Posts made by Agung Hasintongan Parulian Hasibuan

KIMIA B Pancasila 2024 -> Diskusi

by Agung Hasintongan Parulian Hasibuan -
Pancasila sebagai Jiwa dan UUD 1945 menggambarkan hubungan antara Pancasila dan UUD 1945 adalah sebagai jiwa dan raga. Pancasila, sebagai jiwa, adalah nilai-nilai luhur dan pandangan hidup bangsa Indonesia yang menjadi dasar segala aspek kehidupan bernegara. Sementara itu, UUD 1945 sebagai raga, adalah bentuk fisik atau manifestasi dari nilai-nilai Pancasila dalam bentuk aturan hukum
Hubungan erat antara keduanya terlihat jelas dalam Pembukaan UUD 1945. Dalam alinea pertama, disebutkan tujuan nasional Indonesia yang mencerminkan nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan sosial. Alinea keempat, yang sering disebut sebagai jantungnya UUD 1945, secara eksplisit menyatakan bahwa negara Indonesia berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, serta Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Ini menunjukkan bahwa Pancasila menjadi landasan filosofis bagi pembentukan negara .
Dalam konteks historis, Pancasila merupakan hasil perenungan mendalam para pendiri bangsa untuk menemukan landasan yang kokoh bagi negara Indonesia. Pancasila tidak hanya menjadi identitas nasional, tetapi juga menjadi pedoman dalam penyelenggaraan negara dan kehidupan bermasyarakat. Dengan demikian, Pancasila dan UUD 1945 merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan, dimana Pancasila menjadi ruh dan UUD 1945 menjadi raga dalam penyelenggaraan negara Indonesia.

KIMIA B Pancasila 2024 -> Forum Diskusi

by Agung Hasintongan Parulian Hasibuan -
Agung Hasintongan Parulian Hasibuan
2217011076

1. Pancasila sebagai dasar negara Indonesia menghadapi berbagai tantangan dan dinamika dalam penerapannya di tengah masyarakat. Perubahan zaman, perkembangan teknologi, dan pengaruh globalisasi membawa dampak yang signifikan terhadap nilai-nilai Pancasila. Salah satu tantangan utama adalah menjaga relevansi Pancasila di tengah arus modernisasi yang begitu cepat. Nilai-nilai luhur seperti gotong royong, musyawarah mufakat, dan toleransi seringkali berbenturan dengan individualisme, persaingan, dan perbedaan kepentingan. Selain itu, penyebaran informasi yang cepat dan mudah melalui media sosial dapat memicu polarisasi dan perpecahan di masyarakat, mengancam persatuan dan kesatuan bangsa. Dinamika lainnya adalah upaya untuk mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila ke dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk pendidikan, politik, dan ekonomi. Hal ini membutuhkan kerja sama yang erat antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai komponen bangsa lainnya. Tantangan dan dinamika ini menuntut kita untuk terus berupaya memahami dan mengamalkan Pancasila secara lebih mendalam, serta mengembangkan strategi yang efektif untuk menghadapi berbagai permasalahan yang muncul.

2. Pancasila, sebagai dasar negara Indonesia, senantiasa dihadapkan pada berbagai tantangan dan dinamika yang kompleks. Seiring berjalannya waktu, masyarakat Indonesia mengalami perubahan yang sangat pesat, baik dalam hal sosial, budaya, maupun teknologi. Perubahan-perubahan ini turut memengaruhi pemahaman dan penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

Beberapa faktor yang menyebabkan Pancasila masih menjadi tantangan besar antara lain:
a. Perbedaan interpretasi
Pancasila seringkali ditafsirkan secara berbeda-beda oleh berbagai kelompok masyarakat. Perbedaan interpretasi ini dapat memicu perdebatan dan konflik, terutama dalam konteks politik dan sosial.
b. Pengaruh globalisasi
Arus globalisasi membawa masuk berbagai ideologi dan nilai-nilai asing yang dapat bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. Hal ini dapat mengikis nilai-nilai luhur bangsa dan mengancam persatuan dan kesatuan bangsa.
Perkembangan teknologi: Perkembangan teknologi informasi yang pesat memudahkan penyebaran informasi, termasuk informasi yang bersifat hoaks atau ujaran kebencian. Hal ini dapat memicu polarisasi dan perpecahan di masyarakat.
c. Perubahan struktur sosial
Perubahan struktur sosial yang cepat, seperti urbanisasi dan migrasi, dapat menyebabkan hilangnya nilai-nilai kearifan lokal yang menjadi dasar dari Pancasila.
Kurangnya pendidikan karakter: Pendidikan karakter yang berbasis nilai-nilai Pancasila masih belum optimal. Akibatnya, generasi muda kurang memahami dan menghayati nilai-nilai Pancasila.

