Posts made by Shavira Nabila

NAMA : Shavira Nabila
NPM : 2216031037
KELAS : Regular A
PRODI : Ilmu Komunikasi

Dalam jurnal yang berjudul SEMANGAT BELA NEGARA DI TENGAH PANDEMI COVID-19 ( THE NATIONAL SPIRIT OF DEFENSE IN THE MIDDLE OF THE COVID-19 PANDEMIC) oleh Syahrul Kemal, menjelaskan tentang semangat bela negara.

Bela negara adalah suatu konsep yang diciptakan oleh undang-undang dan otoritas negara, yang menyangkut patriotisme seseorang, kelompok atau seluruh bagian negara untuk mempertahankan keberadaan negara. Kesadaran bela negara pada hakekatnya adalah kesediaan untuk berbakti kepada negara dan kesediaan berkorban demi pertahanan negara.
Bela negara dan pelaksanaannya di masa pandemi .

Bela negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang penuh dengan kecintaan dan kesetiaan kepada bangsa dan negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 tentang Penyelenggaraan seluruh kehidupan berbangsa dan bernegara bahwa seluruh masyarakat berhak dan wajib ikut serta dalam pembelaan negara dan dalam syarat-syarat tertentu yang ditetapkan dengan undang-undang, dalam pembelaan bangsa dan negara. Dengan mendukung pertahanan negara, kami sudah menunjukkan bahwa kami terlibat dalam pertahanan negara dan peningkatan hubungan baik antar warga negara. membela negara sebenarnya adalah bentuk rasa cinta, nasionalisme kita terhadap negara, yang seharusnya dimiliki oleh setiap warga negara. Tanpa kesadaran bela negara yang tinggi, dapat disimpulkan bahwa negara tidak kuat dan mudah runtuh karena rapuh dan akan semakin rapuh menghadapi era global seperti saat ini. Justru semakin tinggi kesadaran bela negara warga negara maka semakin kuat negara tersebut, sehingga konflik di negara ini sedikit, karena kesadaran bela negara warga sangat tinggi, sehingga negara dapat maju dan berhasil dalam pembangunan negaranya. Makanya kita harus selalu sadar bela negara, agar negara kita bisa maju dan tidak mudah terprovokasi oleh negara lain, dan konflik di negara kita bisa kecil, dan masalah yang terkait dengan keruntuhan negara bisa menjadi generasi muda yang sadar bela negara.
NAMA : Shavira Nabila
NPM : 2216031037
KELAS: Regular A
PRODI: Ilmu Komunikasi

Materi Ketahanan Nasional Ketahanan nasional adalah keuletan, keterampilan, ketangguhan, dan kemampuan mengembangkan potensi nasional untuk untuk menghadapi ancaman yang datang.

Ada empat objek penyerangan musuh. Keempat objek tersebut adalah integritas (kewibawaan kita), identitas (identitas kita sebagai warga negara Indonesia), kelangsungan hidup bangsa, dan yang terakhir yaitu perjuangan untuk mewujudkan tujuan nasional suatu negara.

Usaha TRIGATa
1. Pengusupan dan subversi
2. Infiltrasi ideologi radikal
3. Ancaman Militer

Panca Gatra
1. Ancaman Ekonomi
2. Ancaman Politik
3. Ancaman Sosial
4. Ancaman Ideologi
5. Ancaman Lingkungan
Nama : Shavira Nabila
NPM : 2216031037
Kelas : Reguler A
Prodi : Ilmu Komunikasi


A. Bagaimanakah isi artikel tersebut dalam rangka penegakan Hak Asasi Manusia dan berikan analisismu secara jelas? Hal positif apa yang anda dapatkan setelah membaca artikel tersebut?

jawab:
Secara umum, penegakan hak asasi manusia melibatkan berbagai upaya untuk memastikan pengakuan, perlindungan, dan penghormatan terhadap hak-hak fundamental setiap individu. Ini termasuk kebebasan berpendapat, kebebasan berekspresi, hak atas keadilan, hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, dan sejumlah hak lainnya.

Dalam konteks artikel yang membahas penegakan hak asasi manusia, penting untuk mengevaluasi pendekatan yang diusulkan untuk memastikan hak-hak tersebut. Beberapa elemen yang dapat dijelaskan dalam artikel tersebut meliputi:

1. Pengakuan pentingnya hak asasi manusia: artikel dapat menjelaskan mengapa hak asasi manusia adalah prinsip penting dalam menciptakan masyarakat yang adil dan inklusif.

