NPM : 2217051042
KELAS : D
Nama : ALIYA ZALFA PUTRI
NPM : 2217051042
Kelas : D
Analisis yang saya rumuskan berdasarkan jurnal di atas mengenai " DEMOKRASI DAN PEMILU PRESIDEN 2019" membahas kebijakan Pilpres 2019 yang belum mampu menghasilkan suksesi kepemimpinan yang baik dan belum mampu pula membangun kepercayaan publik. Ini terbukti dari terjadinya kerusuhan sosial yang muncul setelah pengumuman hasil rekapitulasi pemilihan presiden oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Seperti yang telah kita ketahui bahwasanya Demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Pelaksanaan pilpres pada dasarnya juga merupakan tindak lanjut perwujudan prinsip-prinsip demokrasi yang meliputi jaminan atas prinsip-prinsip kebebasan individu dan persamaan, khususnya dalam hak politik. tantangan yang dihadapi sejak penyelenggaraan pilpres langsung yang berupa kecenderungan munculnya kompromi-kompromi kepentingan antara elite penguasa dan elite masyarakat. Maka dari itu, Indonesia perlu mengedepankan kembali tujuan utama pilpres sebagai sarana untuk menegakkan dan mewujudkan kedaulatan rakyat dan kebebasan politik masyarakat.
Pemilu serentak 2019 adalah pemilu kelima pasca Orde Baru dan merupakan pemilu serentak pertama yang melangsungkan pileg dan pilpres dalam waktu bersamaan. Dalam konteks pilpres 2019 tampaknya tidak semua pihak menyadari pentingnya nilai-nilai budaya sendiri sebagai perisai ketahanan sosial bangsa di mana empat pilar kebangsaan Indonesia (yaitu Pancasila, UUD NRI 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika) berakar dari falsafah dan sejarah hidup bangsa. Pilpres 2019 di mana masyarakat cenderung mengalami pembelahan sosial yang cukup tajam.
Sejauh ini Indonesia mampu melaksanakan pemilu yang aman dan damai. Pemilu 2019 yang kompleks, dengan tingkat kerumitan yang cukup tinggi dan hasilnya yang dipersoalkan menjadi pelajaran yang sangat berharga.
Nama : ALIYA ZALFA PUTRI
NPM : 2217051042
Kelas : D
Analisis yang saya rumuskan berdasarkan video di atas mengenai "Demokrasi Itu Gaduh, tapi Kenapa Banyak Negara Masih Bertahan Menganutnya?" membahas tentang beberapa sudut pandang dan masalah mengenai demokrasi.
Demokrasi memang sering dikatakan sebagai sistem yang "gaduh" karena melibatkan partisipasi yang aktif dari masyarakat dalam proses pengambilan keputusan dan pengawasan pemerintah. Meskipun demikian, banyak negara masih menggunakan sistem demokrasi karena dapat membantu mempertahankan keamanan dan kemakmuran jangka panjang. Demokrasi memberikan kesempatan pada rakyat untuk memengaruhi keputusan yang mempengaruhi kehidupan mereka dan juga memastikan bahwa pemerintah tidak menyalahgunakan kekuasaannya. Hal ini membantu menciptakan stabilitas dan keamanan bagi masyarakat serta meningkatkan kemakmuran jangka panjang negara.
Selain itu, demokrasi tetap bertahan dan dianut oleh banyak negara di seluruh dunia karena beberapa alasan.
Pertama-tama, demokrasi memberikan kebebasan dan hak-hak yang sama bagi semua individu, termasuk hak untuk bersuara dan berpartisipasi dalam proses politik. Hal ini memberikan rasa memiliki dan kepercayaan pada pemerintah, serta meningkatkan stabilitas dan kesejahteraan sosial.
Kedua, demokrasi juga membantu mencegah terjadinya korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan oleh pemerintah, walaupun ada beberapa argumen yang membantah bahwasanya demokrasi tidak efektif terhadap tindak korupsi, namun ditegaskan pada dasarnya demokrasi merupakan proses pengawasan dan pemilihan yang adil dan transparan. Ini dapat memperkuat legitimasi pemerintah dan meningkatkan kepercayaan masyarakat pada pemerintah.
Ketiga, negara-negara yang menganut demokrasi memiliki kecenderungan lebih stabil dan damai karena terdapat mekanisme penyelesaian konflik yang transparan dan adil. Ini dapat meminimalkan risiko konflik dan kekerasan dalam masyarakat.
Penting juga untuk diingat bahwa demokrasi bukanlah sistem yang sempurna dan masih bisa mengalami kelemahan dan tantangan dalam implementasinya. Namun, demokrasi tetap dianggap sebagai sistem yang memberikan kebebasan dan kesempatan bagi masyarakat untuk menentukan nasib mereka sendiri.