Posts made by Alya Wahidah Assarifah

Nama : Alya Wahidah Assarifah
kelas : 3H
Npm : 2213053290

identitas Jurnal
Nama Penulis : Hidayati
Judul : PENTINGNYA PENDIDIKAN NILAI DI ERA GLOBALISASI
Nama Jurnal : Dinamika pendidikan
Nomor : 2
Tahun Terbit : 2008

Pembahasan

Lebih jelas lagi Tilaar (dalam Mulyasa.2000), menyatakan bahwa Indonesia pada saat ini sudah mengalami krisis akhlak dan moral. Melalui pendidikan, Indonesia telah gagal dalam membentuk manusia yang berkepribadian, beriman, menghargai perbedaan dan berakhlak mulia. salah satu indikasi kegagalan tersebut adalah Indonesia pada saat ini termasuk salah satu negara yang terkorup di dunia. Menurut Susanto (1998 :109) menyebutkan bahwa perubahan masyarakat akibat perkembangan pengetahuan dan teknologi tersebut membawa dampak yang besar pada budaya 
, nilai dan agama. pendidikan nilai merupakan agenda yang mesti ada dalam setiap penyelenggaraan pendidikan di manapun. 

pengertian nilai
Nilai adalah suatu yang berharga, sesuatu yang indah, sesuatu yang berguna, sesuatu yang menyadarkan manusia akan harkat dan martabatnya ( Dwi Siswoyo,dkk.2005).
nilai di bagi menjadi 2 yaitu Nilai ideal dan nilai aktual. nilai ideal adalah nilai yang menjadi cita-cita setiap orang, sedangkan nilai aktual adalah nilai yang diekspresikan dalam prilaku sehari-hari.
Menurut Max Scheler dalam (YB Adimassana. 2000 : 2) ada 4 kelompok nilai yang tersusun secara hierarkis yaitu nilai-nilai religius/kerohanian, nilai-nilai kejiwaan, nilai-nilai kehidupan, nilai-nilai kenikmatan. 
Pendidikan nilai merupakan bagian integral kegiatan pendidikan, karena pada dasarnya pendidikan melibatkan pembentukan sikap, watak, dan kepribadian peserta didik. 

globalisasi dan dampak terhadap nilai-nilai dan moral
pengaruh positif globalisasi terhadap nilai-nilai dan moral
1. aspek politik 
pemerintah dijalankan secara terbuka dan demokratis
2. aspek ekonomi
meningkatkan kesempatan kerja dan meningkatkan devisa negara
3. Aspek sosial budaya
dapat meniru pola berfikir yang baik seperti etos kerja yang tinggi, disiplin, dan IPTEK dari bangsa yang sudah maju untuk meningkatkan kemajuan bangsa. 

pengaruh negatif 
1. hilangnya rasabcinta terhadap produk dalam negeri
2. banyak anak muda yang lipa akan identitas diri sebagai bangsa Indonesia
3. terjadinya kesenjangan sosial
4. munculnya sikap individualisme

mengapa pendidikan nilai gagal? karena dampak dari globalisasi yang telah membawa banyak dampak yang sangat berarti dalam berbagai dimensi kehidupan manusia. lagi pula pendidikan saat ini lebih mementingkan kecerdasan intelektual, akal, dan penalaran, tanpa diimbangi dengan intensifnya pengembangan hati, perasaan, emosi dan spiritual. adapula faktor-faktor penyebab gagalnya pendidikan nilai yaitu pendidikan di sekolah hanyalan acara formal, hanya mempelajari materi saja, proses pembelajarannya tidak melibatkan pengalaman fisik sana mental juga.

Nama : Alya Wahidah Assarifah
Kelas : 3H
Npm : 2213053290

Analisis Jurnal 2

Identitas 
Nama Jurnal :Jurnal Pendidikan Sosiologi dan Humaniora
Nomor : 1
Halaman : 89-100
Tahun Terbit : 2010
Nama Penulis : H. Wanto Rivaie
Judul Jurnal : MEMBINA NILAI MORAL SOSIAL BUDAYA INDINESIA DI KALANGAN REMAJA


1. MEMBANGUN HUBUNGAN INTERNASIONAL ANTAR BANGSA

nilai-nilai hubungan antar manusia warga Indonesia perlu dibangun berdasarkan saling menghargai, saling percaya untuk menciptakan kehidupan yang sejahtera. di dalam suatu keluarga harus ditanamkan nilai keimanan, nilai-nilai dan etika pergaulan. kenyataannya masyarakat Indonesia saat ini hubungan antar manusia yang ada belum berjalan optimal dan sangat memprihatinkan misalnya dengan kemiskinan yang semakin meluas, pemerataan pendidikan yang belum optimal dan pengangguran yang masih sangat banyak.

