seni yang ada di Desa saya adalah kesenian lampung seperti tarian musik klasik lampung dan arsitektur bangunan yang banyak menggunakan unsur siger dikarena orang2 di desa saya semua nya bersyukur lampung. agama yang di anut masyarakat desa saya adalah seluruhnya agama islam tidak ada masyarakat desa yang beragama lain selain islam. teknologi di desa saya juga sudah sangat maju mereka menggunakan beberapa alat berat untuk pertanian menggantikan hewan2 yang membajak tanah.
Posts made by Livia Sanalin
secara umum lingkungan pedesaan tempat saya tinggal bermata pencarian sebagai petani dan perkebunan. di desa saya juga hasil sungai nya sangat melimpah dan banyak orang2 bekerja mengandalkan hasil tangkapan ikan sungai.
Berdasarkan tingkat perkembangannya, Desa saya termasuk dalam kategori desa swasembada. Hal ini ditandai dengan adanya tingkat pendidikan masyarakat yang cukup tinggi, kesadaran masyarakat yang tinggi terhadap pentingnya pembangunan desa, serta adanya berbagai potensi alam dan sumber daya manusia yang dapat dikembangkan.
Berdasarkan tingkat perkembangannya, Desa saya termasuk dalam kategori desa swasembada. Hal ini ditandai dengan adanya tingkat pendidikan masyarakat yang cukup tinggi, kesadaran masyarakat yang tinggi terhadap pentingnya pembangunan desa, serta adanya berbagai potensi alam dan sumber daya manusia yang dapat dikembangkan.
Foklore bukan lisan tentang makanan tradisional dan obat-obatan tradisional merupakan salah satu bentuk foklore yang cukup populer di Indonesia. Foklore ini biasanya berupa cerita rakyat, dongeng, legenda, mitos, dan puisi rakyat yang menceritakan tentang asal-usul, cara membuat, dan manfaat dari makanan tradisional dan obat-obatan tradisional.
Berikut adalah beberapa contoh foklore bukan lisan tentang makanan tradisional dan obat-obatan tradisional di Indonesia:
Cerita rakyat "Nasi Tumpeng" menceritakan tentang asal-usul nasi tumpeng, yaitu makanan tradisional Jawa yang sering disajikan dalam upacara adat. Menurut cerita rakyat ini, nasi tumpeng pertama kali dibuat oleh Dewi Sri, dewi padi dalam mitologi Jawa. Dewi Sri membuat nasi tumpeng untuk merayakan panen padi yang berhasil.
Dongeng "Jamu Gendong" menceritakan tentang asal-usul jamu gendong, yaitu penjual jamu tradisional yang sering ditemui di pasar-pasar tradisional di Indonesia. Menurut dongeng ini, jamu gendong pertama kali dibuat oleh seorang nenek bernama Mbok Jamu. Mbok Jamu membuat jamu untuk mengobati penyakit-penyakit yang sering dialami oleh masyarakat.
Legenda "Sirih Kuning"menceritakan tentang asal-usul sirih kuning, yaitu tanaman obat tradisional yang sering digunakan untuk mengobati berbagai penyakit. Menurut legenda ini, sirih kuning pertama kali ditemukan oleh seorang pemuda bernama Arjuna. Arjuna menemukan sirih kuning di dalam hutan dan kemudian menggunakannya untuk mengobati luka-lukanya.
Mitos "Akar Bajakah"menceritakan tentang khasiat akar bajakah untuk mengobati kanker. Menurut mitos ini, akar bajakah merupakan obat tradisional yang sangat ampuh untuk mengobati kanker. Akar bajakah ini berasal dari Kalimantan Tengah dan telah digunakan oleh masyarakat setempat sejak lama untuk mengobati berbagai penyakit, termasuk kanker.
Puisi rakyat "Buah Nanas"menceritakan tentang manfaat buah nanas untuk kesehatan. Menurut puisi rakyat ini, buah nanas memiliki banyak manfaat untuk kesehatan, seperti menyembuhkan sariawan, menurunkan kolesterol, dan mencegah kanker.
Foklore bukan lisan tentang makanan tradisional dan obat-obatan tradisional memiliki beberapa fungsi, yaitu:
Fungsi hiburan, yaitu untuk menghibur masyarakat.
Fungsi pendidikan, yaitu untuk memberikan pendidikan kepada masyarakat tentang pentingnya makanan tradisional dan obat-obatan tradisional.
