གནས་བསྐྱོད་བཟོ་མི་ Aura Fitria Ananda 2213053094

3G 2023 Pendidikan nilai dan moral -> FORUM pertanyaan

Aura Fitria Ananda 2213053094 གིས-
Nama : Aura Fitria Ananda
NPM   : 2213053084

Tanggapang saya mengenai perbedaan soft skills dan hard skills.
Soft skills adalah kemampuan yang bersifat subjektif yakni kemampuan yang dibutuhkan oleh pekerjaan apapun. Misalnya, komunikasi, manajemen waktu, motivasi, kecerdasan emosional, dan lainnya. Soft skill, lebih menunjukkan bagaimana cara kita berinteraksi dengan orang lain.
Sedangkan hard skills adalah keahlian yang bisa diukur. Setiap pekerjaan membutuhkan hard skill yang berbeda-beda. Tergantung pekerjaan apa yang kita jalani atau tekuni.

Jadi kesimpulannya Kalau hard skill membantumu untuk menyelesaikan pekerjaan dengan baik, soft skill membantumu untuk berkembang di tempat kerja dengan kemampuan berinteraksi secara positif dengan orang lain.
Nama : Aura Fitria Ananda
NPM : 2213053094
Kelas : 3G

A. Identitas jurnal
Judul jurnal : Penanaman Nilai-Nilai Moral Pada Anak Usia Dini
Penulis : Lia Yuliana, M.Pd

B. Hasil analisis jurnal
Pentingnya penanaman nilai-nilai moral pada anak usia dini agar karakter anak dapat berkembang dengan potensi dan kemampuan anak secara optimal serta tumbuhnya sikap dan perilaku positif bagi anak. Pendidikan moral menyangkut sikap dan kepribadian, sehingga di dalam pembelajarannya tidak hanya terbatas pada pengembangan kemampuan intelektualnya saja tetapi lebih kepada pengembangan karakter, sikap, dan perilaku peserta didik.
Moral merupakan seperangkat keyakinan dalam suatu masyarakat berkenaan dengan karakter atau kelakuan dan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia.

Untuk menciptakan dan mengarahkan seseorang menjadi lebih bermoral maka diperlukanlah pendidikan moral, dengan pendidikan moral dimaksudkan agar manusia belajar menjadi manusia yang bermoral. Pendidikan moral dapat diartikan sebagai suatu konsep kebaikan (konsep yang bermoral) yang diberikan atau diajarkan kepada peserta didik (generasi muda dan masyarakat) untuk membentuk budi pekerti luhur, berakhlak mulia dan berperilaku terpuji seperti terdapat dalam, Pancasila dan UUD 1945. (Hamid Darmadi 2007: 56-57).

Menurut Sjarkawi, 2005: 29 Nilai moral diartikan sebagai isi mengenai keseluruhan tatanan yang mengatur perbuatan, tingkah laku, sikap dan kebiasaan manusia dalam masyarakat berdasarkan pada ajaran nilai, prinsip dan norma.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2000: 52-55) nilai moral memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Berkaitan dengan tanggung jawab kita
Nilai moral berkaitan dengan pribadi manusia. Yang khusus menandai nilai moral ialah bahwa nilai ini berkaitan dengan pribadi manusia yang bertanggung jawab.
b. Berkaitan dengan hati nurani
Semua nilai minta untuk diakui dan diwujudkan, tetapi pada nilai-nilai moral tuntutan ini lebih mendesak dan lebih serius.
c. Mewajibkan
Nilai-nilai moral mewajibkan kita secara absolute dan dengan tidak bisa ditawar- tawar.
d. Bersifat formal
Nilai-nilai moral tidak memiliki isi tersendiri, terpisah dari nilai-nilai lain.

Anak usia dini merupakan anak yang berusia 0-6 tahun. Anak usia dini adalah individu yang sedang mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Bahkan dikatakan sebagai lompatan perkembangan. Karena itulah, maka usia dini dikatakan sebagai usia emas, yaitu usia yang sangat berharga disbanding usia-usia selanjutnya.

