Posts made by Alexis Ronauli Manurung

NAMA : Alexis Ronauli Manurung
NPM : 2215061109
KELAS: PSTI A
PRODI: Teknik Informatika

Semangat Bela Negara di Tengah Pandemi COVID-19

Penulis membicarakan tentang pentingnya semangat bela negara dalam menghadapi wabah COVID-19 yang sedang melanda dunia. Penulis menyoroti bahwa semangat bela negara menggambarkan rasa cinta dan kesetiaan terhadap negara serta kesiapan untuk berkorban demi kepentingan negara dan bangsa.

Artikel ini juga membahas cara mewujudkan semangat bela negara dalam menghadapi pandemi COVID-19. Salah satu caranya adalah dengan patuh terhadap protokol kesehatan yang telah ditetapkan pemerintah, seperti menjaga jarak, menggunakan masker, dan mencuci tangan secara teratur. Selain itu, artikel tersebut juga menekankan pentingnya gotong royong dan saling membantu dalam menghadapi pandemi ini.

Dalam artikel ini, penulis juga membahas tantangan yang dihadapi dalam meningkatkan semangat bela negara di tengah pandemi COVID-19. Salah satunya adalah kelompok masyarakat yang masih mengabaikan protokol kesehatan dan kurang memahami pentingnya semangat bela negara dalam menghadapi pandemi ini. Penulis menegaskan bahwa pendidikan dan pemahaman terhadap nilai-nilai bela negara perlu terus dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam melawan pandemi COVID-19. Hal ini menekankan pentingnya patuh terhadap protokol kesehatan, gotong royong, serta pendidikan dan pemahaman nilai-nilai bela negara untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menghadapi pandemi COVID-19. Artikel ini memberikan motivasi positif kepada masyarakat untuk bersatu dan berjuang bersama dalam menghadapi pandemi COVID-19 dengan semangat bela negara.
NAMA : Alexis Ronauli Manurung
NPM : 2215061109
KELAS: PSTI A
PRODI: Teknik Informatika

KETAHANAN NASIONAL
Ketahanan nasional adalah keuletan keterampilan ketangguhan dan kemampuan mengembangkan potensi nasional untuk menghadapi ancaman yang datang.

Perwujudan Aspek Sosial (Panca Gatra)
a. Ideologi: Rangkaian nilai mampu menampung aspirasi.
b. Politik: Demokrasi: Keseimbangan input dan output.
c. Ekonomi: Sarana, modal, teknologi.
d. Sosial Budaya: Tradisi, pendidikan, kepemimpinan.
e. Pertahanan dan Keamanan: Partisipasi dan kesadaran masyarakat.

Perwujudan aspek alamiah atau trigatra:
1. Lokasi dan posisi geografis.
2. Keadaan dan kekayaan alam.
3. Kemampuan penduduk.

Untuk mengahadapi ancaman yang datang, sebagai bangsa Indonesia kita harus menghadapinya dengan keperwujudan dua aspek, yaitu :
1.Perwujudan Aspek alamiah (Tri Gata)
a. Lokasi & posisi geografis
b. Sumber daya alam
c. Keadaan dan kemampuan penduduk

2. Perwujudan Aspek sosial ( Panca Gatra )
a. Ideologi
b. Politik
c. Ekonomi
d. Sosial Budaya
e. Hankam
Nama : Alexis Ronauli Manurung
NPM : 2215061109
Kelas : PSTI A

1. Artikel tersebut menggambarkan situasi penegakan Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia pada tahun 2019. Menurut artikel tersebut, terdapat beberapa masalah terkait HAM yang mencemaskan, seperti pelanggaran HAM berat di masa lalu, pembatasan kebebasan berekspresi dan beragama, diskriminasi berbasis gender, kegagalan dalam memberikan keadilan kepada korban pelanggaran HAM masa lalu, pelanggaran HAM yang masih terjadi di Papua, dan penjatuhan hukuman yang kejam tanpa melalui proses pengadilan. Meskipun situasinya memprihatinkan, terdapat beberapa perkembangan positif yang memberikan harapan untuk masa depan, seperti langkah-langkah reformasi pemerintah yang bertujuan meningkatkan perlindungan HAM dan kembalinya peran mahasiswa sebagai agen kontrol sosial.
Setelah membaca artikel ini, hal positif yang dapat diambil adalah pengakuan terhadap kelemahan dalam penegakan HAM di Indonesia. Artikel ini juga menyoroti beberapa tindakan positif yang telah dilakukan, seperti meratifikasi perjanjian HAM internasional dan upaya reformasi untuk memperbaiki situasi tersebut. Hal ini menunjukkan adanya kesadaran dan komitmen untuk meningkatkan perlindungan HAM di Indonesia. Dengan adanya pemahaman mengenai tantangan yang dihadapi dan langkah-langkah yang telah diambil, diharapkan upaya penegakan HAM di Indonesia akan terus diperkuat dan ditingkatkan ke depannya.

