Posts made by Ira Marby HS - 2226061002

Nama : Ira Marby HS
NPM : 2226061002

Setiap definisi Rational Choice Theory dimulai dan diakhiri dengan gagasan bahwa orang membuat keputusan rasional berdasarkan perhitungan situasi yang masuk akal. Dalam Rational Choice Theory, keputusan dibuat karena paling mungkin untuk mencapai tujuan pribadi individu yang bersangkutan. Rational Choice Theory didasari pada asumsi bahwa individu memilih tindakan yang paling sesuai dengan preferensi pribadi mereka. Rational Choice Theory juga membantu menjelaskan perilaku yang tampaknya “Irrational”. Karena Rational Choice Theory  menyatakan bahwa semua perilaku adalah rasional, semua jenis tindakan dapat diperiksa untuk mendasari motivasi rasional. Secara sederhana, Rational Choice Theory mengarahkan orang untuk membuat pilihan yang tepat, karena pilihan yang tepat adalah yang menawarkan kepuasan paling besar dan manfaat yang paling pasti.

Salah satu elemen penting dalam Rational Choice Theory adalah Rational actors. Rational actors membuat pilihan rasional berdasarkan faktor sosial, politik, ekonomi, budaya, dan psikologis yang mempengaruhi proses pengambilan keputusan. Proses tersebut memastikan bahwa pilihan rasional terbaik terjadi dengan kecenderungan untuk mendapatkan keuntungan pribadi.

Contohnya adalah seorang investor akan dengan cepat membeli saham yang harganya terlalu rendah dan melakukan short-sell saham yang harganya terlalu tinggi. Atau contoh lain, misalnya di pasar ada dua pemasok jeruk. Seorang konsumen datang dengan kebutuhan akan jeruk. Pemasok A menjual setiap kantong jeruk seharga Rp 35.000, sedangkan pemasok B menjual dengan harga lebih rendah yaitu Rp 25.000. Harga yang kebih murah memikat konsumen ke pemasok B. Meskipun, setelah diperiksa lebih dekat jeruk pemasok B, konsumen memperhatikan bagaimana pemasok B tidak memenuhi standar pemasok A sehubungan dengan kualitas. Oleh karena itu, konsumen perlu menilai apakah kualitas jeruk pemasok A bernilai Rp 35.000 lebih baik daripada jeruk pemasok B. Setelah sampai pada kesimpulan bahwa memang demikian, konsumen kembali membeli sekantong jeruk seharga Rp 35.000 dari pemasok A. Hal ini menggambarkan proses pengambilan keputusan yang rasional.
Nama : Ira Marby HS
NPM : 2226061002

1. Penanganan/model mengatasi pernikahan anak akan cocok pada kuadran DELIBERATIF. Karena isu kebijakan yang diangkat memiliki ruang konflik yang kuat dan lingkup yang luas serta relevan untuk di pergunakan pada isu-isu kebijakan yang dapat mengundang kasus clash-action. Dalam kuadran ini metode penyelesaian harus berasal dari pihak yang berkonflik. Oleh karena itu, pendekatan yang lebih efektif adalah dengan menggunakan kuadran deliberatif.

2. Menyelamatkan Hutan mangrove perkotaan akan cocok pada kuadran STRATEGIS. Karena Isu yang diangkat memiliki cakupan yang luas dan konflik yang relatif rendah atau stabil. Kuadran ini mengambil keyakinan bahwa analisis kebijakan dapat dilaksanakan dengan lebih baik oleh profesional analisis kebijakan. Pola ini pada saat ini banyak dilaksankan negara-negara maju, baik dikawasan Asia, Eropa, maupun Amerika Utara. Analisis kebijakan diserahkan baik kepada ahli analisis kebijakan maupun lembaga yang ahli di bidang analisis kebijakan. Kuadran ini memiliki pola policy analist’s driven.

3. Desa wisata hijau akan cocok pada kuadran TEKNIS. Karena isu yang dikembangkan memiliki lingkup terbatas dan memiliki konflik yang rendah. Kuadran teknis ini biasanya memiliki pola Technocrat’s Driven. Isu kebijakan dianalisis dengan metode yang sangat teknis, mempergunakan pendekatan rational choice, dan tujuannya dapat di hitung secara cost – benefit. Pola ini di pergunakan oleh sebagian besar lembaga publik Indonesia pada masa Orde Baru awal dan hingga hari ini.
Nama : Ira Marby HS
NPM : 2226061002

1. Dalam pembahasan dynamic governance yang menjadi fokus adalah 3 karakteristik birokrasi yang harus ada, yakni: thinking again, thinking ahead, dan thinking across.

Thinking again. Thinking again menuntut birokrasi yang mau belajar. Sebagai birokrat kita harus kembali melihat kembali apakah kebijakan-kebijakan yang ada saat ini masih relevan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang semakin kompleks. Birokasi tidak bisa berpikir dan berbicara dengan literatur klasik. Sehingga untuk memecahkan masalah publik kontemporer membutuhkan literatur yang baru, cara pandang baru, dan sudut pandang baru.

Thinking across. Yakni bagaimana pemimpin birokrasi, pemimpin politik dan pemerintah harus berpikir out of the box. Kebijakan-kebijakan yang ada harus diambil berbeda daripada sebelumnya. Jika memang ada aturan yang tidak relevan, dan aturan tersebut menghambat inovasi dan kreatifitas dalam pelayanan dan kebijakan publik, maka birokrasi ke depan bertanggung jawab untuk mengubah aturan tersebut. Jika sesuatu perubahan memang menciptakan manfaat yang lebih besar, maka perubahan itu perlu dilakukan.

Thinking ahead. Bagaimana pejabat publik, analis kebijakan, pejabat politik berpikir ke depan. Untuk kebijakan saat ini mestinya bukan untuk menyelesaikan kebijakan masa dulu dan sekarang, tetapi kebijakan yang diambil juga memiliki perspektif jauh ke depan.

2. Kriteria smart and strong policy adalah :
- Memiliki perspektif yang jauh ke depan, sehingga dapat bertahan cukup lama
- Inovatif dan kreatif. Yakni kebijakan tersebut mampu menciptakan pembaharuan.
- Relevan dengan masalah yang ada, sehingga dapat mewujudkan pelayanan publik sesuai yang diharapkan oleh masyarakat
- Menciptakan manfaat yang jauh lebih besar.

3. Karena karakteristiknya yang dinamis dan adaptif sehingga mampu menciptakan ruang kreatifitas dan inovasi kepada setiap aktor publik yang ingin melakukan perubahan untuk mewujudkan pelayanan publik yang diinginkan oleh masyarakat.