1. Menurut saya, tindakan penolakan jenazah terhadap korban Covid-19 merupakan tindakan yang tidak berperikemanusiaan, apalagi yang dikuburkan adalah para perawat yang telah berjuang menyembuhkan dan memulihkan pasien Covid-19. Para dokter dan perawat yang sudah berjuang menyembuhkan dan memulikan pasien Covid-19 harusnya diperlakukan dengan hormat, meskipun sudah meninggal.
2. Secara umum untuk mengatasi kejadian penolakan jenazah covid 19 itu tidak terjadi lagi adalah dengan merealisasikan saran yang diberikan oleh DPRD provinsi Jawa Tengah tentang pendidika karakter yang harus dimasukan sejak pendidikan usia dini (PAUD). Selain itu, pendidikan pancasila juga harus lebih diperketat lagi agar nilai pancasila dapat dipahami oleh seluruh elemen masyarakat. Secara khusus dalam mengatasi kejadian itu adalah dengan memperbanyak penyuluhan yang berkaitan dengan covid 19 kepada masyarakat.
3. Benar, penolakan jenazah covid-19 tersebut merupakan pelanggaran sila Pancasila terutama kedua. Sila kedua yaitu, Kemanusiaan yang adil dan beradab dari bunyi Pancasila tersebut kita tahu bahwa, penolakan jenazah covid-19 tersebut tidak sesuai dengan asas kemanusiaan dan hakikat manusiawi. Memang jenazah tersebut sudah tidak bernyawa, tetapi kita harus bisa merasakan bagaimana jika kita berada pada posisi tersebut atau keluarga kita diperlakukan seperti itu bagaimana perasaan kita. Serta adab kita sebagai manusia untuk memperlakukan orang yang sudah meninggal dengan baik, walaupun orang tersebut meninggal karena covid-19. Selain itu penolakan jenazah covid-19 tersebut juga tidak sesuai dengan Pancasila sila kelima yaitu, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Penolakan tersebut merupakan sikap yang tidak adil kepada manusia, walaupun jenazah tersebut meninggal akibat covid-19 tetapi, kita harus bersikap adil dan memakamkannya secara layak. Dari pernyataan ini dapat disimpulkan bahwa, kita harus memiliki sikap kemanusiaan dan keadilan terhadap sesama serta nilai-nilai Pancasila harus selalu diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.