Fungsi sosial, yaitu untuk mengintegrasikan masyarakat.
Fungsi religius, yaitu untuk mengekspresikan keyakinan religius masyarakat.
Foklore bukan lisan tentang makanan tradisional dan obat-obatan tradisional dapat menjadi sarana untuk menjaga dan melestarikan warisan budaya bangsa. Oleh karena itu, penting untuk menjaga dan melestarikan foklore ini, baik secara lisan maupun tertulis.
Berikut adalah beberapa contoh foklore bukan lisan tentang makanan tradisional dan obat-obatan tradisional di Indonesia:
Cerita rakyat "Nasi Tumpeng" menceritakan tentang asal-usul nasi tumpeng, yaitu makanan tradisional Jawa yang sering disajikan dalam upacara adat. Menurut cerita rakyat ini, nasi tumpeng pertama kali dibuat oleh Dewi Sri, dewi padi dalam mitologi Jawa. Dewi Sri membuat nasi tumpeng untuk merayakan panen padi yang berhasil.
Dongeng "Jamu Gendong" menceritakan tentang asal-usul jamu gendong, yaitu penjual jamu tradisional yang sering ditemui di pasar-pasar tradisional di Indonesia. Menurut dongeng ini, jamu gendong pertama kali dibuat oleh seorang nenek bernama Mbok Jamu. Mbok Jamu membuat jamu untuk mengobati penyakit-penyakit yang sering dialami oleh masyarakat.
Legenda "Sirih Kuning"menceritakan tentang asal-usul sirih kuning, yaitu tanaman obat tradisional yang sering digunakan untuk mengobati berbagai penyakit. Menurut legenda ini, sirih kuning pertama kali ditemukan oleh seorang pemuda bernama Arjuna. Arjuna menemukan sirih kuning di dalam hutan dan kemudian menggunakannya untuk mengobati luka-lukanya.
Mitos "Akar Bajakah"menceritakan tentang khasiat akar bajakah untuk mengobati kanker. Menurut mitos ini, akar bajakah merupakan obat tradisional yang sangat ampuh untuk mengobati kanker. Akar bajakah ini berasal dari Kalimantan Tengah dan telah digunakan oleh masyarakat setempat sejak lama untuk mengobati berbagai penyakit, termasuk kanker.
Puisi rakyat "Buah Nanas"menceritakan tentang manfaat buah nanas untuk kesehatan. Menurut puisi rakyat ini, buah nanas memiliki banyak manfaat untuk kesehatan, seperti menyembuhkan sariawan, menurunkan kolesterol, dan mencegah kanker.
Foklore bukan lisan tentang makanan tradisional dan obat-obatan tradisional memiliki beberapa fungsi, yaitu:
Fungsi hiburan, yaitu untuk menghibur masyarakat.
Fungsi pendidikan, yaitu untuk memberikan pendidikan kepada masyarakat tentang pentingnya makanan tradisional dan obat-obatan tradisional.
Fungsi sosial, yaitu untuk mengintegrasikan masyarakat.
Fungsi religius, yaitu untuk mengekspresikan keyakinan religius masyarakat.
Foklore bukan lisan tentang makanan tradisional dan obat-obatan tradisional dapat menjadi sarana untuk menjaga dan melestarikan warisan budaya bangsa. Oleh karena itu, penting untuk menjaga dan melestarikan foklore ini, baik secara lisan maupun tertulis.
Foklore bukan lisan adalah bentuk foklore yang tidak disampaikan secara lisan, melainkan melalui media lain, seperti tulisan, gambar, atau benda. Foklore bukan lisan dapat berupa:
* Teks*, seperti cerita rakyat, dongeng, legenda, mitos, dan puisi rakyat.
* Gambar*, seperti lukisan, patung, dan grafis.
* Benda*, seperti pakaian, senjata, dan perhiasan.
Foklore bukan lisan memiliki beberapa fungsi, yaitu:
* fungsi hiburan*, yaitu untuk menghibur masyarakat.
* Fungsi pendidikan*, yaitu untuk memberikan pendidikan kepada masyarakat.
* Fungsi sosial*, yaitu untuk mengintegrasikan masyarakat.
*Fungsi religius*, yaitu untuk mengekspresikan keyakinan religius masyarakat.
Contoh foklore bukan lisan di Indonesia antara lain:
* Teks* seperti cerita rakyat "Cindelaras" dan "Bawang Merah dan Bawang Putih".
