Filsafat menurut asalnya dapat diartikan sebagai hasrat yang sesungguhnya dimiliki suatu individu untuk mencapai kebenaran yang sejati. Filsafat membawa individu dalam menggunakan keinginan intelektual dan spiritualnya untuk mencapai kebenaran yang tidak pernah dianggap selesai sebagai tujuan akhir yang absolut. Karena individu memiliki dasar pola pikir yang berbeda dalam mencapai kebenaran sejati, maka terdapat beberapa aliran dalam berfilsafat yang terdiri dari 4 aliran yang berbeda yaitu aliran rasionalisme yang berfokus pada penggunaan akal , aliran materialisme berfokus pada material, aliran individualisme berfokus pada individualitas, dan aliran hedonisme berfokus pada kesenangan. Fokus aliran tersebut menunjukkan keinginan yang sebenarnya dari individu dalam mencari tujuan akhirnya. Selain mencari tujuan akhir yang bersifat absolut dan menciptakan pandangan hidup dari individu, kegiatan filsafat dapat melatih kemampuan berfikir logis, rasional, bijaksana, dan komprehensif. Kemampuan berpikir tersebut pada akhirnya dapat diselaraskan dengan tindakan yang bijaksana dalam kehidupan sehari-hari.
Filsafat Pancasila dikatakan sebagai refleksi kritis dan rasional tentang Pancasila sebagai dasar negara dan kenyataan budaya bangsa. Refleksi kritis dan rasional diartikan bahwa filsafat Pancasila mempelajari segala hal yang berkaitan dengan hakikat Pancasila menggunakan penalaran logis dengan cara mengevaluasi dan mempertimbangkan suatu dasar dari gagasan atau ide secara mendalam. Kenyataan budaya bangsa menyangkut pada produk yang sebenarnya dari budaya bangsa Indonesia itu sendiri, yang mencerminkan nilai-nilai luhur yang telah berkembang dalam masyarakat. Dengan begitu, didapatkan pokok-pokok pengertiannya yang mendasar dan menyeluruh.