Nama: Salsabila Ramadani
NPM: 2216031045
Kelas: Reguler A
1. Bagaimanakah isi artikel diatas menurut pendapatmu secara lengkap, mempunyai dasar dan jelas ! Hal positif apa yang bisa anda ambil dari artikel tersebut?
Jawab: Menurut saya isi artikel diatas adalah penetapan filsafat wayang sebagai bidang studi. Pemgembangan filsafat wayang memiliki makna besar bagi terbangunnya identitas bangsa yang kuat. “tidak ada bangsa yang sukses tanpa memiliki identitas yang kuat” kata rector UGM Yogyakarta Sudjawardi. Dalam pandangan ketua umum Sena Wangi H Soleiehin, perumusan filsafat wayang sebagai embrio bagi filsafat Indonesia, sangat mendesak di tengah berkembangnya filsafat Barat dan Timur. Adapun di Indonesia falsafah yang mencerminkan pandangan hidup. Kearifan lokal, tradisi, dan adat istiadat sehari-hari pada umumnya tidak lahir atas klaim-klaim individual, melainkan merupakan “Karya kolektif” dan milik Bersama. Wayang dalam kasus di Jawa lebih merupakan wahana aktualisasi sebagai suatu komunitas budaya, juga mengingat sistem sosial di Indonesia yang umumnya mengacu pada paternalisme. Setiap orang awam, dalang, pengrawit, seniman, empu, penguasa, raja mengaktualisasikan dirinya melalui wayang. Di samping itu ada empu atau pujangga yang menulis karya-karya sastra. Oleh karena itu, wayang menjadi sumber nilai falsafah yang tiada habis karena wayang dianggap sebagai simbol kehidupan manusia (wewayanggane ngaurip). Di dalam wayang, selain aspek estetika,juga membuat etika dan ajaran moral. Karena itu tak heran kalua lewat wayang terpantul pandangan hidup (filosofi) dan budaya masyarakat. Wayang juga merefleksikan kosmologi masyarakat (jawa) sekaligus sintesa dari sistem kepercayaan yang pernah ada. Yaitu, Animisme, Hinduisme, Budhaisme, dan Islam. Suatu sintesa spiritualisme yang amat kompleks, yang melahirkan “agama jawa” maka, bagi Sebagian orang. Wayang adalah “realitas” dalam dunia spiritual mereka. Akan tetapi, aplikasi Filsafat Wayang bakal terhadang oleh realitas bahwa bagi generasi sekarang terminologi “wayang” tidak nyambung dalam pemahaman kognitif mereka dan wayang dipahami sebatas “dunia dongeng dari masa lampau” yang sama sekali tidak bersinggungan dengan realitas kontemporer. Itu bisa jadi “pekerjaan rumah” bagi fakultas filsafat UGM dan Sena Wangi.
Hal positif: Jadi mengetahu tentang filsafat wayang, bahwa ternyata filsafat wayang sebagai embrio bagi filsafat Indonesia,
2. Dari artikel diatas, jelaskan apa yang menjadi hak dan kewajiban sebagai seorang warganegara?
Jawab: hak dan kewajiban sebagai seorang negara adalah bahwa kita mempunyai hak dan kewajiban untuk turut serta melestarikan wayang agar tidak hilang dan agar tetap menjadi embrio bagi filsafat Indonesia.
3. Bagaimana strategi yang Anda dapat tawarkan/usulkan untuk memahami, menghayati, dan mengamalkan hak hak dan kewajiban warga negara Indonesia yang sesuai dengan Pancasila?
Jawab: Strategi yang saya tawarkan adalah dengan memanfaatkan platform media sosial maupun teknologi informasi yang ada merupakan metode efektif untuk memahami, menghayati, dan mengamalkan hak-hak dan kewajiban warga negarasesuai dengan Pancasila. Mengapa menggunkan platform media sosial maupun tekonologi infomaasi? Karena dengan media sosial dan teknologi informasi warga negara bisa tau apa itu hak dan kewajibannya sebagai warga negara yang sesuai dengan Pancasila. Atau bisa juga dengan Preventif, Pancasila secara preventif pada hakikatnya adalah memantapkan pengetahuan, penghayatan dan pengamatan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari oleh setiap warga Negara Indonesia. Apabila setiap warga Negara Indonesia mempunyai pemahaman yang benar tentang Pancasila, sadar akan manfaat dan pentingnya Pancasila dalam kehidupan berbangsa serta mampu menghayati dan mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari, maka dapat dikatakan setiap warga Negara telah memiliki ketahanan ideologi.