2. Penilaian terhadap pengaruh kharismatik: artikel dapat menganalisis dampak pihak-pihak yang memiliki kekuasaan kharismatik dalam mempengaruhi loyalitas dan emosi rakyat serta implikasinya terhadap penegakan hak asasi manusia.

3. Konflik dengan hak asasi manusia: artikel mungkin menyoroti situasi di mana pihak-pihak kharismatik menggunakan pengaruh mereka untuk membatasi kebebasan individu, melanggar hak asasi manusia, atau mengabaikan prinsip-prinsip hak asasi manusia.

4. Tantangan dalam era demokrasi: artikel mungkin membahas tantangan yang dihadapi dalam menjaga penegakan hak asasi manusia dalam konteks pihak-pihak kharismatik yang memiliki dukungan tradisi atau agama.

5. Upaya penegakan hak asasi manusia: artikel dapat menggambarkan langkah-langkah yang dapat diambil untuk memastikan penghormatan terhadap hak asasi manusia dan mempertanggungjawabkan mereka yang melakukan pelanggaran, serta pentingnya pendidikan, kesadaran hukum, dan partisipasi warga negara.

Setelah membaca artikel tersebut, hal positif yang mungkin diperoleh adalah pemahaman yang lebih baik tentang peran pihak-pihak kharismatik dalam konteks hak asasi manusia dan tantangan yang terkait. Artikel tersebut dapat memberikan sudut pandang yang lebih luas tentang isu ini dan mendorong refleksi serta kesadaran akan pentingnya penegakan hak asasi manusia dalam masyarakat demokratis.

B. Berikan analisismu mengenai demokrasi Indonesia diambil dari nilai-nilai adat istiadat/budaya asli masyarakat Indonesia! Bagaimanakah pendapatmu mengenai prinsip demokrasi Indonesia yang berke-Tuhanan yang Maha Esa ?

Jawab :
Demokrasi Indonesia, yang didasarkan pada nilai-nilai adat istiadat dan budaya asli masyarakat Indonesia, adalah sebuah fenomena menarik. Adat istiadat dan budaya Indonesia memiliki kekayaan yang luar biasa, dan nilai-nilai ini tercermin dalam prinsip-prinsip demokrasi yang menjadi dasar sistem politik negara.

Salah satu prinsip yang sangat penting dalam demokrasi Indonesia adalah "berke-Tuhanan yang Maha Esa". Prinsip ini menegaskan keyakinan masyarakat Indonesia akan keberadaan Tuhan sebagai otoritas tertinggi dalam menjalankan kehidupan dan pemerintahan. Dalam konteks ini, demokrasi Indonesia mengakui dan menghormati pluralitas agama yang ada di negara ini, menjadikannya landasan yang kuat bagi toleransi agama dan kerukunan antarumat beragama.

Keberadaan prinsip "berke-Tuhanan yang Maha Esa" juga mempengaruhi pola pikir dan perilaku politik di Indonesia. Hal ini tercermin dalam pandangan bahwa pemimpin dan pengambil keputusan politik harus mengakui dan menghormati nilai-nilai agama serta mengedepankan kepentingan umum yang sejalan dengan ajaran agama. Ini juga mendorong partisipasi politik yang berlandaskan moral dan etika yang diilhami oleh kepercayaan agama, serta menekankan pentingnya menjaga integritas dan keadilan dalam pengelolaan negara.

Namun, seperti halnya dengan prinsip-prinsip demokrasi lainnya, interpretasi dan implementasi prinsip "berke-Tuhanan yang Maha Esa" dalam praktik politik bisa menjadi subjek perdebatan dan tantangan. Terdapat keberagaman interpretasi mengenai bagaimana prinsip ini seharusnya tercermin dalam kebijakan dan tindakan politik. Dalam lingkup yang lebih luas, pertanyaan muncul mengenai sejauh mana agama dapat atau seharusnya memengaruhi urusan negara, dan bagaimana menjaga keseimbangan antara kebebasan beragama individu dengan prinsip-prinsip demokrasi yang melindungi hak-hak semua warga negara.

