Posts made by Laurensia Patrik Venesia

Untuk dapat menyampaikan dan mendengarkan pesan secara lisan dengan lancar, berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu:

1. Persiapan: Persiapkan topik yang akan disampaikan dengan baik. Buatlah rangkuman atau poin-poin penting yang ingin disampaikan. Jika memungkinkan, latihanlah presentasi atau percakapan dengan seorang teman atau rekaman diri sendiri.

2. Penguasaan Materi: Pahami dengan baik materi yang akan disampaikan. Ketika Anda memiliki pemahaman yang kuat tentang topik, Anda akan lebih percaya diri dan dapat mengungkapkan pesan dengan lebih lancar.

3. Praktik dan Latihan: Praktik dan latihan berbicara secara lisan, baik secara mandiri maupun dengan orang lain. Latihan ini akan membantu meningkatkan kefasihan dan keterampilan berbicara Anda. Anda juga dapat mencoba berbicara di depan cermin untuk memperhatikan ekspresi wajah dan postur tubuh Anda.

4. Perhatikan Kecepatan dan Intonasi: Berbicara terlalu cepat atau terlalu lambat dapat menghambat pemahaman. Usahakan untuk berbicara dengan kecepatan yang moderat dan gunakan intonasi yang tepat untuk menekankan poin-poin penting atau emosi yang ingin disampaikan.

5. Dengarkan dengan Aktif: Ketika mendengarkan, berikan perhatian penuh kepada pembicara. Hindari gangguan dan usahakan untuk menghindari pemikiran atau perencanaan respons selama pembicaraan sedang berlangsung. Dengarkan dengan aktif, berikan isyarat tubuh yang menunjukkan minat dan pemahaman, serta ajukan pertanyaan jika ada hal yang tidak jelas.

6. Berlatih Empati: Cobalah untuk memahami perspektif dan perasaan pembicara. Melakukan ini akan membantu Anda menjaga hubungan yang baik dan memperkuat komunikasi.

Mengapa penting untuk menyampaikan dan mendengarkan pesan secara lisan dengan lancar?
1. Pemahaman yang Lebih Baik: Berbicara dan mendengarkan dengan lancar membantu memastikan pesan dapat dipahami dengan baik oleh penerima. Komunikasi yang jelas dan lancar meminimalkan risiko kesalahpahaman atau penafsiran yang salah.

2. Hubungan yang Lebih Baik: Komunikasi yang lancar membangun hubungan yang baik antara individu. Kemampuan untuk menyampaikan pesan dengan baik dan mendengarkan dengan penuh perhatian membantu memperkuat ikatan emosional dan membangun kepercayaan.

3. Kesuksesan dalam Karier: Kemampuan komunikasi lisan yang baik adalah keterampilan yang sangat berharga dalam dunia kerja. Dapat berbicara dengan lancar dan menyampaikan pesan dengan jelas dan efektif dapat meningkatkan peluang kesuksesan dalam karier.

4. Keterlibatan yang Lebih Tinggi: Komunikasi lisan yang lancar memungkinkan interaksi yang lebih aktif dan keterlibatan yang lebih tinggi dalam berbagai situasi, seperti presentasi, diskusi kelompok, atau negosiasi.

