Nama: Nazma Prameswari
NPM: 2216031081
Kelas: Reguler A
Prodi: Ilmu Komunikasi
A. Bagaimanakah isi artikel tersebut dalam rangka penegakan Hak Asasi Manusia dan berikan analisismu secara jelas? Hal positif apa yang anda dapatkan setelah membaca artikel tersebut?
Jawab:
Dalam artikel tersebut dapat disimpulkan bahwa upaya penegakan Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia masih cukup buruk. Masih banyak kasus pelanggaran HAM yang terjadi di Indonesia dan hal tersebut memuncak di tahun 2019, dimana banyak sekali kasus-kasus pelanggaran HAM seperti: tidak ada proses keadilan dan akuntabilitas atas pelanggaran HAM yang dilakukan oleh aparat keamanan, menguatnya pembatasan kebebasan berekspresi dan kebebasan beragama yang sewenang-wenang melalui aturan maupun praktik kebijakan, kegagalan pemerintah dalam menghadirkan keadilan, pengungkapan kebenaran, dan pemulihan untuk korban pelanggaran HAM masa lalu, pelanggaran HAM yang masih berlangsung bahkan meningkat tajam di daerah Papua, berlanjutnya penjatuhan dan penerapan hukuman kejam baik melalui vonis mati maupun juga tindakan-tindakan eksekusi hukum di luar pengadilan, dan yang paling sering terjadi di Indonesia yaitu kasus rasisme. Begitu banyak persoalan HAM yang mesti ditangani secepatnya oleh pihak terkait dan di sinilah sisi positif yang dapat kita ambil. Menyadari bahwa tingkat kasus pelanggaran HAM di Indonesia masih cukup tinggi membuat Komnas HAM terus melakukan tindakan reformasi untuk memastikan bahwa HAM masyarakat Indonesia terlindungi dengan baik, semakin menguat dan ditegakkannya supremasi hukum untuk para pelaku pelanggar HAM, serta mereformasi sektor keamanan publik. Dan hal tersebut bahkan sudah diakui oleh pihak Amnesty International bahwa Indonesia telah berusaha untuk menegakkan hak asasi manusia dengan lebih baik lagi.
B. Berikan analisismu mengenai demokrasi Indonesia diambil dari nilai-nilai adat istiadat/budaya asli masyarakat Indonesia!
Jawab:
Indonesia merupakan salah satu negara yang menganut sistem demokrasi yang mana sistem pemerintahan yang diselenggarakan adalah dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Jika ditilik dari nilai-nilai budaya, demokrasi Indonesia dapat dibilang sudah sesuai dengan nilai-nilai tersebut karena banyaknya suku serta adat istiadat di Indonesia membuat individu atau kelompok yang mengikuti suku atau adat istiadat tersebut dapat melakukan kegiatan dengan bebas tanpa khawatir akan pandangan orang-orang. Walaupun ada beberapa adat istiadat yang mungkin kurang diterima oleh pihak mayor/minoritas, namun hal tersebut tidak sampai menyebabkan adanya konflik yang sampai menimbulkan korban. Mereka tetap menghargai adat-adat yang ada walaupun tidak menerapkan nilai budaya yang ada pada adat tersebut.
C. Bagaimanakah pendapatmu mengenai prinsip demokrasi Indonesia yang berke-Tuhanan yang Maha Esa ? Bagaimanakah praktik demokrasi Indonesia saat ini apakah telah sesuai dengan Pancasila dan UUD NRI 1945 serta menjunjung tinggi nilai hak asasi manusia?
Jawab:
Sepemahaman saya terkait prinsip demokrasi Indonesia yang berketuhanan yaitu setiap aspek yang ada di kehidupan harus berlandaskan kepada Ketuhanan yang Maha Esa. Perbedaan agama antar warga Indonesia menjadikan demokrasi di negara Indonesia wajib berpegang teguh pada Tuhan yang Maha Esa. Disebut Tuhan yang Maha Esa karena sebutan itu cenderung adil tidak condong ke agama tertentu. Praktik demokrasi Indonesia sendiri saya rasa hanya menyesuaikan nilai-nilai dari Pancasila, UUD 1945 dan HAM, namun tidak menerapkannya. Aturan-aturan yang ditulis mengenai demokrasi hanya sekedar dilakukan secara tertulis, tanpa ada tindakan nyata. Masih banyak kasus-kasus perihal demokrasi yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, UUD 1945, dan HAM, namun upaya masyarakat untuk terus memperbaiki hal tersebut tetap harus diapresiasi.
D. Bagaimanakah sikap anda mengenai kondisi di mana anggota parlemen yang mengatas namakan suara rakyat tetapi melaksanakan agenda politik mereka sendiri dan berbeda dengan kepentingan nyata masyarakat?
Jawab:
Tindakan yang dilakukan oleh parlemen tersebut adalah tindakan yang tidak etis dan egois. Hal itu karena sikap tersebut tentu melenceng dari nilai demokrasi Indonesia dimana seharusnya pihak parlemen sebagai perwakilan dari suara rakyat seharusnya mengafirmasi apa yang dibutuhkan oleh rakyat, bukan malah membicarakan atau bahkan melaksanakan agenda politik yang tidak ada keuntungan untuk kedua belah pihak. Jika saya memiliki wewenang, saya akan menindak tegas anggota parlemen yang egois seperti itu.
E. Bagaimana pendapatmu mengenai pihak-pihak yang memiliki kekuasaan kharismatik yang berakar dari tradisi, maupun agama, tega menggerakan loyalitas dan emosi rakyat yang bila perlu menjadi tumbal untuk tujuan yang tidak jelas dan bagaimanakah hubungannya dengan konsep hak asasi manusia pada era demokrasi dewasa saat ini?
Jawab:
Pihak-pihak tertentu yang memiliki kekuasaan kharismatik sehingga tega menggerakkan loyalitas serta emosi rakyat sangat berpotensi melakukan hal-hal yang melanggar nilai dari Hak Asasi Manusia (HAM). Hal tersebut terjadi karena adanya rasa kepuasan tersendiri ketika mereka dapat berlaku seenaknya pada orang-orang yang tingkatannya berada di bawah mereka. Terlebih kekuasaan tersebut berakar pada tradisi ataupun agama. Apabila hal ini dibiarkan terus-menerus, konsep hak asasi manusia di era demokrasi dewasa saat ini akan terancam musnah dan orang-orang semakin tidak bisa menyuarakan pendapatnya karena pihak-pihak berkuasa ini. Nilai-nilai HAM perlahan-lahan akan luntur karena keegoisan pihak-pihak tersebut.