Posts made by Dinda Kusumawati Subagio 2253053016

Nama: Dinda Kusumawati Subagio
Npm: 2253053016
Kelas: 3G

Analisis Jurnal
“Pendidikan Nilai dan Moral Dalam Sistem Kurikulum Pendidikan di Aceh”

Pendidikan nilai dan moral di satuan pendidikan di Aceh diselenggarakan selain sesuai dengan pendidikan nasional, juga mengacu pada penerapan melalui kurikulum islami yang berpedoman sesuai dengan qanun pendidikan di Aceh. Proses pembelajaran yang dilaksanakan di Aceh berbasis dan berorientasi kepada budaya islami yang berbasis syariat islam di Aceh.

Peran lembaga pendidikan juga penting untuk memperkuat dengan perubahan sosial yang terjadi di Aceh. Perubahan sosial yang pesat dalam gaya hidup menyebabkan ketidak bercintaan dalam sosial budaya di kalangan remaja. Hal ini menjadi semakin sulit untuk diabaikan dalam berbagai penelitian dimana siswa terlibat dalam perilaku menyimpang yang sering dikaitkan dengan institusi pendidikan. Persoalan yang dikaitkan dengan nilai-nilai moral siswa dalam satu dekade terakhir ini menjadi gejolak pemerintah Aceh termasuk orang tua siswa. Dalam menanggapi hal tersebut pemerintah Aceh selain menyelenggarakan pendidikan sesuai dengan yang diamanatkan secara nasional, pemerintah Aceh juga melaksanakan pendidikan sesuai dengan kekhususan yang diberikan oleh pemerintah pusat kepada pemerintah Aceh.

Penyelenggaraan pendidikan Islam berpedoman pada ketentuan Qanun Aceh Nomor 9 Tahun 2015 perubahan atas Qanun Aceh Nomor 11 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan, dan Pasal 1 ayat 21 adalah pendidikan yang didasarkan atau dijiwai dengan ajaran Islam. memberikan pengertian dasar pengertian pendidikan Islam dan pendidikan Islam, peneliti mengacu pada penjelasan ahli, sebagai berikut, Muhammad Fadhil al-Jamal dalam (Sulaiman, 2017) Pendidikan Islam memiliki upaya untuk melaksanakan, mendorong dan mengajak siswa untuk hidup yang lebih dinamis dengan berlandasan nilai-nilai dan Mulia. Pendidikan Islam merupakan proses mempersiapkan generasi muda dalam mengisi peran, nilai islami dan pengetahuan yang berhubungan dengan fungsi sebagai manusia dalam melakukan amalan di dunia dan menghasilkan pahala di akhirat suatu saat (Jandra, 2018). Pendidikan Islam berorientasi pada dua sasaran yang terintegrasi yaitu dunia dan akhirat (Mappasiara, 2018).

Penyelenggaraan pendidikan di sekolah Provinsi Aceh dilaksanakan secara Islami, mengacu pada ketentuan Qanun Aceh Nomor 9 Tahun 2015 perubahan atas Qanun Aceh Nomor 11 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan. Qanun ini merupakan bentuk komitmen Pemerintah Daerah Provinsi Aceh untuk mendukung pelaksanaan syariat Islam di Aceh.
Nama: Dinda Kusumawati Subagio
Npm: 2253053016
Kelas: 3G

1. Bagaimana pembelajaran pendidikan nilai dan moral diajarkan di sekolah dasar?
Jawab: Dalam pembelajaran nilai moral ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar pembelajaran nilai dapat efektif yaitu perbuatan dan pembiasaan. Oleh karena dengan perbuatan anak SD (peserta didik) dapat secara langsung melakukan pengulangan perbuatan agar menjadi kebiasaan.
Pendididikan moral di sekolah dilakukan oleh guru dengan tujuan untuk membentuk peserta didik memiliki moral yang luhur, berakhlak mulia, agar kelak berguna bagi bangsa dan negara. Program pendidikan moral diwujudkan terintegrasi dalam semua pelajaran yang ada, agar mengahasilakan warga negara yang baik (Romi Taofeqoh, 2007; 5).

