Mahasiswa semua silahkan berikan komentar pada forum diskusi ini terkait materi foklore bukan lisan
Forum Diskusi
* Teks*, seperti cerita rakyat, dongeng, legenda, mitos, dan puisi rakyat.
* Gambar*, seperti lukisan, patung, dan grafis.
* Benda*, seperti pakaian, senjata, dan perhiasan.
Foklore bukan lisan memiliki beberapa fungsi, yaitu:
* fungsi hiburan*, yaitu untuk menghibur masyarakat.
* Fungsi pendidikan*, yaitu untuk memberikan pendidikan kepada masyarakat.
* Fungsi sosial*, yaitu untuk mengintegrasikan masyarakat.
*Fungsi religius*, yaitu untuk mengekspresikan keyakinan religius masyarakat.
Contoh foklore bukan lisan di Indonesia antara lain:
* Teks* seperti cerita rakyat "Cindelaras" dan "Bawang Merah dan Bawang Putih".
* Gambar*, seperti lukisan "Keris Pusaka Nagasasra" dan "Patung Garuda Wisnu Kencana".
* Benda*, seperti pakaian adat Bali dan senjata tradisional keris.
Foklore bukan lisan memiliki nilai budaya yang tinggi dan dapat menjadi aset bangsa. Oleh karena itu, penting untuk menjaga dan melestarikan foklore bukan lisan.
Berikut adalah beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menjaga dan melestarikan foklore bukan lisan:
* Mendokumentasikan foklore bukan lisan*, baik secara tertulis, visual, maupun digital.
* Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya foklore bukan lisan*.
* Mengajarkan foklore bukan lisan kepada generasi muda*.
Dengan menjaga dan melestarikan foklore bukan lisan, kita dapat menjaga warisan budaya bangsa dan mengedukasi masyarakat tentang nilai-nilai budaya yang terkandung di dalamnya.
Folklor bukan lisan dapat berupa benda-benda nyata yang ada di dunia, seperti minuman dan obat tradisional contoh lainnya meliputi arsitektur rumah tradisional, kerajinan tangan tradisional, dan berbagai praktik kebudayaan kolektif yang diwariskan secara turun-temurun.Folklor bukan lisan memiliki peran penting dalam memperkaya dan mempertahankan kebudayaan suatu masyarakat.
Beberapa contoh materi folklore bukan lisan melibatkan: Buku Cerita Rakyat, sastra rakyat tertulis, legenda dan mitologi tertulis
Folklor bukan lisan secara umum terbagi menjadi dua kelompok besar, yakni folklor yang tergolong material dan bukan material. Berikut ini contoh folklor bukan lisan yang wajib kamu ketahui:
1. Arsitektur rakyat, yakni sebuah seni atau ilmu merancang bangunan. Contohnya adalah prasasti dan bangunan suci.
2. Kerajinan tangan rakyat. Pada awalnya dibuat hanya sekadar untuk mengisi waktu senggang dan untuk kebutuhan rumah tangga. Contohnya adalah anyaman.
3. Pakaian atau perhiasan tradisional khas dari tiap-tiap daerah. Contohnya, pakaian salontreng yang merupakan baju adat untuk pria Sunda di kalangan rakyat biasa.
5. Obat-obatan tradisional yang dibuat dan dikembangkan oleh masyarakat. Contoh folklor bukan lisan ini adalah kunyit dan jahe yang digunakan sebagai obat masuk angin.
6. Masakan dan minuman tradisional contohnya empek-empek dari Sumatera Selatan.
Folklor bukan lisan secara umum terbagi menjadi dua kelompok besar, yakni folklor yang tergolong material dan bukan material. Berikut ini contoh folklor bukan lisan yang wajib kamu ketahui:
1. Arsitektur rakyat, yakni sebuah seni atau ilmu merancang bangunan. Contohnya adalah prasasti dan bangunan suci.
2. Kerajinan tangan rakyat. Pada awalnya dibuat hanya sekadar untuk mengisi waktu senggang dan untuk kebutuhan rumah tangga. Contohnya adalah anyaman.
3. Pakaian atau perhiasan tradisional khas dari tiap-tiap daerah. Contohnya, pakaian salontreng yang merupakan baju adat untuk pria Sunda di kalangan rakyat biasa.
5. Obat-obatan tradisional yang dibuat dan dikembangkan oleh masyarakat. Contoh folklor bukan lisan ini adalah kunyit dan jahe yang digunakan sebagai obat masuk angin.