Penting untuk diingat bahwa prinsip "berke-Tuhanan yang Maha Esa" merupakan bagian integral dari identitas budaya Indonesia dan prinsip-prinsip dasar Pancasila. Namun, dalam rangka menjaga keberagaman agama dan pluralitas di Indonesia, penting juga untuk menjamin perlindungan hak asasi manusia dan kebebasan beragama bagi semua warga negara, tanpa diskriminasi atau penindasan terhadap minoritas agama.

Secara keseluruhan, prinsip "berke-Tuhanan yang Maha Esa" dalam demokrasi Indonesia mencerminkan hubungan erat antara kehidupan agama dan politik dalam masyarakat Indonesia. Meskipun prinsip ini dapat memberikan fondasi moral dan etis yang kuat, penting untuk mengelola perspektif agama secara inklusif dan seimbang, serta memastikan bahwa prinsip-prinsip demokrasi, seperti kebebasan beragama dan perlindungan

C. Bagaimanakah praktik demokrasi Indonesia saat ini apakah telah sesuai dengan Pancasila dan UUD NRI 1945 serta menjunjung tinggi nilai hak asasi manusia?

Jawab :
Praktik demokrasi Indonesia saat ini telah melibatkan berbagai aspek yang perlu dievaluasi. Secara umum, Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD NRI 1945) menjadi pijakan utama dalam mengatur sistem politik, pemerintahan, dan nilai-nilai hak asasi manusia di Indonesia. Namun, sejauh mana praktik demokrasi ini sesuai dengan nilai-nilai tersebut masih menjadi subjek perdebatan dan tantangan.

Dalam hal Pancasila, terdapat beberapa prinsip yang menjadi landasan demokrasi Indonesia, antara lain Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Namun, implementasi praktik demokrasi tidak selalu secara konsisten mencerminkan prinsip-prinsip tersebut.

Dalam konteks hak asasi manusia, Indonesia telah melakukan kemajuan signifikan sejak era reformasi pada tahun 1998. Undang-Undang Dasar 1945 yang diamandemen secara tegas menjamin perlindungan hak asasi manusia, termasuk kebebasan berekspresi, kebebasan beragama, hak atas keadilan, dan hak-hak sipil dan politik lainnya. Selain itu, Indonesia juga telah meratifikasi berbagai instrumen internasional tentang hak asasi manusia.

Namun, tantangan masih ada dalam implementasi dan pemenuhan hak asasi manusia di Indonesia. Beberapa contoh masalah yang masih dihadapi termasuk perlindungan minoritas agama dan etnis, kebebasan berekspresi yang dibatasi, kriminalisasi terhadap aktivis dan jurnalis, serta pelanggaran hak asasi manusia di Papua dan daerah lainnya. Selain itu, juga terdapat kekhawatiran mengenai pelaksanaan keadilan sosial dan kesenjangan ekonomi yang masih ada di masyarakat.

Penting untuk diingat bahwa demokrasi adalah sebuah proses yang terus berkembang, dan peningkatan yang berkelanjutan harus diupayakan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Perlu adanya upaya yang berkelanjutan dalam memperkuat lembaga-lembaga demokrasi, meningkatkan partisipasi politik, mengedepankan transparansi dan akuntabilitas, serta memperkuat perlindungan hak asasi manusia bagi semua warga negara Indonesia.

Dalam hal ini, peran penting dimainkan oleh pemerintah, lembaga legislatif, lembaga yudikatif, masyarakat sipil, dan media dalam memastikan praktik demokrasi Indonesia berjalan sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, UUD NRI 1945, dan hak asasi manusia.

D. Bagaimanakah sikap anda mengenai kondisi di mana anggota parlemen yang mengatas namakan suara rakyat tetapi melaksanakan agenda politik mereka sendiri dan berbeda dengan kepentingan nyata masyarakat?

Jawab :
Situasi di mana anggota parlemen menggunakan posisi mereka untuk melayani agenda politik pribadi yang tidak sejalan dengan kepentingan masyarakat adalah suatu permasalahan yang serius dalam konteks demokrasi.

Praktik seperti itu merupakan pengkhianatan terhadap kepercayaan rakyat dan dapat merusak integritas sistem politik. Tugas utama anggota parlemen adalah mewakili dan memperjuangkan kepentingan rakyat yang mereka wakili, bukan kepentingan pribadi atau kelompok tertentu. Sikap seperti itu dapat menciptakan ketidakpercayaan terhadap pemerintah dan lembaga legislatif, serta merugikan kepentingan masyarakat yang seharusnya diutamakan.

