Kiriman dibuat oleh RILIAN TSABITHA SURI 2213053141

Nama: Rilian Tsabitha Suri
NPM: 2213053141
Kelas: 2G

Analisis video:
Perkembangan demokrasi di indonesia
1. Perkembangan demokrasi masa revolusi kemerdekaan
Demokrasi pada masa ini sangat terbatas
2. Perkembangan demokrasi parlementer (1945-1959)
Masa ini merupakan masa kejayaan indonesia karena hampir semua elemen demokrasi dapat ditemukan, tetapi demokrasi ini mengalami kegagalan karena:
a) dominannya politik aliran
b) basis sosial ekonomi yang lemah
c) persamaan kepentingan antara presiden dengan kalangan angkatan darat, yang sama-sama tidak senang dengan proses politik yang berjalan
3. Perkembangan demokrasi terpimpin (1959-1965)
Politik pada masa ini diwarnai oleh tolak ukur yang kuat antara tiga kekuatan politik, yaitu ABRI, Presiden Soekarno, dan PKI.
4. Perkembangan demokrasi masa orde baru
Pada 3 tahun awal demokrasi, kekuasaan seolah-olah akan didistribusikan kepada kekuatan masyarakat.
5. Perkembangan demokrasi masa reformasi (1998 sampai sekarang)
Demokrasi yang diterapkan pada masa ini adalah demokrasi pancasila, yang berbeda dengan karakteristik masa orde baru dan sedikit mirip dengan demokrasi parlementer (1950-1959).
Nama: Rilian Tsabitha Suri
NPM: 2213053141
Kelas: 2G

ANALISIS JURNAL
IDENTITAS JURNAL:
JUDUL JURNAL: DINAMIKA SOSIAL POLITIK MENJELANG PEMILU SERENTAK 2019
JENIS JURNAL: JURNAL PENELITIAN POLITIK
PENULIS: R. SITI ZAHRO
VOLUME DAN NOMOR: VOL. 16 NO. 1
HALAMAN: 1-110
TAHUN TERBIT: JUNI 2019

Isi Jurnal:
Demokrasi akan terkonsolidasi bila aktor-aktor
politik, ekonomi, negara, masyarakat sipil
(political society, economic society, the state, dan civil society) mampu mengedepankan tindakan
demokratis sebagai alternatif utama untuk meraih kekuasaan. Dalam konteks Indonesia, proses demokrasi yang berlangsung dipengaruhi beberapa faktor,misalnya budaya politik, perilaku aktor dan kekuatan-kekuatan politik. Proses demokrasi (demokratisasi) tersebut berlangsung relatif dinamis, khususnya sejak Pemilu 1999. Dinamikanya, bahkan, semakin pesat dan semarak setelah dilaksanakannya pemilu presiden secara langsung sejak 2004 dan pemilihan kepala daerah (pilkada) secara langsung sejak 2005. Pemilihan kepala daerah secara langsung merupakan terobosan penting yang dimaksudkan sebagai upaya pendalaman demokrasi (deepening democracy), yakni suatu upaya untuk mengatasi kelemahan praktek demokrasi substantif, khususnya dalam merespon tuntutan-tuntutan masyarakat lokal. Pendalaman demokrasi bisa berasal dari negara dan bisa pula dari masyarakat. Dari sisi negara, pendalaman demokrasi dapat bermakna pengembangan pelembagaan mekanisme penciptaan kepercayaan semua aktor politik seperti masyarakat sipil, partai politik dan birokrasi (state apparatus), dan juga pengembangan penguatan kapasitas administratif-teknokratik yang menyertai pelembagaan yang telah dibentuk. Dari sisi masyarakat, pendalaman demokrasi merujuk pada pelembagaan penguatan peran serta masyarakat dalam aktivitas politik formal di tingkat lokal.

Keberhasilan penyelenggaraan pemilu (pemilu legislatif, pemilihan kepala daerah dan pemilihan presiden) dan pelembagaan sistem demokrasi mensyaratkan kemampuan bangsa untuk mengelola politik dan pemerintahan sesuai
amanat para pendiri bangsa. Pemilu serentak 2019 adalah pemilu kelima pasca Orde Baru dan merupakan pemilu serentak pertama yang melangsungkan pileg dan pilpres dalam waktu bersamaan. Berbeda dengan pemilu-pemilu sebelumnya, pemilu 2019 menjadi test case penguatan sistem presidensial, pelembagaan parpol dan koalisi parpol yang terukur dan terformat.

Pemilu serentak 2019 tak lepas dari isu politisasi identitas dan agama. Fenomena politisasi identitas dan agama juga diwarnai dengan
berebut suara muslim. Munculnya sejumlah
isu yang oleh sebagian umat Islam dipandang
merugikan mereka pada akhirnya melahirkan
gerakan ijtima’ulama untuk mengusung pasangan calon (paslon) presiden dan wakil presiden. hasil ijtima’, -yang di dalamnya terdapat representasi ulama sebagai penantang petahana-
merekomendasikan Prabowo untuk memilih cawapres yang berasal dari kalangan ulama (pasangan capres-cawapres bertipe nasionalis-agamis). Sebagai negara yang mayoritas penduduknya Muslim, berebut suara muslim merupakan hal yang logis dan selalu terjadi dalam setiap pemilu.
Nama: Rilian Tsabitha Suri
NPM: 2213053141
Kelas: 2G

Analisis Video:
Demokrasi memfasilitasi masyarakat untuk beropini atau berpendapat. demokrasi itu memang tempat orang berisik, selagi konteksnya masih dalam porsi demokrasi yang prosedural itu tidak menjadi permasalahan. Tetapi masih banyak negara yang menganut sistem ini. Alasannya yaitu, negara dengan sistem demokrasi yang baik dapat mempertahankan keamanan dan kemakmuran jangka panjang. Demokrasi juga dipandang sebagai alat efektif untuk mewujudkan kesetaraan, mengurangi konflik, dan meningkatkan partisipasi publik.

Berdasarkan analisis, demokrasi dikatakan berada dalam fase krisis. Banyak alasan yang membuat demokrasi dilanda krisis, salah satunya yaitu rendahnya kepercayaan terhadap pemerintah dan politikus, penurunan jumlah keanggotaan partai politik, hingga regulasi pemerintah yang dianggap tidak transparan.