Posts made by Dinda Kusumawati Subagio 2253053016

Nama: Dinda Kusumawati Subagio
Npm: 2253053016

Analisis jurnal 2

Salah satu aspek pendukung pengembangan keterampilan dalam kolaborasi, komunikasi, dan pemecahan masalah adalah membantu siswa mengembangkan etika yang optimal. Hal ini sangat penting terutama bagi pelajar Indonesia, dimana masyarakatnya pada umumnya beragama dan meyakini bahwa moralitas adalah landasan terpenting bagi kesuksesan seseorang, baik dalam karir maupun kehidupan pribadi. Penalaran etis mengacu pada kemampuan seseorang untuk membuat keputusan moral ketika dihadapkan pada dilema moral tentang sikap dan perilaku mana yang harus dipilih. Hal itu merupakan esensi utama sebuah proses pendidikan.

Teori Kohlberg mengenai perkembangan moral secara formal disebut cognitive-dvelopmental theory of moralization, yang berakar pada karya Piaget. Asumsi utama Piaget adalah bahwa kognisi (pikiran) dan afek (perasaan) berkembang secara paralel dan keputusan moral merupakan proses perkembangan kognisi secara alami.
Teori (Kohlberg; L., Hersh, R.H. 1977) tentang Perkembangan Moral dibagi menjadi 3 level, yang masing-masing level dibagi menjadi beberapa tahap sebagai berikut:
- Level 1. Moralitas Pra-konvensional : Tahap (1) Ketaatan dan Hukuman. Tahap (2) Individualisme dan Pertukaran.
- Level 2. Moralitas Konvensional : Tahap (3) Hubungan Interpersonal. Tahap (4) Menjaga ketertiban.
- Level 3. Moralitas Pasca-konvensional : Tahap (5) kontrak Sosial dan Hak Perorangan. Tahap (6) Prinsip Universal.
Nama: Dinda Kusumawati Subagio
Npm: 2253053016

Analisis jurnal 1

Pendidikan nilai moral pada jenjang pendidikan dasar menunjukkan beberapa kesamaan. Fokus pendidikan nilai moral pada jenjang pendidikan ini berkaitan dengan nilai-nilai kepribadian seseorang dan pola hidup berbangsa dan bernegara. Penilaian moral adalah penilaian terhadap kebenaran dan kebaikan suatu tindakan. Namun tidak semua penilaian tentang apa yang baik dan benar merupakan penilaian moral. Banyak tindakan yang sebenarnya merupakan penilaian atas kebaikan atau kebenaran, estetika, teknologi, atau kebijaksanaan. Berbeda dengan evaluasi kebijakan atau estetika, penilaian moral cenderung bersifat universal, inklusif, konsisten, dan didasarkan pada alasan objektif, impersonal, atau ideal.

Pendidikan nilai moral merupakan pendidikan yang berupaya mengembangkan komponen-komponen individu secara terpadu. Integrasi pribadi dapat digambarkan setidaknya melalui empat gambaran kepribadian. Pendidikan nilai merupakan bagian dari pendidikan afeksi karena aspek sistem nilai merupakan salah satu bagian dari aspek afeksi. Aspek afektif meliputi harga diri, minat, motivasi, sikap, sistem nilai, dan keyakinan (Darmiyati Zuchdi, 1997: 5).

Model pendidikan afektif yang dipandang relevan dengan pendidikan nilai adalah model komunikasi, model kepekaan perhatian, model analisis transaksional, model membangun hubungan manusiawi, dan model kejiwaan sosial. Setiap model pembelajaran itu harus memenuhi kerangka kerja yang meliputi arah teori, penerapan kelas, peranan guru, kelayakan model, dan lingkungan belajar.
Nama: Dinda Kusumawati Subagio
Npm: 2253053016

Analisis jurnal 2

Pendidikan nilai merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan pendidikan karena pendidikan pada dasarnya menyangkut pembentukan sikap, watak, dan kepribadian peserta didik. Pendidikan tidak hanya bertujuan untuk menghasilkan pribadi yang cerdas dan terampil, tetapi juga pribadi yang berbudi pekerti luhur. Oleh karena itu, pendidikan harus membantu siswa merasakan nilai-nilai secara integral dalam keseluruhan hidup mereka.

Pengaruh globalisasi telah menyebabkan perubahan nilai-nilai kehidupan masyarakat. Kesadaran akan hak-hak individu meningkat, kehidupan cenderung individualistis dan toleran, dan nilai-nilai moral lambat laun semakin melemah. Secara individu, setiap pendidik diharapkan melaksanakan tugas mengajar dan mendidiknya dengan sebaik-baiknya. Sangat penting bagi peserta didik untuk diajarkan menggunakan akal dan hatinya semaksimal mungkin, dengan segala kegiatan yang akan mendewasakan dirinya.
Nama: Dinda Kusumawati Subagio
Npm: 2253053016

Analisis jurnal 1

Penyelenggaraan pendidikan di seluruh satuan pendidikan berpedoman pada ajaran Islam. Pendidikan di sekolah di Aceh pada umumnya adalah pendidikan Islam dan terdapat indikator bahwa sistem manajemen sekolah mempunyai nilai-nilai transparansi, akuntabilitas, pendekatan keteladanan, pengembangan budaya Islam dan penerapan kurikulum Islam sesuai dengan ketentuan qanun. Pendidikan nilai dan akhlak di Satuan Pendidikan Aceh, selain dilaksanakan sesuai dengan pendidikan nasional, juga mengacu pada pelaksanaannya melalui kurikulum Islam yang berpedoman pada Qanun Pendidikan Aceh.

Proses pembelajaran di Aceh berlandaskan syariat Islam Aceh dan berorientasi pada budaya Islam. Penyelenggaraan pendidikan Islam berpedoman pada ketentuan Qanun Aceh Nomor 9 Tahun 2015 perubahan atas Qanun Aceh Nomor 11 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan, dan Pasal 1 ayat 21 adalah pendidikan yang didasarkan atau dijiwai dengan ajaran Islam.
Nama: Dinda Kusumawati Subagio
Npm: 2253053016

Analisis video 2

Kekerasan di sekolah merupakan masalah serius yang mempengaruhi banyak siswa di seluruh dunia. Hal ini mencakup berbagai bentuk kekerasan, baik fisik, verbal dan psikologis, yang dapat merugikan siswa. Kurangnya pengawasan dari orang tua, anak yang masih remaja sudah pasti membutuhkan pengawasan, kurangnya pendidikan budi pekerti yang baik dan menghargai orang lain. Oleh karena itu, sejak dini kita harus mencontohkan perilaku baik terhadap anak, baik di lingkungan rumah maupun sekolah.