Posts made by Aloysius Andre Nathanael Hasudungan Manullang

NAMA: Aloysius Andre Nathanael Hasudungan Manullang
NPM: 2255061023
KELAS: PSTI B
PRODI: Teknik Informatika


Post Test

Jurnal tersebut berbicara tentang Bela Negara sebagai suatu kewajiban bagi seluruh warga negara, terutama dalam situasi pandemi seperti saat ini. Penulis menjelaskan bahwa Bela Negara merupakan perintah dalam perundang-undangan dan merupakan wujud kesetiaan dan kecintaan terhadap negara. Tujuannya adalah untuk memperjuangkan eksistensi negara di mata dunia. Jurnal tersebut juga menyatakan bahwa Bela Negara adalah hak dan kewajiban warga negara, dan meskipun dalam situasi sulit seperti pandemi COVID-19, Bela Negara tetap harus dilakukan dengan tetap berada di rumah dan tidak menyebarkan berita yang belum terverifikasi.

Jurnal tersebut menggarisbawahi pentingnya Bela Negara dalam membangun keseimbangan hukum dan memberikan manfaat bagi individu dan masyarakat. Dalam konteks pandemi, Bela Negara diwujudkan melalui tindakan taat pada himbauan pemerintah dan tidak menyebarkan berita hoaks. Hal ini menunjukkan kesadaran penulis akan pentingnya partisipasi aktif dan bertanggung jawab dari setiap warga negara dalam menjaga keamanan dan keselamatan bersama. Jurnal tersebut juga menekankan perlunya pemahaman tentang kewarganegaraan untuk menghindari tindakan yang salah dan tidak diinginkan. Secara keseluruhan, jurnal ini menggambarkan Bela Negara sebagai konsep positif yang melibatkan seluruh warga negara dalam menjaga eksistensi negara dan melindungi kepentingan bersama.

NAMA: Aloysius Andre Nathanael Hasudungan Manullang
NPM: 2255061023
KELAS: PSTI B
PRODI: Teknik Informatka

Pre Test


Ketahanan nasional merupakan konsep yang mencakup berbagai aspek dalam menghadapi ancaman yang dapat mengganggu kedaulatan, keamanan, dan integritas suatu negara. Untuk memahami konsep ini secara menyeluruh, perlu diperhatikan perwujudan dari aspek alamiah (Tri Gatra) dan aspek sosial (Panca Gatra) dalam konteks ketahanan nasional.


Aspek Alamiah (Tri Gatra):

  • Lokasi & Posisi Geografis:
    Peningkatan potensi laut dan darat serta posisi dengan negara tetangga.
  • Sumber Daya Alam:
    Kesadaran nasional dalam pemanfaatan kekayaan alam.
  • Keadaan & Kemampuan Penduduk:
    Pendidikan sebagai faktor penting dalam meningkatkan ketahanan nasional.


Aspek Sosial (Panca Gatra):
  • Ideologi:
    Rangkaian nilai yang mampu menampung aspirasi masyarakat.
  • Politik:
    Demokrasi sebagai keseimbangan input dan output dalam pengambilan keputusan.
  • Ekonomi:
    Pentingnya sarana, modal, tenaga kerja, dan teknologi dalam pengembangan ekonomi.
  • Sosbud:
    Tradisi, pendidikan, dan kepemimpinan berperan dalam memperkuat ketahanan nasional.
  • Hankam:
    Partisipasi dan kesadaran masyarakat dalam menjaga keamanan dan pertahanan negara.


Ketahanan nasional melibatkan aspek alamiah (lokasi geografis, sumber daya alam, dan keadaan penduduk) serta aspek sosial (ideologi, politik, ekonomi, sosbud, dan hankam). Semua aspek ini saling berhubungan dan perlu dikembangkan secara seimbang untuk menghadapi ancaman dan mengoptimalkan potensi nasional.