Hamid Darmadi, (2007: 56-57) Penanaman Nilai-Nilai Moral Pada Anak Usia Dini dapat dilakukan dengan berbagai macam metode yaitu :
1. Metode Bermain
2. Metode Bercerita
3. Metode Pemberian Tugas
4. Metode Bercakap-cakap

Cara Pelaksanaan Penanaman Nilai-nilai moral pada anak usia dini dapat diselenggarakan melalui Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) diselenggarakan sebelum jenjang Sekolah Dasar. PAUD dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, non formal, dan/atau informal. PAUD pada jalur pendidikan formal berbentuk Taman K- anak-kanak (TK) dan Raudatul Athfal (RA).

Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam mewujudkan warga negara yang berkepribadian tinggi dan berakhlak mulia, sehingga dapat menciptakan SDM yang berkualitas tinggi.
Nama : Aura Fitria Ananda
NPM : 2213053094
Kelas : 3G

A. Identitas jurnal
Judul jurnal : PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL PADA SISWA DI SD NEGERI LAMPEUNEURUT
Penulis : Ruslan , Rosma Elly , Nurul Aini
Tahun : Agustus 2016
Volume : 1
Nomor : 1
Kata Kunci : Penanaman, nilai-nilai moral

B. Hasil analisis
Kemerosotan moral generasi muda, perlu penanganan yang lebih intensif dimana kita perlu menanamkan nilai moral sedini mungkin. Pendidikan moral merupakan salah satu pendekatan yang dianggap sebagai gerakan utama dalam penanaman nilai moral pada anak.
Pada dasarnya pembentukan anak secara mendasar tergantung kepada orang- orang yang membentuknya dan situasi lingkungan yang mendukungnya.

penanaman nilai-nilai moral adalah bertujuan menanamkan nilai-nilai moral yang mulai luntur di lingkungan anak-anak akibat pengaruh buruk yang mereka dapatkan sehingga diharapkan anak-anak di masa yang akan datang mempunyai moral yang baik, karena kalau dibiarkan semenjak kecil maka akan mungkin mengahancurkan generasi-generasi muda pada masa yang akan datang.

Penanaman nilai-nilai moral bertujuan menanamkan nilai-nilai moral yang mulai luntur di lingkungan anak-anak akibat pengaruh buruk yang mereka dapatkan sehingga diharapkan anak-anak di masa yang akan datang mempunyai moral yang baik, karena kalau dibiarkan semenjak kecil maka akan mungkin mengahancurkan generasi-generasi muda pada masa yang akan datang.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dapat di lihat bahwa guru di SD Negeri Lampeuneurut sudah menanaman nilai-nilai moral kepada siswanya, nilai-nilai yang ditanamakan adalah nilai agama (religius): kebiasaan berdoa sebelum memulai pelajaran, karena segala sesuatu yang dilakukan diawali dengan doa maka akan bermanfaat ilmu yang didapatnya, dan mengajarkan pentingnya belajar agama selain di sekolah agar berkelanjutan. Nilai kejujuran: mengajarkan mengoreksi soal/ulangan secara jujur tanpa pengawasan dari guru dan maupun di dalam kehidupan sehari-hari juga harus bersikap jujur seperti tidak berbohong ketika PR tidak dikerjakan begitupun tidak mencuri uang teman walau kesususahan.

Penanaman nilai-nilai moral bukan hanya dapat dilakukan saat proses belajar mengajar tetapi saat berada di luar kelas juga dapat ditanamkan seperti dilingkungan sekolah maupun di rumah karena dengan adanya berkesinambungan akan menjadikan siswa mempunyai moral yang baik.
Nama : Aura Fitria Ananda
NPM : 2213053094
Kelas : 3G

Hasil analisis video yang berjudul "Pendidikan Moral di Sekolah Dasar"

