Posts made by Asty Yulia Pratiwi 2213053255

Nama : Asty Yulia Pratiwi
NPM : 2213053255
Kelas : 3H

Analisis Video 1
NILAI DAN MORAL DI LINGKUNGAN MASYARAKAT
Contoh Nilai dan Moral yang baik di Lingkungan Masyarakat :
1. Tolong menolong
2. Menyapa kenalan dengan bahasa yang baik tanpa menyinggung perasaan lawan bicara
3. Menghormati pendapat orang lain
4. Bertegur sapa
5. Mengikuti pelajaran dengan tentram

Contoh Nilai dan Moral Tidak Baik di Lingkungan Masyarakat :
1. Mencuri
2. Membuang sampah tidak pada tempatnya
3. Memandang rendah orang lain
4. Berkendara dengan kecepatan tinggi
5. Membuang sampah di sungai
6. Berkelahi dengan teman dan tidak melerai teman yang berkelahi

Kesimpulan : Nilai moral adalah nilai yang menjadi standar baik buruknya seseorang. Moral sendiri bermakna ajaran tentang baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, dan sebagainya. Moral sering disebut dengan akhlak, budi pekerti, ataupun susila.
Nama : Asty Yulia Pratiwi
NPM : 2213053255

Analisis Jurnal 2

Problematika Moral Bangsa Terhadap Etika Masyarakat

Moral adalah prinsip yang membantu individu dalam kehidupan bermasyarakat. Meski moral dapat berubah seiring waktu, moral menjadi standar perilaku yang digunakan untuk menilai benar dan salah. Menurut Dian Ibung moral adalah nilai (value) yang berlaku dalam suatu lingkungan social dan mengatur tingkah laku seseorang. etika adalah suatu ilmu yang membahas perbuatan baik dan buruk manusia sejauh dapat dipahami oleh pikiran manusia. Di dalam kehidupan masyarakat tentunya ada norma hukum untuk mengatur tingkah laku masyarakat tersebut karena norma hukum itu memiliki ketegasan bagi siapapun yang melanggarnya. Pelanggaran adalah perbuatan yang melawan hukum yang hanya dapat ditentukan setelah ada hukum atau undang undang yang mengaturnya. Penyebab yang menimbulkan masyarakat melakukan pelanggaran etika adalah kurangnya sanksi yang tegas, kesadaran masyarakat yang belum terbentuk, dan lingkungan tidak etis. Orang yang melakukan pelanggaran etika belum tentu melanggar hukum tetapi orang yang melanggar hukum pasti melanggar etika. Apabila terjadi pelanggaran tentunya pasti ada sanksi yang didapatkan baik sanksi hukum maupun sanksi sosial dari masyarakat itu sendiri.
Terjadinya pelecehan seksual tentunya berawal dari etika dan moral yang buruk. Pendidikan moral dan etika hendaknya difokuskan pada kaitan antara pemikiran moral dan tindakan etika bermoral. Karena belum ada Undang-undang yang mengatur tentang moral dan etika masyarakat.

Tujuan utama era reformasi di Indonesia adalah penegakan hukum dan keadilan. Namun pada kenyataannya hal itu masih belum berjalan maksimal, kurangnya etika masyarakat di zaman modern ini membuat Indonesia kehilangan banyak yang bermoral dikarenakan tidak adanya upaya pemerintah atau penegak hukum untuk menangani masalah ini. 
ada 3 unsur yang harus kita ketahui sebelum melakukan penegakkan Hukum yaitu:
1. Kepastian Hukum (Rechtssicherheit)
2.  Keadilan (gerechtigkeit)
3. Kemanfaatan (Zweckmassigkeit)
Ada 3 upaya internal (dari dalam) yang bisa diterapkan untuk meningkatkan moral bangsa
1. Meningkatkan peran keluarga dalam membentuk moral
2. Menciptkan lingkungan yang baik dalam masyarakat
3. Membatasi teknologi yang ada
Selain upaya internal ada juga upaya eksternal yang meliputi :
1. Mengimplementasikan pendidikan karakter di sekolah
2. Seminar tentang kesadaran hukum
3. Menegakan HAM dimasyarakat
4. Pemerintah harus bertindak
Nama : Asty Yulia Pratiwi
NPM : 2213053255

Analisis Jurnal 1

Kesadaran Moral Kehidupan Bermasyarakat: Suatu Pemikiran Kefilsafatan

Arti dan Isi Filsafat
Istilah filsafat berarti cinta kearifan. Pada dasarnya dalam ungkapan cinta dan kearifan terkandung suatu pengetahuan mendalam (hakikat). Kata cinta, menunjukkan adanya hubungan menyatukan antara subyek dan obyek, di dalam mana subyek melakukan suatu kebaikan terhadap obyek. Untuk itu, maka tanpa pengetahuan mendalam mengenai sifat hakikat obyek, tidak mungkin subyek bisa melakukan kebaikan terhadap obyek. Begitu pula halnya, di balik istilah kearifan juga terdapat suatu pengetahuan mendalam berupa nilai -nilai. Suatu perilaku disebut arif apabila dilakukan atas dorongan karsa, sesuai dengan rasa dan menurut keputusan cipta (akal).