Untuk mengatasi masalah ini, penting untuk memperkuat mekanisme pengawasan dan akuntabilitas terhadap anggota parlemen. Transparansi dalam pembiayaan politik, aturan yang mengatur konflik kepentingan, serta mekanisme pengawasan yang efektif adalah beberapa langkah yang dapat diambil. Masyarakat juga perlu berperan aktif dengan melibatkan diri dalam proses politik, mengawasi kinerja para anggota parlemen, dan menyuarakan ketidakpuasan terhadap praktik yang merugikan kepentingan masyarakat.

Selain itu, partisipasi masyarakat dalam pemilihan yang cerdas dan kritis juga penting. Memilih anggota parlemen yang memiliki rekam jejak yang baik, berintegritas, dan berkomitmen untuk melayani kepentingan masyarakat adalah langkah penting dalam memperbaiki kondisi tersebut.

Dalam upaya membangun demokrasi yang sehat, penting untuk memperjuangkan nilai-nilai integritas, transparansi, akuntabilitas, dan pelayanan publik yang baik dari anggota parlemen. Hanya dengan demikian, kepentingan masyarakat dapat diwakili dan dilindungi secara efektif oleh para pemimpin yang dipilih.

E. Bagaimana pendapatmu mengenai pihak-pihak yang memiliki kekuasaan kharismatik yang berakar dari tradisi, maupun agama, tega menggerakan loyalitas dan emosi rakyat yang bila perlu menjadi tumbal untuk tujuan yang tidak jelas dan bagaimanakah hubungannya dengan konsep hak asasi manusia pada era demokrasi dewasa saat ini?

jawab:
Pihak-pihak yang memiliki kekuasaan kharismatik yang berakar dari tradisi atau agama dan menggunakan pengaruh mereka untuk menggerakkan loyalitas dan emosi rakyat telah ada sepanjang sejarah manusia. Fenomena ini terjadi di berbagai negara dan konteks politik. Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam mengkaji hubungannya dengan konsep hak asasi manusia pada era demokrasi saat ini.

Konsep hak asasi manusia pada dasarnya melibatkan pengakuan dan perlindungan terhadap hak-hak inheren dan fundamental setiap individu, termasuk hak atas kebebasan berpendapat, kebebasan berekspresi, hak untuk tidak disiksa, hak atas keadilan, dan sebagainya. Dalam era demokrasi, prinsip-prinsip ini dianggap penting untuk menciptakan masyarakat yang adil dan inklusif.

Namun, dalam konteks pihak-pihak yang memiliki kekuasaan kharismatik yang memanfaatkan tradisi atau agama, terdapat potensi konflik dengan konsep hak asasi manusia. Beberapa pihak dapat menggunakan pengaruh mereka untuk membatasi kebebasan individu, menghambat kebebasan berpendapat, atau bahkan mendorong tindakan yang melanggar hak asasi manusia.

Di era demokrasi dewasa saat ini, prinsip-prinsip hak asasi manusia secara umum dianggap sebagai landasan penting dalam membangun sistem politik yang adil. Prinsip-prinsip tersebut diterjemahkan dalam berbagai perjanjian internasional dan diadopsi dalam hukum nasional di banyak negara. Pemerintahan yang berbasis demokrasi dewasa ini sering kali diharapkan untuk menjunjung tinggi dan melindungi hak asasi manusia sebagai bagian dari tugas mereka.

Namun, kenyataannya, implementasi dan penghormatan terhadap hak asasi manusia bisa bervariasi di berbagai negara. Terkadang, pihak-pihak yang memiliki kekuasaan kharismatik mungkin dapat memanipulasi opini publik, menggerakkan loyalitas, dan mempengaruhi emosi rakyat untuk mencapai tujuan mereka, meskipun mungkin melibatkan pelanggaran hak asasi manusia.

Oleh karena itu, penting untuk membangun sistem demokrasi yang kuat dan masyarakat yang sadar akan hak asasi manusia. Pendidikan, kesadaran hukum, dan partisipasi aktif warga negara dalam proses politik adalah faktor-faktor yang penting untuk melawan penyalahgunaan kekuasaan kharismatik yang bertentangan dengan hak asasi manusia. Dalam demokrasi yang matang, pemerintah dan institusi masyarakat sipil yang kuat harus berperan dalam memastikan penghormatan terhadap hak asasi manusia dan mempertanggungjawabkan mereka yang melakukan pelanggaran.