Dalam video tersebut di jelaskan mengenai pendidikan moral sebagai usaha yang dilakukan secara terencana untuk mengubah perilaku dan tindakan yang dilakukan peserta didik agar mampu berinteraksi dengan lingkungan masyarakat sesuai dengan nilai moral dan kebudayaan setempat.
Tahap-tahap perkembangan moral, yaitu:
1. Usia 6-12 bulan orangtua akan dengan disiplin untuk memandu mengendalikan dan melindungi bayi yang
2. Usia 12-18 bulan membuat komitmen dan patuh sesuai dengan keadaan.
3. Usia 18-30 bulan anak mungkin menunjukkan perilaku menolong rasa bersalah malu dan empati mendorong perkembangan moral.
4. Usia 30 sampai 36 bulan akurasi fisik berkurang lebih banyak verbal.
5. Usia 3-4 tahun perilaku menolong yang lain menjadi lebih lazim motifnya untuk memperoleh pujian.
6. Usia 4-6 tahun penalaran moral makin fleksibel.
7. Usia 7-8 tahun penalaran moral makin fleksibel.
8. Usia 9-11 tahun penalaran moral makin dipandu oleh rasa keadilan anak ingin menjadi baik untuk memelihara tatanan sosial agresi beralif ke hubungan.
9. Usia 12-15 tahun penalaran moral mencerminkan peningkatan kesadaran akan keadilan dan pembuat aturan yang kooperatif.
10. Usia 16 - 20 tahun relativisme dlm mainkan peran penting yakni penalaran moral
11. Dewasa muda, usia 20-40 tahun penilaian moral bisa menjadi lebih rumit.
12. Dewasa tengah, usia 40 sampai 65 tahun penilaian moral bisa menjadi lebih rumit.
13. Dewasa tua pada usia 65 tahun penilaian moral bisa menjadi lebih rumit.

Pada implikasi dalam KBM perkembangan pribadi dan sosial sangat diperlukan dalam belajar. Anak terkadang membutuhkan teman untuk dapat membantu proses belajarnya tapi anak harus bisa melakukannya sendiri.

Permasalahan dan solusi tumbuh kembang anak usia sekolah yaitu:
1. Hilangnya kejujuran, contohnya seperti saat ujian ketika beberapa siswa mencontek atau mencoba bekerja sama dengan temannya. Solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan mengajarkan siswa untuk lebih percaya diri terhadap jawabannya.
2.Hilangnya rasa tanggung jawab, contohnya ketika anak diberi pekerjaan rumah namun tidak menyelesaikan tugasnya. Solusi dari masalah hilangnya rasa tanggung jawab adalah dengan mendidik siswa berperilaku yang pantas.
3. Rendahnya disiplin contohnya siswa yang terlambat datang ke sekolah, guru dan kepala sekolah harus tegas. Jika guru tidak tegas maka mereka akan terbiasa dan tidak dapat mengontrol waktu.
4.Kurang bisa berkerja sama, solusinya pendidik harus membiasakan peserta didik untuk kerja kelompok.
5. Pengambil hak orang lain, contohnya mencuri barang orang lain. pemecahan masalah pencurian adalah dengan mendidik anak menerima dan mensyukuri apa yang dimilikinya.
Nama : Aura Fitria Ananda
NPM : 2213053094
Kelas : 3G

Hasil analisis video yang berjudul "Pendidikan Moral Tanggungjawab Diri dalam Keluarga"

Pentingnya Tanggungjawab di dalam keluarga dapat membuat hubungan keluarga menjadi erat sehingga terciptanya keluarga yang harmonis, selain itu juga dapat meringankan tugas masing-masing anggota keluarga.

Dalam video tersebut dicontohkan beberapa tanggung jawab dalam keluarga yakni ;
•Mendengar nasehat ayah
•Membantu ibu
•Menemani kakak
•Menjaga keselamatan adik

Saat kita sudah melaksanakan tanggung jawab dengan baik tentu kita akan merasa senang dan bangga karena telah melakukan kewajiban tersebut, dengan tanggung jawab akan menjadikan kita sebagai anak yang baik dan disayang oleh banyak orang serta dapat membuat keluarga lebih harmonis.