NAMA : PUTRI ZAFIKA AQWINTARI
NPM : 2213053285
ANALISIS JURNAL 2
Judul: Penanaman Nilai-Nilai Moral Pada Anak Usia Dini
Penulis: Lia Yuliana, M.Pd.
Pengertian moral
Menurut Sjarkawi, (2006: 28), mengemukakan bahwa moral merupakan pandangan tentang baik dan buruk, benar dan salah, apa yang dapat dan tidak dapat dilakukan. Selain itu moral juga merupakan seperangkat keyakinan dalam suatu masyarakat berkenaan dengan karakter atau kelakuan dan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia.
Nilai-nilai Moral
Menurut Henry Hazlitt ( 2003: 32) mengemukakan bahwa nilai adalah suatu kualitas atau penghargaan terhadap sesuatu, yang dapat menjadi dasar penentu tingkah laku seseorang. Menurut Sjarkawi, 2005: 29 Nilai moral diartikan sebagai isi mengenai keseluruhan tatanan yang mengatur perbuatan, tingkah laku, sikap dan kebiasaan manusia dalam masyarakat berdasarkan pada ajaran nilai, prinsip dan norma. Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2000: 52-55) nilai moral memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
- Berkaitan dengan tanggung jawab kita
- Berkaitan dengan hati nurani
- Mewajibkan
- Bersifat formal
dalam moral yang menjadi tolak ukur suatu perbuatan itu bernilai baik atau buruk adalah adat istiadat yang berlaku di dalam masyarakat tertentu. Nilai-nilai moral yang bersifat objectivistic dikategorikan sebagai moral kesusilaan,Adapun nilai-nilai moral yang bersifat relativistik dikategorikan sebagai moral kesopanan.
Pengertian anak usia dini
Anak usia dini adalah individu yang sedang mengalami 5 proses pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Bahkan dikatakan sebagai lompatan perkembangan. Anak usia dini memiliki karakteristik tersendiri (Isjoni, 2009:24-26), diantaranya:
1. Usia 0-1 tahun, Mempelajari keterampilan motorik mulai dari berguling, merangkak, duduk, berdiri, dan berjalan. Mempelajari menggunakan panca indera. Mempelajari komunikasi sosial.
2. Usia 2-3 tahun, Anak sangat aktif mengeksplorasi benda-benda yang ada disekitarnya. Mulai mengembangkan kemampuan berbahasa. Dan mulai mengembangkan emosi.
3. Usia 4-6 tahun, Berkaitan dengan perkembangan fisik, anak sangat aktif melakukan kegiatan. Perkembangan bahasa semakin baik, Perkembangan kognitif sangat pesat, Bentuk permainan anak masih bersifat individu.
Penanaman nilai-nilai moral pada anak usia dini
Hamid Darmadi, (2007: 56-57) Penanaman Nilai-Nilai Moral Pada Anak Usia Dini dapat dilakukan dengan berbagai macam metode yaitu :
1. Metode Bermain, Dengan bermain banyak nilai-nilai moral dan sosial yang dapat diajarkan, diantaranya: a) Mengajarkan kepada anak agar mau bersosialisasi dan mampu bekerjasama dengan teman-teman sepermainan. b) Mengajarkan kepada anak agar memiliki sikap tenggang rasa, menolong sesama yang sedang membutuhkan, dan sebagainya.
2. Metode Bercerita, Melalui cerita dapat menyampaikan pesan-pesan atau informasi moral yang dapat menambah pengetahuan anak tentang nilai-nilai moral yang berlaku di masyarakat. Setelah bercerita dapat menyampaikan pesan-pesan moral misalnya sikap rendah hati, kejujuran, dll.
3. Metode Pemberia Tugas, Nilai moral yang dapat disisipkan melalui metode pemberian tugas individu antara lain: Melatih kesabaran seorang anak, mengajari untuk bertanggung jawab terhadap apa yang telah menjadi tugasnya. Belajar untuk menaati aturan yang telah disepakati bersama.
4. Metode Bercakap-cakap, Melalui bercakap-cakap pendidik mengajarkan aturan, nilai, dan norma yang berlaku di masyarakat, agar anak dapat menjalin hubungan dan dapat diterima oleh lingkungan sosial sekitar dengan baik.
Cara Pelaksanaan Penanaman Nilai-Nilai Moral Pada Anak Usia Dini
Cara Pelaksanaan Penanaman Nilai-nilai moral pada anak usia dini dapat diselenggarakan melalui Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) diselenggarakan sebelum jenjang Sekolah Dasar. Cara pelaksanaan penanaman nilai-nilai moral pada anak usia dini, pada jalur pendidikan non formal cara penanaman nilai-nilai moral pada anak usia dini bisa dilakukan melalui pendidikan keluarga dan pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan, pada jalur pendidikan formal dapat dilakukan melalui kegiatan pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan lingkungan bermain, kegiatan inti dan kegiatan penutup.