Posts made by M. Rifqi Riziq

NAMA: M. Rifqi Riziq
NPM: 2216031099
Kelas : REG C

Pada video tersebut dijelaskan indonesia sudah terbagi menjadi 4 Republik,
1. Republik yang diproklamasikan pada 17 Agustus dan disahkan konstitusi pada 18 Agustus, 2. Republik menjadi RIS yang mengubah konstitusi menjadi RIS juga, 3. NKRI dengan UUDS, dilakukannya pemilu pertama kali pada tahun 55 dan pada tahun 56 dibentuk Konstituante yang bertugas untuk membentuk konstitusi baru, namun tidak berhasil karena terdapat konflik antara Islam dan kebangsaan, setelah itu Dekrit Presiden diberlakukan kembali yang akhirnya menetapkan kembali UUD 45,
4. UUDS 1950 dinyatakan tidak berlaku kembali, Konstituante dibubarkan, dan ditetapkannya kembali UUD 45, namun dengan perubahan, Dekrit Presiden 5 Juli 1959 ditaruh menjadi bagian yang tidak terpisakhan dari naskah UUD 45.
Yang dijadikan pegangan pada zaman sekarang adalah naskah UUD versi 5 juli 1959 dengan ditambahkan 4 lampiran yaitu perubahan 1, perubahan 2, perubahan 3, dan perubahan 4

Ilmu Komunikasi A genap 2023 -> FORUM JAWABAN POST TEST

by M. Rifqi Riziq -
Nama: M. Rifqi Riziq
NPM : 2216031099
Kelas : REG A

JURNAL "KEARIFAN BUDAYA LOKAL PEREKAT IDENTITAS BANGSA"

Memahami kebudayaan Indonesia dari berbagai segi penting artinya dalam rangka menemukan integrasi sebagai unsur penting dalam usaha persatuan bangsa. Kebudayaan Indonesia berakar dari kebudayaan etnik (lokal) di Indonesia yang memiliki keragaman. Secara konseptual, kearifan lokal merupakan bagian dari kebudayaan. Kearifan lokal dapat dimaknai sebagai kebijakan manusia dan komunitas dengan bersandar pada filosofi, nilai-nilai, etika, cara-cara, dan perilaku yang melembaga secara tradisional mengelola berbagai sumber daya alam, sumber daya hayati, sumber daya manusia, dan sumber daya budaya untuk kelestarian sumber kaya tersebut bagi kelangsungan hidup berkelanjutan.

Memiliki kearifan lokal dalam wilayah negara persatuan NKRI benar-benar luar biasa dan itu terlihat eanekaragaman jenisnya. Kekayaan budaya inilah yang dijadikan sebagai perekat sekaligus sebagai modal dasar untuk memperkokoh identitas/jati diri bangsa.
Oleh sebab itu perlu pembelajaran yang tepat agar budaya kekerasan yang banyak terjadi dikikis dengan budaya damai.

Untuk menguatkan ketahan modal budaya suatu kolektiva untuk tumbuh secara surplus atau defisit ada 6 indikator yaitu
1. Ketahanan ideal
2. Ketahanan struktural
3. Ketahanan pisikal
4. Ketahanan fungsional
5. Ketahanan sitemik, serta
6. Ketahanan prosesual.
Dengan harapan bahwa tiada masyarakat dan kebudayaan yang bersifat statis, maka dalam perspektif kultural, secara garis besar masyarakat dan kebudayaan lokal telah bergerak secara dinamis.

Ilmu Komunikasi A genap 2023 -> FORUM JAWABAN POST TEST

by M. Rifqi Riziq -
Nama: M. Rifqi Riziq
NPM : 2216031099
Kelas : REG A

JURNAL "KEARIFAN BUDAYA LOKAL PEREKAT IDENTITAS BANGSA"

Memahami kebudayaan Indonesia dari berbagai segi penting artinya dalam rangka menemukan integrasi sebagai unsur penting dalam usaha persatuan bangsa. Kebudayaan Indonesia berakar dari kebudayaan etnik (lokal) di Indonesia yang memiliki keragaman. Secara konseptual, kearifan lokal merupakan bagian dari kebudayaan. Kearifan lokal dapat dimaknai sebagai kebijakan manusia dan komunitas dengan bersandar pada filosofi, nilai-nilai, etika, cara-cara, dan perilaku yang melembaga secara tradisional mengelola berbagai sumber daya alam, sumber daya hayati, sumber daya manusia, dan sumber daya budaya untuk kelestarian sumber kaya tersebut bagi kelangsungan hidup berkelanjutan.

Memiliki kearifan lokal dalam wilayah negara persatuan NKRI benar-benar luar biasa dan itu terlihat eanekaragaman jenisnya. Kekayaan budaya inilah yang dijadikan sebagai perekat sekaligus sebagai modal dasar untuk memperkokoh identitas/jati diri bangsa.
Oleh sebab itu perlu pembelajaran yang tepat agar budaya kekerasan yang banyak terjadi dikikis dengan budaya damai.

Untuk menguatkan ketahan modal budaya suatu kolektiva untuk tumbuh secara surplus atau defisit ada 6 indikator yaitu
1. Ketahanan ideal
2. Ketahanan struktural
3. Ketahanan pisikal
4. Ketahanan fungsional
5. Ketahanan sitemik, serta
6. Ketahanan prosesual.
Dengan harapan bahwa tiada masyarakat dan kebudayaan yang bersifat statis, maka dalam perspektif kultural, secara garis besar masyarakat dan kebudayaan lokal telah bergerak secara dinamis.