* Gambar*, seperti lukisan "Keris Pusaka Nagasasra" dan "Patung Garuda Wisnu Kencana".
* Benda*, seperti pakaian adat Bali dan senjata tradisional keris.
Foklore bukan lisan memiliki nilai budaya yang tinggi dan dapat menjadi aset bangsa. Oleh karena itu, penting untuk menjaga dan melestarikan foklore bukan lisan.
Berikut adalah beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menjaga dan melestarikan foklore bukan lisan:
* Mendokumentasikan foklore bukan lisan*, baik secara tertulis, visual, maupun digital.
* Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya foklore bukan lisan*.
* Mengajarkan foklore bukan lisan kepada generasi muda*.
Dengan menjaga dan melestarikan foklore bukan lisan, kita dapat menjaga warisan budaya bangsa dan mengedukasi masyarakat tentang nilai-nilai budaya yang terkandung di dalamnya.
* Teks*, seperti cerita rakyat, dongeng, legenda, mitos, dan puisi rakyat.
* Gambar*, seperti lukisan, patung, dan grafis.
* Benda*, seperti pakaian, senjata, dan perhiasan.
Foklore bukan lisan memiliki beberapa fungsi, yaitu:
* fungsi hiburan*, yaitu untuk menghibur masyarakat.
* Fungsi pendidikan*, yaitu untuk memberikan pendidikan kepada masyarakat.
* Fungsi sosial*, yaitu untuk mengintegrasikan masyarakat.
*Fungsi religius*, yaitu untuk mengekspresikan keyakinan religius masyarakat.
Contoh foklore bukan lisan di Indonesia antara lain:
* Teks* seperti cerita rakyat "Cindelaras" dan "Bawang Merah dan Bawang Putih".
* Gambar*, seperti lukisan "Keris Pusaka Nagasasra" dan "Patung Garuda Wisnu Kencana".
* Benda*, seperti pakaian adat Bali dan senjata tradisional keris.
Foklore bukan lisan memiliki nilai budaya yang tinggi dan dapat menjadi aset bangsa. Oleh karena itu, penting untuk menjaga dan melestarikan foklore bukan lisan.
Berikut adalah beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menjaga dan melestarikan foklore bukan lisan:
* Mendokumentasikan foklore bukan lisan*, baik secara tertulis, visual, maupun digital.
* Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya foklore bukan lisan*.
* Mengajarkan foklore bukan lisan kepada generasi muda*.
Dengan menjaga dan melestarikan foklore bukan lisan, kita dapat menjaga warisan budaya bangsa dan mengedukasi masyarakat tentang nilai-nilai budaya yang terkandung di dalamnya.
Berikut adalah beberapa hal penting terkait materi folklore bukan lisan:
* **Folklore bukan lisan adalah folklore yang bentuknya bukan lisan, tetapi berupa benda atau karya seni.**
* **Folklore bukan lisan dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis, seperti:
* **Artefak**, yaitu benda-benda yang dibuat oleh manusia, seperti alat-alat, senjata, dan pakaian.
* **Arsitektur**, yaitu bangunan-bangunan yang dibuat oleh manusia, seperti rumah, candi, dan masjid.
* **Kesenian**, yaitu karya seni yang dibuat oleh manusia, seperti tari, musik, dan lukisan.
* **Folklore bukan lisan memiliki berbagai fungsi, seperti untuk:
* **Mencerminkan nilai-nilai budaya dan tradisi masyarakat
* **Memperkuat identitas dan kesatuan masyarakat
* **Memberikan hiburan dan kesenangan
* **Folklore bukan lisan adalah folklore yang bentuknya bukan lisan, tetapi berupa benda atau karya seni.**
* **Folklore bukan lisan dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis, seperti:
* **Artefak**, yaitu benda-benda yang dibuat oleh manusia, seperti alat-alat, senjata, dan pakaian.
* **Arsitektur**, yaitu bangunan-bangunan yang dibuat oleh manusia, seperti rumah, candi, dan masjid.
* **Kesenian**, yaitu karya seni yang dibuat oleh manusia, seperti tari, musik, dan lukisan.
* **Folklore bukan lisan memiliki berbagai fungsi, seperti untuk:
* **Mencerminkan nilai-nilai budaya dan tradisi masyarakat
* **Memperkuat identitas dan kesatuan masyarakat
* **Memberikan hiburan dan kesenangan