Dalam berbagai aspek kehidupan, baik itu dalam lingkungan pribadi, profesional, atau sosial, kemampuan untuk menyampaikan dan mendengarkan pesan secara lisan dengan lancar sangat penting untuk mencapai komunikasi yang efektif dan membangun hubungan yang baik.
A. Model Komunikasi Linier
Pandangan Linear Komunikasi dianggap sebagai model komunikasi yang paling pertama muncul seiring dengan kemunculan komunikasi itu sendiri. Dalam model komunikasi linear, tidak terdapat konsep umpan balik (feedback). Penerima pesan bersifat pasif dalam menerima pesan. Beberapa model Komunikasi Linier diantaranya:
1. Model Komunikasi Aristoteles
Tokoh yang dianggap menjadi pencetus model ini adalah Aristoteles. Tiga elemen yang menjadi bagian dari model komunikasi linier ini adalah pembicara, pesan dan pendengar. Fokusnya adalah pada pembicara dan pesan, dengan penerima sebagai pendengarnya pasif. Model ini penting sebagai langkah pertama dalam pemodelan proses komunikasi, tetapi tidak memiliki banyak dimensi kritis dari proses itu.
2. Model Komunikasi Laswell
Harold Lasswell (1927) mengusulkan model di mana ciri-ciri komunikator, yaitu pesan, media, dan audiens dikombinasikan untuk menciptakan dampak pada penonton. Model Lasswell mengakui bahwa audiens tidak homogen dan bisa dicapai melalui berbagai saluran, dengan derajat kesuksesan yang berbeda-beda.
3. Model Komunikasi SMCR Berlo
Pada tahun 1960, David Berlo mengusulkan SMCR (sumber,model pesan, saluran, penerima) yang berangkat dari model linier dan menggambarkan komunikasi sebagai sistem siklus dimana pengirim menerima umpan balik dari penerima.
4. Model Komunikasi Shannon dan Weaver.
Claude Shannon dan Warren Weaver (1949) mengusulkan model linier yang mirip dengan model Aristoteles. Model komunikasi ini terkait dengan masalah teknis penyandian dan pengompresan informasi. Unsur- unsur dalam model ini meliputi sebuah sumber informasi, pemancar, noise di sistem, penerima yang menerjemahkan (menafsirkan) pesan, dan tujuan akhir. Ditambahkannya noise dalam model ini sebagai ukuran kesuksesan pemberian informasi mengacu pada gangguan perangkat yang digunakan baik ekternal maupun internal. Model Shanon dan Weaver sering disebut model matematis atau model teori informasi adalah model yang pengaruhnya paling kuat atas model dan teori komunikasi lainnya.
5. Model Komunikasi Schramm
Saat mengirim pesan, penting untuk mengenali bagaimana pengalaman bidang sendiri, atau pandangan dunia, mempengaruhi bagaimana seseorang mengkodekan makna dalam pesan, dan juga, pandangan dunia penerima memengaruhi bagaimana sebuah pesan dipahami.
6. Model Komunikasi Jakobsen's
Pada tahun 1958, Roman Jakobsen memberikan penjelasan model komunikasi yang menyertakan efek dari kontak koneksi fisik dan psikologis), konteks (apa pesan merujuk), dan kode (berbagi makna) yang mengurangi komunikasi antara pengirim dan penerima pesan. Model Jakobsen mengakui pentingnya berbagi konteks dan koneksi antara dua orang yang memiliki pemahaman yang sama makna untuk komunikasi yang efektif.

B. Model Komunikasi Transaksional
Model komunikasi transaksional (transactional model of Communication) (Barnuld,1970) menggarisbawahi pengiriman dan penerimaan pesan yang berlangsung secara terus menerus dalam sebuah episode komunikasi. Baik pengirim maupun penerima memiliki tanggung jawab yang sama terhadap dampak dan efektivitas komunikasi yang terjadi.
1. Model Komunikasi Barnlund's
Terakhir, kecenderungan dalam melihat komunikasi sebagai sistem timbal balik di mana peserta atau komunikator berinteraksi dan mempengaruhi seseorang, dilanjutkan oleh Dean Barnlund's dengan model transaksional simultan dan interaksi kumulatif sebuah petunjuk atau isyarat.
2. Model Komunikasi Dance's Helical Mode
Menurut Model Heliks Dance, komunikasi dipandang sebagai proses melingkar yang semakin kompleks seiring kemajuan komunikasi. Itulah mengapa itu diwakili oleh spiral heliks.

C. Model Komunikasi Interaktif
Sebagai model yang lebih dinamis, model komunikasi interaktif mengacu pada komunikasi dua arah dengan umpan balik. Namun, umpan balik tidak simultan, melainkan lambat dan tidak langsung. Model interaktif digunakan dalam komunikasi berbasis internet dan termediasi (percakapan telepon, surat, dll.).
1. Model Komunikasi Ossgood and Schramm
Model awal Wilbur Schramm pada dasarnya linier, tetapi Schramm mengembangkannya di atas karya Charles E. Osgood, yakni teori makna untuk menghasilkan model siklus. Model ini berguna untuk menggambarkan komunikasi interpersonal yang sinkron, tetapi kurang cocok untuk kasus dengan sedikit atau tanpa umpan balik.
2. Model Komunikasi Westley and Maclean
Bruce Westley dan Malcom MacLean (1957) memberikan model yang lebih rinci tentang bagaimana pengaruh lingkungan dan umpan balik akan terjadi antara jurnalis media dan publik yang mempertahankan hubungan linier antara pengirim dan penerima, tetapi menambahkan peran Gatekeeper (orang yang memenuhi fungsi editorial), dengan pengalaman indrawi (medium), bidang pengalaman yang dibawa oleh pengirim dan penerima komunikasi, dan umpan balik dari penerima ke penjaga gerbang dan pengirim.
3. Model Komunikasi Riley and Riley
John Riley dan Matilda Riley (1959) memberikan sebuah interaktif, model timbal balik pengirim-penerima pesan, pesan dalam jaringan sosial yang dekat (teman atau rekan kerja) mempengaruhi pengirim dan penerima dalam pengaturan sosial yang lebih besar, tidak hanya itu, tindakan komunikasi juga mengubah pengirim dan penerima pesan secara timbal balik.
Komunikasi adalah proses penyampaian pesan atau informasi dari satu pihak kepada pihak lainnya sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Komunikasi dapat dilakukan secara lisan atau nonverbal. Menurut para ahli, komunikasi juga dapat diartikan sebagai proses yang memungkinkan seseorang untuk menyampaikan rangsangan atau lambang-lambang verbal untuk mengubah perilaku orang lain.
Menurut Borman, teori komunikasi adalah salah satu kata atau istilah yang memiliki arti timbal balik untuk seluruh pembicaraan atau komunikasi disertai dengan penelitian yang dilaksanakan dengan kehati-hatian, terstruktur, dan secara sadar mengenai komunikasi.