Arti Moral dan Etika
Moralitas kurang lebih berarti dorongan atau semangat batin untuk melakukan perbuatan baik. Sedangkan etika, berakar dari bahasa Yunani, “ ethos”, juga berarti kebiasaan atau watak. ”. de Vos (1987), mengatakan bahwa “etika adalah ilmu pengetahuan tentang kesusilaan dan moral. Sedangkan moral adalah hal-hal yang mendorong orang untuk melakukan tindakan -tindakan yang baik sebagai kewajiban untuk norma”. Dari bentuk hubungan antara moral dan etika dapat dijelaskan bahwa moral lebih bersifat abstrak universal, sedangkan etika lebih bersifat konkret khusus (obyektif). Di dalam satu keterikatan moral, mereka bermasyarakat menurut prinsip etika normatif dalam mencapai tujuan bersama. Jadi tidak perlu terjadi benturan konflik.

Pemikiran Filosofis tentang Manusia dan Masyarakat
Mengenai pemikiran filosofis tentang manusia, pada umumnya pandangan “Timur” menitikberatkan sifat hakikat manusia sebagai makhluk sosial. Ki Ageng Suryomentaram (1974) misalnya, berpendapat bahwa: “manusia termasuk jenis yang cara hidupnya berkelompok, jadi serupa dengan jenis lebah. Dalam kelompok, orang saling memberi dan mengambil kefaedahan masing-masing". Tindakan tersebut dinamakan gotong -royong atau kemasyarakatan. kehidupan bermasyarakat merupakan suatu sistem manajemen untuk mengorganisir kemampuan individual menjadi sebuah kekuatan sosial, agar kemudian tujuan bersama seluruh individu anggotanya dapat terwujud. Masyarakat bukan hanya tempat berkumpul, melainkan suatu proses sosial di dalam mana setiap individu mendapat ruang gerak untuk melakukan berbagai aksi sosial (social action). Masyarakat memproses seluruh jenis pengertian, perasaan dan perilaku individual dalam jumlah tak terbatas.

Kesadaran Moral, dasar Etika Bermasyarakat
Pada dasarnya, sebagai komponen kesadaran moral, daya kreativitas ada secara menginti di dalam tujuan hidup, dorongan hidup dan kecakapan hidup. Artinya, untuk mencapai tujuan hidup, maka harus ada kreativitas yaitu suatu kecakapan dan keterampilan dalam membuat perubahan. Setiap perubahan berfungsi sebagai dorongan ke arah tujuan hidup. Pada dasarnya, kreativitas selalu cenderung mencipta perubahan untuk kemajuan, karena itu pula mengandung nilai. Secara keseluruhan, sistem nilai adalah suasana moralitas manusia yang harus dipertanggung - jawabkan secara etis di sepanjang kehidupan. Di dalam kehidupan bermasyarakat, setiap orang harus berpedoman pada norma -norma etika, menurut kesadaran moral, karena mereka akan selalu diperhadapkan dengan masalah hak dan kewajiban. Apakah karena hak, sesuatu itu dilakukan atau sebaliknya karena telah menjalankan kewajiban lalu mendapatkan hak. Keduanya mengandung nilai kebenaran sederajat. kesadaran moral memiliki kekuatan memposisikan dan memfungsikan segala potensi individual untuk “social eforcement”, sedangkan masyarakat difungsikan sebagai sistem proses mencapai kesejahteraan umum. Oleh karena itu tidak perlu lagi terjadi saling menyudutkan antara paham individualisme dan kolektivisme. Justru dengan kesadaran moral, kebebasan dan kreativitas individual mendapat saluran yang tepat, dan sebaliknya kolektivisme bisa mendapatkan jati dirinya di dalam kehidupan bermasyarakat