Nama : Aloysius Andre Nathanael Hasudungan Manullang
NPM : 2255061023
Kelas : PSTI B
Prodi : Teknik Informatika


Post Test


  1. Bagaimanakah isi artikel tersebut dalam rangka penegakan Hak Asasi Manusia dan berikan analisismu secara jelas? Hal positif apa yang anda dapatkan setelah membaca artikel tersebut?
    Artikel tersebut menggambarkan situasi penegakan Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia pada tahun 2019. Beberapa lembaga, seperti Komnas HAM dan LBH Jakarta, mencatat adanya pelanggaran HAM berat di masa lalu, pembatasan kebebasan berekspresi dan beragama, serta diskriminasi gender. Setelah membaca artikel tersebut, beberapa hal positif yang saya didapatkan adalah peningkatan kesadaran mengenai isu-isu Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia, pengakuan terhadap langkah-langkah reformasi yang dilakukan pemerintah untuk memperbaiki perlindungan HAM, dan kesadaran akan pentingnya peran masyarakat sipil dalam penegakan HAM.

  2. Berikan analisismu mengenai demokrasi Indonesia diambil dari nilai-nilai adat istiadat/budaya asli masyarakat Indonesia! Bagaimanakah pendapatmu mengenai prinsip demokrasi Indonesia yang berke-Tuhanan yang Maha Esa?
    Pendapat mengenai demokrasi Indonesia yang diambil dari nilai-nilai adat istiadat/budaya asli masyarakat Indonesia dapat bervariasi tergantung pada perspektif individu. Namun, prinsip demokrasi Indonesia yang berke-Tuhanan yang Maha Esa tercermin dalam Pancasila, yang mengakui keberadaan Tuhan dan menghormati keberagaman agama di Indonesia. Prinsip ini juga tercermin dalam UUD NRI 1945 yang menjamin kebebasan beragama.

  3. Bagaimanakah praktik demokrasi Indonesia saat ini apakah telah sesuai dengan Pancasila dan UUD NRI 1945 serta menjunjung tinggi nilai hak asasi manusia?
    Praktik demokrasi Indonesia saat ini masih menghadapi berbagai tantangan dalam mencapai keselarasan dengan Pancasila dan UUD NRI 1945 serta menjunjung tinggi nilai hak asasi manusia. Beberapa kendala yang terjadi meliputi adanya pelanggaran HAM, pembatasan kebebasan berekspresi, korupsi, dan peran politik uang. Meskipun demikian, terdapat juga upaya dan langkah-langkah yang dilakukan untuk meningkatkan demokrasi di Indonesia, seperti melalui reformasi kebijakan dan penguatan lembaga-lembaga yang terlibat dalam penegakan hukum dan pengawasan.

  4. Bagaimanakah sikap anda mengenai kondisi di mana anggota parlemen yang mengatas namakan suara rakyat tetapi melaksanakan agenda politik mereka sendiri dan berbeda dengan kepentingan nyata masyarakat?
    Sikap terhadap kondisi di mana anggota parlemen melaksanakan agenda politik mereka sendiri dan berbeda dengan kepentingan nyata masyarakat bisa beragam. Namun, secara umum, hal tersebut tidak sesuai dengan prinsip demokrasi yang mendasarkan kekuasaan pada suara rakyat dan kepentingan masyarakat. Sikap yang tidak mengutamakan kepentingan rakyat dapat merusak legitimasi dan kepercayaan terhadap sistem demokrasi.

  5. Bagaimanah pendapatmu mengenai pihak-pihak yang memiliki kekuasaan kharismatik yang berakar dari tradisi, maupun agama, tega menggerakan loyalitas dan emosi rakyat yang bila perlu menjadi tumbal untuk tujuan yang tidak jelas dan bagaimanakah hubungannya dengan konsep hak asasi manusia pada era demokrasi dewasa saat ini?
    Pihak-pihak yang memiliki kekuasaan kharismatik yang menggerakan loyalitas dan emosi rakyat untuk tujuan yang tidak jelas bisa menjadi ancaman terhadap hak asasi manusia pada era demokrasi saat ini. Penggunaan kekuasaan secara tidak bertanggung jawab atau manipulatif dapat melanggar prinsip demokrasi yang menjunjung tinggi hak asasi manusia, seperti kebebasan berpendapat dan kebebasan berserikat. Oleh karena itu, penting untuk menjaga keseimbangan antara kekuasaan dan penghormatan terhadap hak asasi manusia dalam sistem demokrasi yang matang.