Fungsi-fungsi komunikasi antara lain:
1. Informasi: Komunikasi digunakan untuk menyampaikan informasi dan fakta kepada orang lain. Ini dapat berupa berita, data, atau instruksi.
2. Ekspresi: Komunikasi juga berfungsi sebagai sarana untuk menyampaikan perasaan, emosi, dan pendapat. Ini memungkinkan orang untuk mengekspresikan diri mereka dan membuat hubungan yang lebih dekat dengan orang lain.
3. Pengarahan: Komunikasi digunakan untuk memberikan arahan, instruksi, atau petunjuk kepada orang lain. Ini membantu dalam mengatur tindakan dan mencapai tujuan bersama.
4. Motivasi: Komunikasi dapat digunakan untuk memotivasi orang lain, baik melalui pujian, pengakuan, atau dorongan. Ini dapat meningkatkan semangat dan produktivitas individu atau kelompok.

Unsur-unsur Komunikasi
1. Sumber (Source) merupakan sumber dari segala informasi yang didapatkan.
2. Pengirim (Sender) : Pengirim adalah individu atau entitas yang menginisiasi proses komunikasi dengan membuat pesan yang akan dikirimkan kepada penerima. Pengirim memutuskan pesan apa yang ingin disampaikan dan memilih media yang sesuai untuk mengirimkannya.
3. Pesan (Message) : Pesan adalah informasi yang ingin disampaikan oleh pengirim kepada penerima. Pesan bisa berupa teks, suara, gambar, atau kombinasi dari semuanya. Pesan harus dirancang sedemikian rupa agar bisa dimengerti oleh penerima.
4. Media Komunikasi (Communication Channel) : Media komunikasi adalah jalur fisik atau teknologi yang digunakan untuk mentransmisikan pesan dari pengirim ke penerima. Contohnya meliputi percakapan langsung, telepon, surat, email, media sosial, dan lain-lain.
5. Tujuan (Destination) : Tujuan memiliki arti untuk siapa pesan tersebut diberikan oleh komunikan ke penerima.
6. Penerima (Receiver) : Penerima adalah individu atau kelompok yang menerima pesan yang telah dikirimkan oleh pengirim. Penerima harus memiliki kemampuan untuk memahami pesan yang diterima.
7. Umpan Balik (Feedback) : Umpan balik adalah tanggapan atau respons yang diberikan oleh penerima kepada pengirim setelah menerima dan memahami pesan. Umpan balik penting untuk memastikan bahwa pesan telah diterima dengan benar dan untuk mengevaluasi keberhasilan komunikasi.
Menyampaikan dan menerima pesan secara tertulis dengan sistematis adalah penting untuk memastikan bahwa pesan yang disampaikan dapat dipahami dengan jelas dan efektif oleh penerima. Beberapa langkah untuk menyampaikan dan menerima pesan tertulis dengan sistematis:

1. Tujuan Komunikasi: Tentukan tujuan komunikasi Anda sebelum menyampaikan pesan tertulis. Apakah Anda ingin memberikan informasi, meminta tindakan, atau mengungkapkan pendapat? Memiliki tujuan yang jelas akan membantu Anda menyusun pesan dengan lebih terarah.

2. Pemilihan Bahasa yang Tepat: Gunakan bahasa yang sesuai dengan konteks dan audiens yang akan menerima pesan. Hindari penggunaan jargon atau kata-kata teknis yang mungkin tidak dipahami oleh penerima. Gunakan bahasa yang sederhana, jelas, dan mudah dipahami.

3. Struktur Pesan: Susun pesan dengan struktur yang jelas dan teratur. Gunakan paragraf yang terorganisir dengan baik, dengan setiap paragraf berfokus pada satu gagasan utama. Gunakan kalimat pendukung dan penghubung untuk menghubungkan gagasan-gagasan tersebut.