2. pendidikan generasi muda yang memiliki jati diri Indonesia yang berkadar modern

jati diri generasi muda dapat dibentuk oleh tradisi kehidupan masyarakat atau oleh usaha terprogram, direncanakan dengan baik dan sistematis/modern (Jalaluddin, dan Abdullah Idi, 2007, 187-185). pembentukan jati diri generasi muda tidak bisa dilepaskan dari peran pendidikan. 

3. diperlukan pendidik dalam arti seluas-luasnya (orang tua, guru, dosen, tokoh masyarakat formal/ Non Formal)

tokoh pendidikan nasional menyatakan ada 3 pusat lingkungan pendidikan pusat pendidikan yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. dikeluarga pendidikan dilakukan oleh orang tua, disekolah pendidikan dilakukan oleh guru, di masyarakat oleh tokoh-tokoh masyarakat atau para instruktur. dari pemikiran-pemikiran ini mengindentifikasi bahwa pendidikan dalam arti luas sangat berperan dalam upaya memanusiakan manusia yang memiliki jati diri yang khas dari seorang individu.

4. penciptaan suasana yang kondusif Aktif, Efektif, Komunikatif penuh nilai kreatif dan bertanggung jawab

komunikasi menunjukan kebersamaan, pertemanan dan keadilan berbagai dengan yang lain. suasana pendidikan yang kondusif perlu didasari komunikasi yang penuh nilai seperti yang dinyatakan oleh Berry dalam Sofyan Sauri (2008,58).
keadilan, komunikasi yang berdasar keadilan adalah komunikasi yang saling menguntungkan, sama-sama senang, dan sejahtera serta tidak ada yang dirugikan. 

5. peran strategis pendidikan agama dalam pembentukan perilaku peserta didik dalam kondisi masyarakat yang pluralistis

agama adalah risalah Tuhan yang disampaikan melalui para Nabi. Risalah itu berisikan hukum-hukum sempurna untuk digunakan manusia dalam menjalankan kehidupan dan untuk mengatur hubungan antara sesama, hubungan dalam alam semesta, dan hubungan dengan Allah SWT ( Sofyan S., 2008,42-48, Nursid S.,2005,127-132). Dengan landasan pendidikan agama yang dilakukan di keluarga, sekolah dan masyarakat dengan sebaik-baiknya maka akan terbangun kepribadian peserta didik yang memiliki nilai-nilai moral yang termasuk dalam Pancasila yaitu sila pertama. 

Faktor-faktor personal yang mempengaruhi tindakan manusia

ada dua macam pendekatan dalam pembentukan perilaku manusia. kedua pendekatan ini menekankan faktor-faktor psikologis dan faktor-faktor sosial istilah lain yang timbul dari dalam individu (faktor personal), dan faktor-faktor berpengaruh yang datang dari luar individu ( faktor enviromental).

NAMA : ALYA WAHIDAH ASSARIFAH
KELAS : 3H

NPM : 2213053290

ANALISIS JURNAL 1

Identitas Jurnal
Nama Jurnal : Jurnal pemimpin pengabdian Masyarakat Ilmu Pendidikan
volume : 2
Nomor : 1
Halaman : 13-17
Tahun terbit : 2022
Nama Penulis : Asti Yunita Benu, Agnes Maria Diana Rafael, Imanuel Baok, Intan Yunita Tungga, Maria M Nina Niron, Niski Astria Ndolu, Vebriyanti P Leo
Judul : PENERAPAN NILAI DAN MORAL PANCASILA DALAM MEWUJUDKAN GENERASI ANTI KORUPSI DI SD NEGERI OSILOA KUPANG TENGAH!

pendidikan moral Pancasila bertujuan untuk menumbuhkan dan mengembangkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila serta menjadi standar baik atau buruknya perbuatan manusia. nilai moral Pancasila adalah suatu pedoman bagi masyarakat untuk bertindak hidup sebagaimana telah diatur dalam Pancasila atau ideologi Indonesia dengan kata lain moral Pancasila adalah sikap bermasyarakat yang baik dimana harus dilakukan oleh masyarakat. butir Pancasila merupakan petunjuk-petunjuk nyata dan jelas wujud pengalaman Pancasila yaitu sebagai berikut: 
1. Nilai ketuhanan Yang Maha Esa
2. Nilai Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Nilai persatuan Indonesia
4. Nilai Kerakyatan
5. Nilai keadilan

Moral berasal dari kata MOS(mores) yang artinya kesusilaan, tabiat, kelakuan. moral dalam perwujudannya dapat berupa peraturan prinsip-prinsip yang benar, baik, terpuji dan mulia. moral dapat berupa kesetiaan, kepatuhan terhadap nilai dan norma yang meningkatkan kehidupan masyarakat, negara dan bangsa.

maka menanamkan nilai moral sejak dini dapat mencegah ajakan atau dorongan negatif untuk melakukan korupsi sejak dini. penanaman nilai moral Pancasila kepada peserta didik dapat membangun dan membekali peserta didik sebagai generasi emas dalam mewujudkan budaya anti korupsi sejak dini.

