Nama :Amira Munira
NPM :2211011077
Kelas :S1 Manajamen B
Artikel 14 A
Pentingnya Implementasi Nilai-Nilai Pancasila Dalam Menghadapi Perkembangan IPTEK
Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa yang mengandung nilai-nilai luhur yang dipercaya sebagai perisai pelindung bangsa tentunya juga harus ikut berperan dalam menghadapi kemajuan IPTEK ini, dan sebaliknya IPTEK juga harus senantiasa berdasar pada nilai-nilai pancasila. Pancasila adalah paradigma ilmu bagi aktivitas ilmiah di Indonesia.
a.) Perkembangan IPTEK di Indonesia Ilmu pengetahuan dan teknologi atau yang biasa dikenal dengan singkatan IPTEK adalah suatu sumber yang mana seseorang bisa mengelola dan juga menggunakannya dalam kehidupannya baik dari penemuan baru tentang suatu ilmu atau teknologi dan juga perkembangan dari ilmu dan teknologi itu sendiri
b.) Dampak Positif dan Negatif Perkembangan Iptek Perkembangan IPTEK dapat memberikan dampat positif bagi kehidupan
manusia diantaranya yaitu :
• Menunjang kegiatan produksi, dengan adanya kemajuan IPTEK
• Memudahkan komunikasi dengan orang lain
• Memudahkan proses pembelajaran, dimana guru dan siswa dapat mencari lebih banyak informasi
c.) Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa
Pancasila merupakan dasar negara dan Ideologi bangsa kita, dimana Pancasila ini lahir pada 1 Juni 1945. Pancasila ini memuat lima sila yang berisikan cita-cita negara Indonesia. Adapun pokok-pokok nilai dalam Pancasila yaitu Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, dan Kerakyatan, serta Keadilan. Selain menjadi ideologi dasar.
d.) Makna Tiap Sila Pancasila
Makna Pancasila sebagai dasar negara tentunya wajib dipahami oleh setiap warga negara Indonesia.
• Sila Pertama : Ketuhanan yang Maha Esa, nilai Ketuhanan iyang dijadikan sebagai sila pertama menunjukkan bahwa Tuhan menjadi pedoman yang utama bagi setiap manusia dalam menjalankan kehidupan
• Sila Kedua: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab,makna dari Pancasila sila kedua ini yaitu mengajarkan mengenai nilai kemanusiaan yang adil dan beradab hal ini dapat diterapkan dengan mengakui persamaan derajad, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap manusia
• Sila Ketiga: Persatuan Indonesia,makna dari Pancasila sila ketiga ini yaitu walaupun bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, agama, dan unsur latar belakang yang berbeda namun tetap bisa bersatu untuk negara.
• Sila Keempat: Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/ Perwakilan, makna dari Pancasila sila keempat ini adalah menjadikan musyawarah sebagai solusi untuk setiap perbedaan atau pertentangan yang terjadi di kehidupan.
• Sila Kelima: Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, makna dari Pancasila sila kelima ini yaitu suatu keadilan sosial yang mana keadilan social ini berhak didapatkan oleh setiap masyarakat tanpa melihat status
Sebagai masyarakat Indonesia kita semua harus selalu mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, bijak menggunakan teknologi dan berusaha tidak terpengaruh oleh dampak negatif dari perkembangan IPTEK. Jadilah masyarakat yang cerdas yang dapat memanfaatkan teknologi untuk hal-hal baik yang dapat berguna untuk diri sendiri, orang lain, lingkungan dan juga bangsa Indonesia.
Artikel 14 B
Teori Kebenaran Pancasila Sebagai Dasar Pengembangan Ilmu
Pancasila sebagai ideologi negara merupakan kristalisasi nilai-nilai budaya dan agama dari bangsa Indonesia. Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia mengakomodir seluruh aktivitas kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, demikian pula halnya dalam aktivitas ilmiah. Oleh karena itu, perumusan Pancasila sebagai dasar pengembangan ilmu bagi aktivitas ilmiah di Indonesia merupakan sesuatu yang bersifat niscaya.
Pengertian dan Ciri-ciri Ilmu
Pengetahuan adalah hasil tahu manusia terhadap sesuatu, atau segala perbuatan manusia untuk memahami suatu obyek yang dihadapinya, atau hasil usaha manusia untuk memahami suatu obyek tertentu. Cabang filsafat yang membahas pengetahuan disebut Epistemologi. Istilah lain dalam kepustakaan filsafat dari epistemologi adalah Filsafat pengetahuan,gnosiologi, Kritika teori
pengetahuan, logika pengetahuan, kriteriologi.
Pengetahuan ilmiah menurut The Liang Gie (2000; 127-130) mempunyai 5 ciri pokok :
1. Empiris. Pengetahuan itu diperoleh berdasarkan pengamatan dan percobaan
2. Sistematis. Berbagai keterangan dan data yang tersusun sebagai kumpulan pengetahuan itu mempunyai hubungan ketergantungan dan teratur.
3. Obyektif. Ilmu berarti pengetahuan itu bebas dari prasangka perseorangan dan kesukaan pribadi.
4. Analitis. Pengetahuan ilmiah berusaha membeda-bedakan pokok-soalnya ke dalam bagian-bagian yang terperinci untuk memahami berbagai sifat, hubungan, dan peranan dari bagian-bagian itu.
5. Verifikatif. Dapat diperiksa kebenarannya oleh siapapun juga.
Pancasila dan Upaya Mencapai Kebenaran
Pembahasan tentang apa itu kebanaran dalam konteks Pancasila, secara tegas tidak banyak terungkap dalam literatur-literatur tekstual. Hakekat bhinneka-tunggal menunjukkan bahwa pada manusia terdapat gejala-gejala alam atau proses-proses fisis, gejala-gejala vegetatif, dan gejala-gejala animal. Selain itu, berbeda dengan tumbuh-tumbuhan dan hewan, manusia memiliki kemampuan berpikir, berasa, dan berkehendak.
*Teori Kebenaran Pancasila
Dalam lingkup perbincangan kefilsafatan, sistem filsafat Pancasila harus memenuhi tiga teori kebenaran, yakni teori kebenaran koherensi, korespondensi, dan pragmatik.
1. Teori koherensi
Bagi teori kebenaran ini, pernyataan dianggap benar jika pernyataan bersifat konsisten dengan pernyataan sebelumnya yang dianggap benar. Menurut Notonagoro (1975: 19), Pancasila dasar filsafat negara merupakan satu kesatuan, tersusun atas berbagai bagian, tetapi bagian itu tidak saling bertentangan. Semuanya menyusun hal yang baru dan utuh. Setiap bagian Pancasila merupakan bagian yang mutlak, jika dihilangkan satu bagian saja hilanglah halnya, sebaliknya terlepas dari halnya, bagian tersebut dihilangkan kedudukan dan fungsinya.
2. Teori korespondensi
Menurut teori korespondensi ini, satu pernyataan benar jika materi pengetahuan yang dikandung pernyataan itu berhubungan dengan objek yang dituju oleh pernyataan tersebut. Sistem filsafat Pancasila dinyatakan sebagai jiwa bangsa Indonesia, berkepribadian bangsa Indonesia, pandangan hidup bangsa dan pedoman hidup bangsa.
3. Teori pragmatik
Menurut teori ini, nilai kebenaran proposisi diukur dengan kriteria apakah proposisi tersebut berfungsi dalam kehidupan praktis atau tidak. Teori ini tercermin dalam
Pancasila sebagai pemersatu bangsa Indonesia. Hal ini memang menunjukkan bahwa sistem filsafat Pancasila berfungsi secara praktis.