Nama : Aura Fitria Ananda
NPM : 2213053094
Kelas : 3G
IDENTITAS JURNAL
Nama Jurnal : Cakrawala Pendidikan
Judul jurnal : PENDIDIKAN NILAI MORAL DITINJAU DARI PERSPEKTIF GLOBAL
Penulis Jurnal : Sudiati
Tahun terbit : Juni, 2009
Kata Kunci: moral value education, global perspective (pendidikan nilai moral, perspektif global)
HASIL ANALISIS
Secara hierarkhis nilai instrumental berfungsi sebagai nilai perantara yang akan berujung pada nilai akhir atau terminal yang bersifat inheren, tersem- bunyi di belakang nilai instrumental. Nilai instrumental dan nilai terminal dapat ditanamkan melalui pendidikan nilai moral bagi setiap jenis dan jenjang pendidikan; terutama untuk pendidikan dasar dan menengah. Tentunya pendidikan nilai moral disesuaikan dengan situasi dan kondisi masing-masing negara berdasarkan ideologi yang dianutnya.
Isu pendidikan nilai moral yang terjadi di empat negara, yaitu Indonesia, Malay- sia, India, dan Cina. Empat negara itu dapat mewakili karakteristik bangsa dengan latar belakang ideologi yang berbeda. Indonesia merupakan negara Pancasila yang mayoritas Islam, India merupakan negara federal yang tetap mempertahankan nilai-nilai agama se- bagai nilai universal. Malaysia merupa- kan representasi negara yang memiliki bangsa mayoritas Islam sebagaimana negara Indonesia, sedangkan Cina merupakan perwakilan negara sosialis komunis. Hasil penelitian Afiyah, dkk. (2003), menyatakan bahwa kelemahan pen- didikan agama antara lain terjadi ka- rena materi pendidikan agama Islam, termasuk bahan ajar akhlak, cenderung terfokus pada pengayaan pengetahuan (kognitif), sedangkan pembentukan si- kap (afektif) dan pembiasaan (psikomo- torik) sangat minim.
Dewasa ini, psikolog dan sosiolog banyak membahas nilai-nilai moral dalam kaitannya dengan perkembangan dan pendidikan anak. Pada dasarnya setiap pribadi memperoleh nilainya sendiri dari kebudayaan eksternal.
Pendidikan nilai moral adalah pendidikan yang berusaha mengembangkan komponen-komponen integrasi pribadi. Integrasi pribadi dapat dilukiskan sekurang-kurangnya dengan empat gambaran kepribadian.
Keseluruhan kurikulum sekolah berfungsi sebagai suatu sumber penting pendidikan nilai. Aktivitas dan praktik yang demokratis di sekolah merupakan faktor efektif yang mendukung keberhasilan pendidikan nilai, di samping kesediaan peserta didik itu sendiri. Peserta didik tidak dapat terlepas dari pengaruh apa yang dilakukan para guru mereka yang berkenaan dengan pendidikan nilai di sekolah, baik dengan metode langsung maupun tidak langsung. Metode langsung mulai dengan penentuan perilaku yang dinilai baik sebagai upaya indoktrinasi berbagai ajaran. Caranya dengan memusatkan perhatian secara langsung pada ajaran melalui mendiskusikan, mengilustrasikan, menghafalkan, dan mengucapkannya. Metode tidak langsung tidak dimulai dengan menentukan perilaku yang diinginkan, tetapi dengan menciptakan situasi yang memungkinkan perilaku yang baik dapat dipraktikkan. Keseluruhan pengalaman di sekolah dimanfaatkan untuk mengembangkan perilaku yang baik. pendidikan nilai moral dapat diselenggarakan dengan menggunakan metode dogmatis, metode deduktif, metode induktif, dan metode reflektif (Muhadjir, 1988:161).