3.Dalam menjaga kesatuan NKRI yang kita cintai, layaknya merawat taman yang indah, kita perlu menyiramnya dengan toleransi, memupuknya dengan gotong royong, dan menyingkirkan gulma perpecahan. Yang perlu diperbaiki adalah taman hati kita sendiri, dengan mencabut akar kebencian dan menggantinya dengan benih kasih sayang juga tatanan norma yang telah menyimpang diperbaiki dengan norma yang benar layak dan mencerminkan pancasila tersebut. Kita harus rajin menyirami taman sosial dengan dialog yang membangun, merayakan keberagaman sebagai sebuah anugerah, dan menghindari penyebaran berita bohong yang meracuni suasana. Yang harus dijaga adalah fondasi kokoh persatuan kita, yakni Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika. Kita perlu terus menggali nilai-nilai luhur kedua prinsip tersebut dan mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari. misal, toleransi antar umat beragama maupun suku atau dalam bingkai bhineka tunggal ika berteman dengan siapa saja tanpa memandang hak status agama ras dan budaya serta membantu setiap orang yang membutuhkan tidak peduli dengan SARA yang ada dan menjadikan rangkaian bhineka tunggal ika menjadi suatu keunikan kesatuan dalam kedewasaan dan kesejahteraan dalam setiap strata sosial. Sehingga kita jadikan Indonesia sebagai rumah besar yang nyaman bagi seluruh anak bangsa, di mana perbedaan bukan penghalang, melainkan hiasan langit yang memperindah langit Nusantara.
Agung Hasintongan Parulian Hasibuan
2217011076

Hal yang saya dapat dalam video tersebut dan yang saya tanggapi terkait video tersebut adalah sebagai berikut :

Dalam derasnya arus globalisasi yang menuntut kita berlari secepat kilat, nilai-nilai luhur Pancasila justru menjadi oase penyejuk jiwa. Pendidikan Pancasila, jauh dari sekadar menghafal rumusan sila, adalah sebuah perjalanan mendalam untuk memahami esensi kemanusiaan, persatuan, dan keadilan yang terkandung di dalamnya. Ia bukan hanya mata kuliah, melainkan lentera yang menerangi jalan menuju peradaban bangsa yang lebih bermartabat. Dengan menggali akar sejarah dan filosofi Pancasila, kita ditempa menjadi individu yang berkarakter, berintegritas, dan memiliki kepedulian sosial yang tinggi. Sebagai generasi penerus, kita memiliki tanggung jawab moral untuk meneruskan estafeta perjuangan bangsa dalam mewujudkan cita-cita luhur Proklamasi. Pancasila bukanlah teori belaka, melainkan praktik hidup yang nyata. Ia mengajak kita untuk merefleksikan setiap tindakan, apakah sudah selaras dengan nilai-nilai kemanusiaan yang adil dan beradab. Mahasiswa, sebagai agen perubahan, memiliki peran sentral dalam menjaga dan mengembangkan nilai-nilai Pancasila. Bayangkanlah Pancasila sebagai sebuah pohon besar yang akarnya tertanam kuat di bumi Nusantara. Cabang-cabangnya membentang luas, menaungi seluruh lapisan masyarakat. Daun-daunnya yang hijau melambangkan kehidupan yang dinamis, sementara buahnya yang ranum adalah hasil dari nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya. Pendidikan Pancasila adalah pupuk yang menyuburkan pohon ini, agar terus tumbuh subur dan berbuah lebat.

Dalam era digital yang serba instan, kita seringkali terlena oleh gemerlap dunia maya. Nilai-nilai kemanusiaan yang mendasar seperti gotong royong, toleransi, dan saling menghormati seakan terkikis oleh individualisme yang menjamur. Di sinilah peran Pancasila menjadi sangat penting. Ia mengingatkan kita akan pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, terlepas dari perbedaan suku, agama, ras, dan antar golongan. Mahasiswa, sebagai generasi yang penuh idealisme dan semangat juang, memiliki peran yang strategis dalam menjaga kelestarian nilai-nilai Pancasila. Mereka adalah ujung tombak perubahan, pelopor gerakan-gerakan sosial yang berorientasi pada nilai-nilai luhur bangsa. Dengan menggelar berbagai kegiatan positif seperti diskusi, seminar, dan aksi sosial, mahasiswa dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat luas. Pendidikan Pancasila membantu kita sebagai mahasiswa mempertahankan dan memperkuat identitas nasional, tetapi tetap terbuka terhadap perkembangan budaya luar yang positif. Dengan pemahaman yang kuat tentang Pancasila, kita dapat memilah dan memilih budaya asing yang masuk. Kita dapat mengambil sisi positif dari budaya asing tanpa kehilangan jati diri sebagai bangsa Indonesia. Selain itu, Pendidikan Pancasila adalah upaya untuk membumikan nilai-nilai luhur bangsa di kalangan generasi muda. Melalui pembelajaran yang relevan dan inspiratif, mahasiswa tidak hanya memahami teori, tetapi juga mempraktikkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan akhir dari pendidikan ini adalah mencetak lulusan yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki karakter yang kuat dan berpegang teguh pada prinsip-prinsip Pancasila, sehingga mampu menjadi agen perubahan yang positif bagi bangsa dan negara.