NAMA : ALYA WAHIDAH ASSARIFAH

KELAS : 3H

NPM : 2213053290


pengamalan sila Pancasila

1. sila pertama mengajak kita untuk percaya kepada tuhan dan melaksanakan perintahnya. 

contoh pengamalan sila pertama:

1. bersyukur kepada Tuhan

2. melaksanakan ibadah sesuai dengan agama yang dianut

3. tidak memaksakan suatu agama kepada orang lain

4. berdoa sebelum dan sesudah makan

5. menghormati agama orang lain


2.  sila kedua mengajak kita untuk bersikap saling mencintai sesama manusia.

contoh pengamalan:

1. membantu korban yang tertimpa bencana alam

2. tidak berbuat kasar kepada orang lain

3. membantu adik belajar

4. menolong teman yang kesulitan

5. bersikap sopan kepada orang tua.


3. sila ketiga mengajak kita untuk selalu cinta kepada bangsa Indonesia. contoh pengamalan:

1. mengikuti upacara bendera

2. melestarikan budaya yang ada

3. bermain dengan rukun

4. mencintai dan bangga menggunakan barang buatan Indonesia

5. berbaur dengan siapapun tanpa membedakan-bedakan


4. sila keempat mengajak untuk bermusyawarah dalam menyelesaikan suatu masalah. contoh pengamalan sila keempat:

1. berdiskusi

2. menerima hasil musyawarah dengan lapang dada

3. saling menghargai pendapat 


5. sila kelima mengajak kita untuk bersikap adil terhadap sesama. contoh pengamalan :

1. tidak berbuat curang kepada orang lain

2. menghargai karya orang lain

3. melaksanakan hal dan kewajiban secara seimbang 

4. tidak boros dan suka menabung.

menurut saya agar orang dapat meneladani dan menerapkan nilai-nilai Pancasila dibutuhkan peran dari orang tua dan lingkungan sekitar yang langsung bisa memberikan contoh dari pengamalan-pengamalan secara langsung sehingga lebih mudah dimengerti. lalu dapat memanfaatkan teknologi dan media yang sudah berkembang saat ini untuk menyebarkan informasi dan nilai-nilai Pancasila secara luas, karena di era yang modern saat ini lebih banyak menggunakan teknologi yang ada.

Nama               : Alya Wahidah Assarifah

Kelas               : 3H

Npm                : 2213053290

Mata Kuliah    : PENDIDIKAN NILAI DAN MORAL

 

ANALISIS

Nama Jurnal : Jurnal Insania

Volume : 16

Nomer : 2

Halaman : 119 – 133

Tahun terbit : 2011

Penulis : Ahmad Nawawi 

Judul : Pentingnya Pendidikan Nilai Dan Moral Bagi Generasi Penerus

 

Pembahasan

Menurut undang-undang sistem pendidikan nasional tahun 2003 pasal 1 ayat (1) : “pendidikan adalah usaha sadar  dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif  mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,  bangsa dan  negara”.

Teori pendidikan nilai moral

Pendidikan nilai moral didukung oleh  beberapa teori perkembangan,  antara lain teori perkembangan sosial dan moral siswa yang dikemukakan oleh Lawrence Koholberg dan Albert Bandura.

·       Teori  perkembangan pertimbangan Moral Kohlberg

Menurut Kohlberg perkembangan sosial dan moral manusia ter jadi dalam tiga tingkatan besar yaitu: (a) tingkatan moralitas prakonvensional; (b) tingkat moralitas konvensional, (c) tingkat moralitas pasca konvensional.

·       Teori Belajar Sosial dan Moral Albert Bandura

Prinsip dasar belajar hasil temuan Bandura meliputi proses belajar sosial dan moral. Menurut Bandura sebagian besar dari yang dipelajari manusia terjadi melalui peniruan (imitation) dan contoh perilaku (modeling).

Pendidikan Nilai dan Moral dan implikasinya

nilai moral/agama sangat penting bagi para remaja se[1]bagai generasi penerus bangsa, agar martabat bangsa terangkat, kualitas hidup meningkat, kehidupan menjadi lebih baik, aman dan nyaman serta Sejahtera. Bila  sudah  paham akan pendidikan nilai dan moral maka memiliki dampak  positif  seperti halnnya mereka memilliki potensi moral yang dapat diolah dan dikembangkan menjal  hal  yang positif sehingga dapat berpartisipasi aktif dalam pembangunan bangsa dan negara yang  penuh dengan kejujuran, memiliki semangat yang tinggi dan memiliki sikap tanggung  jawab yang besar. Dan seseorang yang sudah memiliki nilai dan moral  yang  baik maka  akan memiliki karakter yang baik pula.