6. Masakan dan minuman tradisional contohnya empek-empek dari Sumatera Selatan
1. *Seni Rupa dan Kriya:*
- Lukisan, patung, kerajinan tangan, dan karya seni visual lainnya yang mencerminkan tradisi dan nilai budaya.
2. *Seni Pertunjukan:*
- Pertunjukan tari, teater, dan musik yang tidak hanya mengandalkan kata-kata tetapi juga gerakan, ritme, dan ekspresi artistik.
3. *Pakaian Adat:*
- Busana atau pakaian tradisional yang mencerminkan identitas budaya atau status sosial dalam suatu masyarakat.
4. *Arsitektur Tradisional:*
- Bangunan dan desain arsitektur yang menggambarkan gaya tradisional dan nilai-nilai budaya.
5. *Objek Ritual atau Upacara:*
- Benda-benda atau objek yang digunakan dalam ritual atau upacara adat, seperti alat-alat ritual atau lambang-lambang keagamaan.
6. *Simbol dan Lambang Tradisional:*
- Penggunaan simbol-simbol atau lambang-lambang tertentu yang memiliki makna khusus dalam suatu budaya.
7. *Pertunjukan Rakyat:*
- Parade, festival, atau acara-acara rakyat yang melibatkan partisipasi komunitas dan menampilkan warisan budaya.
8. *Permainan Tradisional:*
- Permainan atau olahraga tradisional yang mencerminkan nilai-nilai atau keterampilan tertentu dalam budaya tertentu.
9. *Replikasi dan Simulasi:*
- Penciptaan ulang atau simulasi dari objek atau kejadian tertentu yang memiliki signifikansi budaya.
Folklor bukan lisan merupakan bagian integral dari identitas budaya suatu masyarakat dan dapat diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengalaman visual dan partisipasi dalam kegiatan budaya.
Folklore bukan lisan mengacu pada cerita, legenda, atau mitos yang tidak hanya disampaikan secara lisan, tetapi juga ditulis atau direkam dalam bentuk tertulis. Contoh dari folklore bukan lisan termasuk buku cerita rakyat, buku mitologi, atau naskah drama yang menggambarkan cerita-cerita tradisional.
Fungsi dari folklore bukan lisan adalah sebagai berikut:
1. Pemeliharaan Budaya : Folklore bukan lisan membantu memelihara dan melestarikan warisan budaya suatu masyarakat. Mereka menyimpan cerita-cerita dan kepercayaan yang telah diturunkan dari generasi ke generasi.
2. Hiburan : Folklore bukan lisan juga berfungsi sebagai hiburan. Cerita-cerita yang dikisahkan dalam folklore sering kali menarik dan menghibur pembaca atau pendengar.
3. Pembelajaran Moral : Folklore bukan lisan sering kali mengandung pesan moral atau nilai-nilai yang dapat diambil. Mereka dapat mengajarkan tentang kebaikan, keadilan, atau akibat dari tindakan yang salah.
Hal-hal penting terkait folklore bukan lisan adalah :
1. Penelitian dan Dokumentasi : Penting untuk melakukan penelitian dan dokumentasi tentang folklore bukan lisan guna memastikan bahwa cerita-cerita dan tradisi-tradisi tersebut tidak hilang atau terlupakan, dengan melibatkan pencatatan, pengumpulan, dan analisis folklore bukan lisan.
2. Pelestarian Budaya : Folklore bukan lisan merupakan bagian penting dari warisan budaya suatu masyarakat. Oleh karena itu, penting untuk memastikan pelestarian dan penghormatan terhadap folklore bukan lisan agar dapat diwariskan kepada generasi mendatang.
3. Penggunaan Kreatif : Folklore bukan lisan dapat dijadikan sumber inspirasi untuk karya seni, sastra, atau media lainnya. Penggunaan kreatif ini dapat membantu memperluas pemahaman dan apresiasi terhadap folklore bukan lisan.
Contoh folklor bukan lisan meliputi pakaian adat, seni ukir tradisional, dan kerajinan tangan seperti anyaman atau patung yang memegang nilai-nilai dan makna budaya dalam suatu masyarakat.
Ciri-ciri folklor bukan lisan melibatkan ekspresi budaya yang tidak hanya disampaikan melalui kata-kata, termasuk:
Benda Fisik: Melibatkan objek seperti pakaian adat, alat musik tradisional, atau seni ukir.
Ritual dan Upacara: Tradisi ritual atau upacara yang melibatkan tindakan atau aktivitas khusus, seringkali memiliki unsur-unsur simbolis.
