Nama: RIFDAH FITRIANI SAHARRUDIN
NPM: 2215061114
Kelas: PSTI-B
Analisis soal 2
1. Bagaimanakah peran Pancasila sebagai paradigma ilmu bagi disiplin ilmu anda masing-masing dengan merinci setiap sila ke dalam kebijakan ilmu dan landasan etika bagi pengembangan ilmu yang anda pelajari dan bagaimana prosesnya di tengah persaingan global seperti sekarang ini?
Jawab:
Paradigma merupakan seperangkat nilai tentang Tuhan, alam dan manusia, dan hubungan di antara ketiganya, yang diyakini kebenarannya dan hukum-hukum serta teknik-teknik aplikasi yang dianut Bersama oleh para anggota suatu komunitas ilmiah. Paradigma ini merupakan sumber, fondasi, asal, dan awal dari keberadaan dan perkembangan ilmu. Peran Pancasila terkait paradigma ilmu dalam setiap sila:
a. Ketuhanan Yang Maha Esa.
menyiratkan adanya konsep tentang keberadaan Tuhan yang terus menjalin hubungan dan kesatuan dengan manusia dan alam semesta beserta isinya. Sila ini menekankan bahwa pengembangan iptek dimaknai sebagai bentuk syukur pemberian akal oleh Tuhan YME.
b. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.
menyiratkan adanya konsep tentang manusia yang utuh. Dalam keutuhannya, ada rohani dan ada jasmani. Sebagai kesatuan rohaniah, keberadaan hati nurani (qalbu) tidak kalah penting daripada akal. Sil aini menekankan bahwa dalam pengembangan iptek harus dengan cara-cara yang berperikemanusiaan dan tidak merugikan manusia yang sekarang maupun yang akan datang.
c. Persatuan Indonesia.
menunjukkan adanya keterpaduan antara karakter ilmu dengan faham kebangsaan Indonesia, sekaligus penolakan terhadap faham etnisisma dan etnosentrisma. Sila ini mengingatkan agar pengembangan ipetk ditujukan untuk seluruh tanah air dan bangsa secara merata dan untuk meningkatkan rasa nasionalisme.
d. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan.
menyiratkan adanya konsep bahwa rakyat atau wakil-wakil rakyat dalam menjalankan kekuasaannya harus dipimpin oleh kebijaksanaan, dengan penuh rasa tanggungjawab, baik secara vertikal kepada Tuhan YME maupun secara horizontal kepada seluruh rakyat Indonesia, dan tidak sekali-kali atas dasar kekuatan maupun legalitas formal. Semakin dekat manusia dengan sumber kebenaran absolut yaitu Tuhan YME, maka dia akan semakin bijaksana. Sil aini menekankan agar membuka kesempatan yang sama bagi semua warga untuk dapat mengembangkan iptek dan merasakan hasilnya sesuai kemampuan dan keperluan masing-masing.
e. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
Keadilan itu bukan keadilan formal, suatu keadilan yang lahir karena perundang-undangan, melainkan keadilan yang bertumpu pada habitat sosialnya, yaitu masyarakat Indonesia, yang berkarakter komunalistik-religius. Ilmu berparadigma Pancasila mendorong perburuan keadilan sosial, sekaligus menolak dominasi positivisme. Sila ini menekankan bahwa dalam pengembangan iptek harus didasarkan pada keseimbangan dan keadilan dalam kehidupan manusia.
2. Bagaimanakah harapanmu mengenai model pemimpin, warganegara dan ilmuwan yang Pancasilais di Indonesia sekarang dan di masa mendatang?
Jawab:
Harapan saya tentang model pemimpin, warga negara, dan ilmuwan yang pancasilais adalah mereka harus berpegang teguh pada nilai-nilai luhur yang terkandung dalam sila Pancasila. Seorang pemimpin yang berjiwa Pancasila selalu berupaya menerapkan fungsi kepemimpinannya dengan berlandaskan pada nilai-nilai Pancasila. Kepemimpinan Pancasila adalah kepemimpinan yang membawa masyarakat dalam kesadaram bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Untuk warga negara Pancasilais harus memiliki lima karakteristik berikut:
• Karakteristik pertama adalah beriman, sebagaimana yang terkandung dalam sila pertama pada Pancasila yang menuntut setiap warga negara mengakui Tuhan Yang Maha Esa.
• Karakteristik yang kedua adalah menjunjung tinggi HAM, sebagaimana yang terkandung dalam sila kedua pada Pancasila yang mengajak setiap warga Negara untuk menjunjung tinggi martabat dan hak-hak asasi atau bertindak adil dan beradab terhadap sesama manusia.
• Karakteristik yang ketiga adalah memiliki rasa nasionalisme, sebagaimana yang terkandung dalam sila ketiga pada Pancasila yang menyatakan bahwa setiap warga Negara sudah sepatutnya memiiki rasa nasionalisme.
• Karakteristik yang keempat adalah mendengarkan rakyat, sebagaimana yang terkandung dalam sila keempat pada Pancasila yang menekankan pada Nilai Kerakyatan, yaitu suatu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat dengan cara musyawarah mufakat melalui lembaga-lembaga perwakilan.
• Karakteristik yang kelima adalah adil, sebagaimana yang terkandung dalam sila kelima pada Pancasila yang menekankan pada nilai keadilan, yaitu tercapainya masyarakat Indonesia yang adil dan makmur.
Sosok ilmuwan pancasilais yang diharapkan adalah ilmuwan yang berpegang teguh pada Pancasila, yang bersih dan transparan, yang mengembangkan ilmunya untuk kepentingan rakyat dan dapat dimanfaatkan untuk semua kalangan tanpa membeda-bedakan.