Moral dan Etika Bermasyarakat dalam Pendidikan
Ruang lingkup pendidikan mencakup tiga hal yaitu: 1) pencerdasan spiritual, menumbuhkan kesadaran tentang asal-mula, tujuan, dan eksistensi kehidupan, 2) pencerdasan intelektual, membina kemampuan akal agar mampu memecahkan setiap persoalan yang muncul di sepanjang kehidupan, 3) pencerdasan moral, membimbing setiap perilaku agar selalu bernilai bagi tujuan kehidupan.
Orang yang terdidik memiliki kesadaran tentang dari mana asal mula dan tujuan
kehidupan. Berdasar kesadaran itu, manusia harus kreatif dan produktif dalam menjalani kehidupan dan mau bersikap dan berperilaku adil di sepanjang hidupnya. Jadi nilai-nilai moral dan etika perlu ditanamkan di dunia pendidikan dan dikembangkan di dalam kehidupan sosial pada umumnya. Sebagai sistem, masyarakat seharusnya berkharakteristik mendidik agar dinamika sosial berkembang menurut dorongan moral (hati nurani individual) dan nilai -nilai etika. Karena, dengan jiwa mendidik berarti setiap pihak bermoral belajar, dan hanya dengan belajar suatu kemajuan dapat diraih. Sedemikian rupa sehingga setiap individu sadar atas kewajiban sosial apa yang harus dilakukan demi keutuhan masyarakatnya, dan masyarakat secara etis bertanggung-jawab atas kewajiban setiap individu itu. Itulah landasan dasar pendidikan untuk mendirikan sebuah masyarakat terdidik, masyarakat berbudaya yang berkeadilan.
Nama : Asty Yulia Pratiwi
NPM : 2213053255

Analisis Video 4

Film Pendek Korupsi - Pelajar Anti Korupsi
Hanafi merupakan seorang siswa SMKN 3 Wonosari. Ia memiliki kebiasaan buruk gemar mengganti jumlah nominal uang di dalam nota ketika diminta temannya untuk memfoto copy kertas. Hanafi Menuliskan uang sebesar Rp. 10.000 di dalam nota tersebut, padahal hanya menghabiskan uang RP. 5000 sehingga ia melakukan korupsi uang sebesar Rp. 5000. Saat jam istirahat, Bayu teman Hanafi membicarakan kasus tentang korupsi ia merasa khwatir di sekolah juga terjadi tindakan korupsi. Bayu pun menjelaskan apa yang disampaikan oleh ustadnya apabila makan menggunakan uang korupsi akan menjadi penyakit di dalam tubuh. Hanafi pun tersadar, badannya terasa sakit karena memakan uang hasil korupsi. Hanafi pun mengakui kepada temannya atas tindakannya melakukan korupsi uang kas, ia berjanji akan mengembalikan uang tersebut.
Nama : Asty Yulia Pratiwi
NPM : 2213053255

Analisis Video 3

Pantesan Negaranya Cepat Berkembang! begini Perbedaan Pendidikan Dasar Jepang dan Indonesia

1. Kebersihan Sejak Dini. Kurikulum jepang mengharuskan semua siswa bertanggung jawab atas kebersihan kelas mereka sendiri agar siswa dapat bekerjasama, berbagi tanggung jawab, dan peka terhadap kondisi lingkungan yang kotor. Sedangkan, kebersihan dan pengelolaan sampah yang baik tidak diajarkan di kurikulum pendidikan indonesia.

2. Makan Bersama. Pendidikan di jepang, proses makan dianggap penting. Pendidikan jepang mengatur makanan siswa, mulai dari menu, gizi, hingga cara mereka makan. Makan siang siswa di jepang akan dilakukan bersama-sama dan diikuti oleh para guru yang bertujuan untuk membangun hubungan positif antar siswa maupun guru. Sedangkan, sekolah di Indonesia memiliki kantin, serta jajanan di luar sekolah. Makanan untuk siswa diindonesia juga sangat beragam.

3. Mata pelajaran sedikit. Mata pelajaran di indonesia sangat banyak, dan diajarkan berulang dalam semingu. Sedangkan pendidikan dasar di Jepang, mata pelajaran tergolong sedikit dan hanya diajarkan di hari tertentu dalam seminggu. Sehingga tidak terdapat mata pelajaran berulang dalam seminggu.

4. Pendidikan karakter. Pendidikan dasar jepang tidak melibatkan ujian dalam 3 tahun pertama dan lebih fokus kepada pendidikan karakter. Sedangkan, Pendidikan di Indonesia diwarnai dengan berbagai ujian.

5. Membaca dulu. Jepang, membiasakan para siswa untuk membiasakan membaca selama 10 menit, itu sebabnya mereka memiliki minat baca yang tinggi.
Sedangkan, Indonesia memiliki minat baca yang rendah, yang disebabkan karena kurang dibiasakan untuk membaca buku di sekolah.

6. Perlengkapan sekolah. Di jepang, perlengkapan sekolah sangat diperhatikan, siswa mengenakan perlengkapan yang sama agar tidak menimbulkan kesenjangan sosial. Sedangkan, di indonesia, tidak terlalu memperhatikan perlengkapan sekolah siswa. Siswa mengenakan perlengkapan yang berbeda-beda.

7. Seragam Sekolah. Di jepang, siswa hanya memakai satu seragam sekolah. Sedangkan, di indonesia memiliki banyak seragam sekolah, misalnya menggunakan 4 seragam dalam seminggu.