2. Bagaimana pendidikan memberikan pengetahuan mengenai pendidikan nilai dan moral yang diajarakan pada peserta didik?
Jawab: Pendidikan moral dapat dilakukan dengan pendekatan yang bersifat integrated, yaitu dengan melibatkan seluruh disiplin ilmu pengetahuan. Serta harus didukung oleh kemauan, kerjasama yang kompak dan usaha yang sungguh-sungguh dari keluarga, rumah tangga, sekolah dan lingkungan masyarakat. Yang turut bertanggung jawab terutama mengenai aspek efektifnya melalui mata pelajaran yang diajarkan dan contoh teladan dalam tingkah laku serta perbuatan-perbuatan.

3. Berikan contoh hal yang sering dilakukan oleh peserta didik tentang penerapan pendidikan nilai dan moral?
Jawab: Contohnya seperti berdoa sebelum memulai pelajaran, saling tolong menolong sesame manusia, menghargai perbedaan pendapat orang lain.
Nama: Dinda Kusumawati Subagio
Npm: 2253053016
Kelas: 3G

1. Jelaskan tentang pendidikan nilai dan moral menurut para ahli?
Jawab:
- Moral didefinisikan sebagai suatu kebiasaan seseorang dalam bertingkah laku dengan penuh sopan santun dan akhlak yang baik (Margno, dkk, 2002).

- Moral merupakan sifat perilaku atau keseluruhan yang berkaitan dengan asas baik buruk seseorang (Ridiana, 2017).

2. Dari pendapat atau teori para ahli jadikan rangkuman terkait pendidikan nilai dan moral?
Jawab: Jadi, nilai moral merupakan suatu hal yang penting dalam diri seorang individu. Seseorang harus memiliki nilai moral yang baik maka dengan memiliki nilai moral yang baik, individu akan terhidar dari hal-hal yang dapat membuat seseorang dalam bertingkah laku secara amoral.
Nama : Dinda Kusumawati Subagio
Npm : 2253053016
Kelas : 2G
Prodi : PGSD

Analisis jurnal.

Di antara sejumlah pengalaman itulah, bangsa Indonesia mengalami berbagai perubahan azas, paham, ideologi dan doktrin dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Penyikapan yang dilakukan pemerintahan Orba tentu bertentangan dengan kodrat dan kondisi Indonesia yang selama ini diberkati sebagai suatu bangsa yang jamak. Ia dianggap sebagai bentuk gerakan politik yang lebih menekankan identitas kedaerahan, dan dianggap sebagai musuh terciptanya stabilitas bangsa. Kebebasan yang dimiliki masyarakat Indonesia dengan mengatasnamakan demokrasi ternyata justru memberi gambaran buram terhadap kondisi bangsa ini.

Identitas dan Integrasi Nasional Di masa awal Indonesia merdeka, identitas nasional ditandai oleh bentuk fisik dan kebijakan umum bagi seluruh rakyat Indonesia (di antaranya adalah penghormatan kepada Sang Saka Merah Putih, lagu kebangsaan Indonesia Raya, Bahasa Indonesia, dan seterusnya). Dengan demikian, identitas adalah produk budaya yang berlangsung demikian kompleks.
Identitas dilihat dari aspek waktu bukanlah suatu wujud yang sudah ada sejak semula dan tetap bertahan dalam suatu esensi yang abadi. Lapis-lapis identitas itu tergantung pada peran-peran yang dijalankan, keadaan objektif yang diperhadapkan, serta ditentukan pula dari cara menyikapi keadaan dan peran tersebut. Dan, tanggapan tersebut secara tidak langsung juga memberi bentuk lain terhadap apa yang kita anggap sebagai diri kita saat ini. Identitas bukanlah suatu yang selesai dan final, tetapi merupakan suatu kondisi yang selalu disesuaikan kembali, sifat yang selalu mewujudkan, dan keadaan yang dinegosiasikan terus-menerus, sehingga wujudnya akan selalu tergantung dari proses yang membentuknya. Seseorang bisa berbeda dengan orang lain, bukan karena dia berasal dari etnis yang berbeda, profesi yang berbeda, latar belakang pendidikan yang berbeda, bahkan asal daerah yang berbeda.