Kerajinan Tangan: Keterampilan tradisional dalam membuat barang-barang seperti anyaman, patung, atau perhiasan dengan nilai budaya tertentu.
Seni Pertunjukan: Termasuk tarian, teater tradisional, atau bentuk seni lainnya yang dapat diwariskan dan mencerminkan identitas budaya.
menggunakan material ataupun non material sebagai cara dalam pewarisannya.
Bentuk-bentuk foklor yang termasuk ke dalam kategori material, yakni:
1. Arsitektur rakyat (bentuk asli rumah daerah ataupun bentuk lumbung padi)
2. Kerajinan tangan rakyat
3. Pakaian dan perhiasan tubuh adat
4. Makanan dan minuman adat
5. Obat-obatan tradisional
Sedangkan yang termasuk ke dalam non-material, yakni:
1. Gerak isyarat tradisional
2. Bunyi isyarat sebagai komunikasi
1. Legenda
2. Mitos
3. Buku cerita rakyat
1.Rumah: Rumah adalah satu dari benda-benda yang menjadi bagian dari folklor bukan lisan
2.Seni kerajinan: Seni kerajinan, seperti pakaian tradisional, juga menjadi bagian dari folklor bukan lisan
3.Obat-obatan: Obat-obatan yang dibuat dari bahan-bahan alami atau tradisional juga menjadi bagian dari folklor bukan lisan
4.Alat musik: Alat musik yang digunakan dalam kebudayaan lokal, seperti gamelan, kacakan, atau musik tradisional, juga menjadi bagian dari folklor bukan lisan
5. Senjata tradisional: Senjata tradisional, seperti perkak, pisau, atau senjata lainnya, juga menjadi bagian dari folklor bukan lisan
6.Peralatan rumah tangga: Peralatan rumah tangga yang memiliki kegunaan dalam kehidupan sehari-hari, seperti meja, sopan, atau perabotan lainnya, juga menjadi bagian dari folklor bukan lisan.
Folklor bukan lisan (non verbal folklore). foklor bukan lisan adalah suatu tradisi turun temurun yang menggunakan material ataupun non material sebagai cara dalam pewarisannya. Misal: pakaian, makanan dan minuman.
Folklore bukan lisan memiliki beberapa ciri-ciri yang membedakannya dari folklore lisan .Berikut ini adalah beberapa ciri-ciri folklore bukan lisan yaitu:
a) Disebarluaskan melalui media tertulis atau benda fisik.
b) Diwariskan secara turun-temurun.
c) Terkait dengan sejarah dan budaya suatu bangsa.
d) Mempunyai nilai estetika.
e) Membutuhkan pemahaman dan interpretasi.
f) Tidak mudah hilang atau dilupakan.
Folklore bukan lisan memiliki beberapa jenis yaitu:
1. Arsitektur Rakyat
Bangunan-bangunan, rumah, atau struktur lain yang memperlihatkan arsitektur tradisional masyarakat tertentu juga menjadi bagian dari folklor bukan lisan, mencerminkan keahlian konstruksi dan nilai-nilai budaya.
2. Kerajinan Tangan
Kerajinan tangan adalah karya seni yang dibuat secara manual dengan menggunakan keterampilan dan keahlian tangan. Hal ini meliputi berbagai macam produk, seperti anyaman, tenunan, ukiran, batik, keramik, sulaman, dan berbagai jenis seni rupa lainnya yang mencerminkan kekayaan budaya suatu masyarakat.
3. Pakaian atau Perhiasan Tradisional
Pakaian tradisional atau pakaian adat memainkan peran penting dalam folklor bukan lisan, memperlihatkan kekayaan warisan budaya serta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
Jenis-jenis perhiasan tradisional dapat beragam, mulai dari kalung, gelang, cincin, anting-anting, hingga hiasan kepala atau badan lainnya. Bahan-bahan yang digunakan untuk perhiasan ini bisa berasal dari logam, batu permata, tulang, tanduk, atau bahan alami lainnya yang memiliki makna dan nilai penting dalam budaya lokal.
Setiap perhiasan tradisional seringkali memiliki simbolisme yang dalam, mungkin melambangkan status sosial, kekuatan spiritual, perlindungan, atau bahkan identitas suku atau kelompok tertentu. Mereka juga sering diwariskan dari generasi ke generasi dan digunakan dalam berbagai acara adat, ritual, atau perayaan penting dalam kehidupan masyarakat.