4. Penggunaan Poin Utama: Identifikasi poin-poin utama yang ingin Anda sampaikan dan letakkan mereka di awal pesan. Ini membantu penerima memahami pesan secara cepat dan efektif. Gunakan kalimat singkat dan ringkas untuk menyampaikan poin utama tersebut.

5. Penggunaan Contoh atau Ilustrasi: Gunakan contoh atau ilustrasi untuk membantu menjelaskan atau menggambarkan poin-poin yang Anda sampaikan. Contoh dapat membantu penerima memahami pesan dengan lebih baik dan membuatnya lebih relevan dan menarik.

6. Revisi dan Penyuntingan: Setelah menulis pesan, luangkan waktu untuk merevisi dan menyunting pesan tersebut. Periksa tata bahasa, ejaan, dan tanda baca yang benar. Pastikan pesan Anda jelas, terstruktur dengan baik, dan bebas dari kesalahan yang dapat mengganggu pemahaman.

7. Membaca dengan Kritis: Ketika menerima pesan tertulis, baca dengan kritis dan perhatikan detail-detail penting. Cermati struktur pesan, poin-poin utama, dan ilustrasi yang digunakan. Jika ada hal yang tidak jelas, jangan ragu untuk meminta klarifikasi atau umpan balik.

8. Tanggapan dan Umpan Balik: Setelah membaca pesan, berikan tanggapan yang relevan dan umpan balik yang konstruktif jika diperlukan. Hal ini membantu memperbaiki pemahaman dan membangun komunikasi yang lebih baik.
1. Komunikasi nonverbal atau komunikasi bukan lisan adalah proses komunikasi di mana pesan yang disampaikan tidak menggunakan kata-kata . Contoh komunikasi nonverbal ialah menggunakan gerak isyarat , bahasa tubuh , ekspresi wajah dan kontak mata , penggunaan objek seperti pakaian , potongan rambut, dan sebagainya, simbol-simbol , serta cara berbicara seperti intonasi , penekanan, kualitas suara , gaya emosi , dan gaya berbicara.

Ekspresi wajah (facial ekspressions) Perasaan dan emosi manusia sering kali terbaca diwajahnya dan dapat dikenali melalui berbagai ekspresinya. Ekspresi dasar manusia yang terlihat jelas yaitu marah, takut, bahagia, sedih, terkejut, dan jijik.
Kondisi kejiwaan seseorang akan sangat mudah ditebak karena akan terlihat langsung melalui ekspresi wajah yang ditampilkannya. Misalnya, ekpresi wajah murung menjelaskan seseorang sedang bersedih karena berbagai masalah yang dihadapinya. Akan tetapi, ada juga orang-orang yang dapat menyembunyikan atau menutupi masalah yang sedang dihadapinya. Jadi, ekspresi wajah dapat juga di atur sesuai dengan keadaan tertentu dan di lingkungan mana seseorang itu berada.

Kontak mata (eye contact)
Kleinke berpendapat bahwa tatapan mata yang dalam dan lama dari seseorang sebagai sinyal rasa suka atau pertemanan dan menurut Zimbardo, jika seseorang menghindari kontak mata kita bisa berkesimpulan bahwa dia tidak ramah, tidak menyukai kita, atau mungkin sekedar pemalu. Tatapan lama tanpa peduli apapun dapat diartikan sebagai sinyal kemarahan atau kebrutalan serta tatapan dingin sebagai petunjuk non-verbal yang mengganggu oleh kebanyakan orang.
Kontak mata bukan hal yang bisa di abaikan saat kita berkomunikasi dengan orang lain karena ia menjadi pusat perhatian yang utama. Tatapan mata dalam adalah teknik komunikasi non verbal yang disarankan.

2. Bahasa non verbal adalah semua ekspresi tubuh beserta bagian dan gerakannya, benda-benda dan barang yang melekat pada tubuh, atau barang-barang yang dimiliki seseorang, serta profesi atau status sosial yang dimiliki seseorang yang dinyatakan tidak dengan kata-kata untuk menyampaikan maksud penutur yang dapat dipahami mitra tutur berdasarkan konteksnya (Sulistyo 2014). Penggunaan bahasa non verbal perlu disadari urgensinya berkaitan dalam berjalanannya proses pendidikan. Hal tersebut disebabkan karena bahasa non verbal berperan penting dalam proses komunikasi. Urgensi bahasa non verbal dalam proses belajar mengajar di kelas diungkapkan Aziz (2017) yang mengungkapkan 93% makna sosial dari komunikasi tatap muka diperoleh dari isyarat-isyarat non verbal. Hal ini mempertegas bahwa penggunaan bahasa non verbal dapat menentukan proses komunikasi dapat
terjalin baik. Bahasa non verbal senantiasa dikaitkan dengan konteks pemakaian bahasa lisan.