2. Demokrasi di Indonesia berdasarkan pada Pancasila, yang didasarkan pada nilai-nilai adat istiadat/budaya asli masyarakat Indonesia. Menurut analisis saya, karena Pancasila menjadi landasan, demokrasi diharapkan dapat beroperasi sesuai dengan nilai-nilai dan tujuan setiap sila dalam Pancasila. Demokrasi yang ada di Indonesia memiliki karakteristik kolektif yang sudah menyatu atau terintegrasi dalam kehidupan masyarakat Indonesia, sehingga tidak dapat dihapuskan dalam jangka waktu yang tidak terbatas. Dalam menjalankan suatu negara yang menganut demokrasi, penting agar sesuai dengan jati diri atau budaya bangsa Indonesia itu sendiri. Pancasila mencerminkan jati diri bangsa Indonesia. Untuk mencapai sistem pemerintahan yang baik dan berjalan dengan lancar, demokrasi tersebut harus selaras dan tidak bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila.
Terkait prinsip demokrasi Indonesia yang berke-Tuhanan yang Maha Esa, hal ini menunjukkan bahwa Indonesia adalah negara beragama. Demokrasi yang berke-Tuhanan yang Maha Esa berarti bahwa sistem dan perilaku dalam menjalankan urusan negara Republik Indonesia harus patuh pada prinsip-prinsip, konsisten dengan nilai-nilai, dan prinsip-prinsip dasar Ketuhanan yang Maha Esa.

3. Praktik demokrasi di Indonesia telah sejalan dengan prinsip-prinsip Pancasila dan UUD NRI 1945, termasuk prinsip hak asasi manusia yang terkandung di dalamnya. Namun, tantangan dalam kehidupan demokrasi di Indonesia merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari, mengingat perkembangan zaman dan peningkatan jumlah penduduk di Indonesia. Namun, upaya pemerintah dalam mewujudkan demokrasi di Indonesia pantas diapresiasi, karena mereka berperan dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat dan mewujudkan hak-hak setiap individu melalui pembentukan lembaga yang bertugas mengawasi dan menjaga hak asasi manusia agar tetap terlaksana, seperti Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), serta lembaga yang bertugas melindungi kebebasan berekspresi, seperti Komisi Penyiaran Indonesia (KPI).

4. Apabila anggota parlemen lebih fokus pada agenda politik pribadi atau kelompok tertentu tanpa memperhatikan kepentingan nyata masyarakat, hal tersebut dapat mengakibatkan hilangnya kepercayaan rakyat terhadap lembaga perwakilan. Situasi ini dapat mengancam integritas demokrasi dan mengurangi legitimasi pemerintahan. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk terus memantau dan mengevaluasi kinerja anggota parlemen mereka, serta aktif terlibat dalam proses politik. Masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam memilih wakil yang memiliki integritas, komitmen untuk melayani masyarakat, dan kemampuan untuk dengan baik mewakili kepentingan rakyat. Selain itu, penting juga untuk menerapkan transparansi, akuntabilitas, dan mekanisme pengawasan yang kuat guna memastikan bahwa anggota parlemen bertindak sesuai dengan kepentingan masyarakat dan tidak menyalahgunakan kekuasaan mereka. Hal ini melibatkan kebijakan yang mengatur etika politik, pelaporan keuangan, serta penegakan hukum yang efektif terhadap pelanggaran yang terjadi.

5. Menurut pandangan saya, pihak-pihak yang memiliki kekuasaan kharismatik, entah itu berakar dari tradisi atau agama, memiliki tanggung jawab yang besar dalam penggunaan kekuasaan tersebut. Kekuasaan kharismatik yang kuat memiliki potensi untuk memengaruhi loyalitas dan emosi rakyat dengan cepat, dan hal ini dapat menjadi ancaman yang serius jika disalahgunakan.