oleh masyarakat Pepadun sebagai ritual adat, pengantar orang yang akan pergi haji, dan berbagai macam gawi adat Lampung.

Selain untuk kegiatan adat, Tari Cangget juga digunakan sebagai ajang penilaian terhadap pemuda dan pemudi Lampung dalam hal kepiawaian, budi pekerti, dan kedewasaan, lewat gerakan yang mereka bawakan.
Pada masa penjajahan Jepang tahun 1942, Tari Cangget mulai berkembang menjadi sebuah hiburan masyarakat Lampung. Tarian yang awalnya miliki masyarakat Pepadun ini pun kemudian meluas ke berbagai daerah Lampung lainnya.

Hingga saat ini, Tari Cangget masih sering digunakan dalam acara pernikahan, penyambutan tamu, hingga dipentaskan di luar wilayah Lampung dalam ajang kirab budaya dan ajang kesenian lainnya. Selayaknya tarian tradisional lainnya, Tari Cangget dibawakan dengan menggunakan baju adat dan musik tradisional khas daerah Lampung. Tarian ini biasanya menggunakan aksesoris seperti keris, jempana, talam emas, payung, tombak, dan lain – lain.

Tarian ini kerap dipertunjukan pada acara perayaan penting, seperti penyambutan tamu agung, upacara pernikahan, serta pesta adat Lampung. Gerakan Tari Cangget cenderung lemah gemulai, menggambarkan kewibawaan gadis Lampung yang anggun.
Salah satu keunikan dari Tari Cangget terdapat pada banyaknya ragam tarian ini. Tari Cangget memiliki beberapa jenis tarian yang berbeda – beda tergantung dari acara yang dilangsungkan. Berikut ini adalah 5 jenis Tari Cangget yang perlu kamu ketahui.

1. Tari Cangget Bakha
Tari Cangget Bakha adalah tarian yang dibawakan oleh para pemuda dan pemudi Lampung pada saat panen raya atau munculnya bulan purnama.

2. Tari Cangget Nyambuk Temui
Tari Cangget Nyambuk Temui adalah tarian yang dibawakan oleh muda mudi Lampung ketika menyambut kedatangan tamu agung yang sedang berkunjung ke daerah mereka.

3. Tari Cangget Pilangan
Tari Cangget Pilangan merupakan jenis tarian yang dibawakan oleh pemuda dan pemudi Lampung ketika melepas anggota mereka yang akan menikah dan keluar dari desa mengikuti tempat tinggal suami atau istrinya

4. Tari Cangget Agung
Tari Cangget Agung adalah varian lain dari Tari Cangget yang dibawakan muda mudi Lampung ketika di desa mereka ada upacara adat, seperti saat adanya upacara pengangkatan seseorang menjadi Kepala Adat Pepadun.

Pada upacara ini, jika sang Kepala Adat memiliki anak gadis, maka anak tersebut akan ikut menari Tari Cangget Agung. Setelah proses upacara ini, anak gadis tersebut akan diberikan gelar Indoman, Pujian, Inten, dan Dalom Batin.

5. Tari Cangget Penganggik
Tari Cangget
Tari Cangget Penganggik biasa dibawakan oleh para pemuda dan pemudi Lampung ketika ada anggota keluarga baru yang hadir di tengah – tengah mereka. Anggota baru yang dimaksud disini bukan orang luar yang masuk dan menjadi anggota keluarga mereka, akan tetapi pemuda atau pemudi yang berubah status dari anak – anak menjadi orang dewasa.

Perubahan status pemuda dan pemudi Lampung dari anak – anak menjadi orang dewasa ini terjadi sesudah diadakannya upacara busepi atau yang umumnya disebut dengan istilah upacara kikir gigi.
Walau tarian cangget terdiri dari beberapa macam, namun tarian ini pada dasarnya mempunyai gerakan-gerakan yang relatif sama, yaitu:
(1) gerak sembah (sebagai pengungkapan rasa hormat);
(2) gerakan knui melayang (lambang keagungan);
(3) gerak igel (lambang keperkasaan);
(4) gerak ngetir (lambang keteguhan dan kesucian hati;
(5) gerak rebah pohon (lambang kelembutan hati);
(6) gerak jajak/pincak (lambang kesiagaan dalam menghadapi mara bahaya); dan
(7) gerak knui tabang (lambang rasa percaya diri).

Baju Adat dan Peralatan Musik yang Digunakan
Peralatan musik yang digunakan dalam Tari Cangget berupa canang lunik berjumlah 8 – 12 buah, satu buah bende, satu buah gujeh, 2 buah gong, sebuah gendang, dan 2 buah pepetuk.

Sementara busana yang dikenakan oleh penari perempuan terdiri dari kain tapis, kebaya panjang warna putih, siger, gelang burung, gelang ruwi, kalung papan jajar, buah jarum, bulu seratai, tanggai, peneken, anting-anting, dan kaos kaki warna putih.

Sedangkan busana dan perlengkapan pada penari laki-laki adalah kain tipis setengah tiang, bulu seratai, ikat pandan, jubah, dan baju sebelah.

MAKNA 
Tari cangget bermakna menggambarkan kewibawaan gadis Lampung yang anggun.

FUNGSI 
Fungsi tari Cangget yaitu untuk menyambut tamu agung, upacara pernikahan, dan pesta adat di Provinsi Lampung