Helena Pritricia Susanto
2217011023
Kelas B
Berikut pendapat saya dari analisis video dan materi:
Demokrasi sering kali dipersepsikan sebagai sistem yang penuh hiruk-pikuk. Suara yang saling bersahutan, perdebatan yang tak berkesudahan, hingga kebisingan opini yang seolah tiada henti, seringkali membuat demokrasi tampak kacau. Namun di balik segala kegaduhan itu, justru tersembunyi kekuatan terbesar dari demokrasi: kebebasan dan ruang partisipasi yang seluas-luasnya bagi rakyat. Dalam sistem ini, setiap individu memiliki hak untuk menyuarakan pendapatnya, turut ambil bagian dalam proses politik, serta memberi pengaruh terhadap arah kebijakan publik. Demokrasi memungkinkan keberagaman suara bertemu dalam satu panggung, menyelesaikan perbedaan secara damai, serta memaksa pemerintah untuk lebih terbuka dan tanggap terhadap kebutuhan warganya.
Namun, keberlangsungan demokrasi tidak selalu sejalan dengan kualitasnya. Dalam masyarakat yang masih terkungkung oleh pola pikir feodal, demokrasi bisa kehilangan substansi. Ketika suara rakyat tidak lahir dari kesadaran kritis, melainkan dari rasa takut atau penghormatan berlebihan terhadap tokoh-tokoh tertentu, maka partisipasi politik menjadi ritual belaka. Demokrasi dalam kondisi seperti ini bukanlah arena perdebatan ide yang sehat, melainkan sekadar keramaian tanpa isi. Pemilihan umum pun berpotensi menjadi sekadar perayaan simbolik, bukan sarana transformasi sosial dan politik.
Inilah sebabnya mengapa demokrasi kita kerap menjadi sorotan, baik dari lembaga internasional maupun oleh rakyat kita sendiri. Indeks demokrasi yang menurun, tingkat kepercayaan publik terhadap institusi pemerintahan yang kian merosot, serta kebijakan-kebijakan yang minim transparansi menjadi tanda-tanda kegagalan struktural yang terus berulang. Demokrasi mungkin tetap berjalan secara formal, tetapi tak akan pernah tumbuh sehat jika tidak dibarengi dengan pembangunan kesadaran kritis rakyatnya.
Lebih dari sekadar sistem pemerintahan, demokrasi adalah cerminan karakter kolektif bangsa. Ia akan kuat jika masyarakatnya dibina untuk berpikir rasional, berani berbeda, dan terbiasa berdialog. Dalam demokrasi yang sejati, suara bukan hanya hak, tapi juga tanggung jawab.
2217011023
Kelas B
Berikut pendapat saya dari analisis video dan materi:
Demokrasi sering kali dipersepsikan sebagai sistem yang penuh hiruk-pikuk. Suara yang saling bersahutan, perdebatan yang tak berkesudahan, hingga kebisingan opini yang seolah tiada henti, seringkali membuat demokrasi tampak kacau. Namun di balik segala kegaduhan itu, justru tersembunyi kekuatan terbesar dari demokrasi: kebebasan dan ruang partisipasi yang seluas-luasnya bagi rakyat. Dalam sistem ini, setiap individu memiliki hak untuk menyuarakan pendapatnya, turut ambil bagian dalam proses politik, serta memberi pengaruh terhadap arah kebijakan publik. Demokrasi memungkinkan keberagaman suara bertemu dalam satu panggung, menyelesaikan perbedaan secara damai, serta memaksa pemerintah untuk lebih terbuka dan tanggap terhadap kebutuhan warganya.
Namun, keberlangsungan demokrasi tidak selalu sejalan dengan kualitasnya. Dalam masyarakat yang masih terkungkung oleh pola pikir feodal, demokrasi bisa kehilangan substansi. Ketika suara rakyat tidak lahir dari kesadaran kritis, melainkan dari rasa takut atau penghormatan berlebihan terhadap tokoh-tokoh tertentu, maka partisipasi politik menjadi ritual belaka. Demokrasi dalam kondisi seperti ini bukanlah arena perdebatan ide yang sehat, melainkan sekadar keramaian tanpa isi. Pemilihan umum pun berpotensi menjadi sekadar perayaan simbolik, bukan sarana transformasi sosial dan politik.
Inilah sebabnya mengapa demokrasi kita kerap menjadi sorotan, baik dari lembaga internasional maupun oleh rakyat kita sendiri. Indeks demokrasi yang menurun, tingkat kepercayaan publik terhadap institusi pemerintahan yang kian merosot, serta kebijakan-kebijakan yang minim transparansi menjadi tanda-tanda kegagalan struktural yang terus berulang. Demokrasi mungkin tetap berjalan secara formal, tetapi tak akan pernah tumbuh sehat jika tidak dibarengi dengan pembangunan kesadaran kritis rakyatnya.
Lebih dari sekadar sistem pemerintahan, demokrasi adalah cerminan karakter kolektif bangsa. Ia akan kuat jika masyarakatnya dibina untuk berpikir rasional, berani berbeda, dan terbiasa berdialog. Dalam demokrasi yang sejati, suara bukan hanya hak, tapi juga tanggung jawab.