Posts made by Ridho Nur Firdaus

Komunikasi B Genap 2023 -> PRETEST

by Ridho Nur Firdaus -
NAMA : Ridho Nur Firdaus
NPM : 2216031138
KELAS : Reguler B

1. Hal positif yang saya dapatkan dari artikel adalah kita lebih mawas diri dan mengikuti anjuran pemerintah setempat dengan niat baiknya. Pandemi COVID-19 sebaiknya ditangani bersama-sama. Bahu-membahu antara negara dan warga merupakan jalan terbaik untuk memutus penyebaran wabah yang melanda kita saat ini. Namun sayangnya, terdapt konstitusi yang dilanggar oleh pihak satuan keamanan saat menjalankan PSBB. Pemerintah hendaknya mengedukasi masyarakat tentang bahaya virus tersebut PSBB tanpa bertindak otoriter.

2. Jika suatu negara tidak memiliki konstitusi maka negara itu akan berantakan karena tidak ada yang mengatur kebijakan yang di jalankan. Konstitusi efektif mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara karena konstitusi bisa menjadi pengarah dalam pengambil keputusan agar tidak hanya menguntungkan salah satu pihak saja.

3. Salah satunya ialah masuknya berbagai macam kebudayaan yang ada di dunia. Hal ini perlu di antisipasi karena dapat mempengaruhi kehidupan bangsa di Indonesia yang dapat membawa pengaruh buduk. Tentunya pasal yang ada di UUD 1945 sudah mampu menjadi pedoman untuk menyelasaikan hal ini, karena terdapat banyak pasal yang menjaga negara ini agar tidak terpengaruh budaya luar.

4. Menjunjung nilai persatuan dan kesatuan sebuah negara memanglah hal yang bagus, tetapi kadang banyak orang yang menjunjung nilai persatuan itu bukan menjunjung nilai persatuan negara tetapi justru menjunjung nilai individual dan keluraga masing masing, maka dari itu perlu adanya gemblengan dari pemerintah untuk memajukan nilai persatuam dan kesatuan.

Komunikasi B Genap 2023 -> FORUM JAWABAN POST TEST

by Ridho Nur Firdaus -
NAMA : Ridho Nur Firdaus
NPM : 2216031138
KELAS : Reguler B

Di masa awal Indonesia merdeka, identitas nasional ditandai oleh bentuk fisik dan kebijakan umum bagi seluruh rakyat Indonesia (di antaranya adalah penghormatan kepada Sang Saka Merah Putih, lagu kebangsaan Indonesia Raya, Bahasa Indonesia, dan seterusnya).
Identitas adalah representasi diri seseorang atau masyarakat melihat dirinya sendiri dan bagaimana orang lain melihat mereka sebagai sebuah entitas sosial-budaya. Dengan demikian, identitas adalah produk kebudayaan yang berlangsung demikian kompleks. Identitas dilihat dari aspek waktu bukanlah suatu wujud yang sudah ada sejak semula dan tetap bertahan dalam suatu esensi yang abadi. Sedangkan dilihat dari aspek ruang juga bukan hanya satu atau tunggal, tetapi terdiri dari berbagai lapisan identitas. Lapis-lapis identitas itu tergantung pada peran-peran yang dijalankan, keadaan objektif yang dihadapi, serta ditentukan pula dari cara menyikapi keadaan dan peran tersebut.
Dengan demikian, di satu sisi identitas akan terbentuk berdasarkan kemauan kita sendiri, sedangkan di sisi lain identitas akan sangat tergantung dari kekuatan-kekuatan objektif yang terjadi di sekitar yang mengharuskan kita untuk meresponsnya. Dan, respons tersebut secara tidak langsung juga memberi bentuk lain terhadap apa yang kita anggap sebagai diri kita saat ini.
Seperti telah dideskripsikan pada pembahasan terdahulu bahwa integrasi nasional pada dasarnya memuat makna penyatuan visi dan misi suatu bangsa dari perbedaan kepentingan masing-masing anggota masyarakat. Konsep integrasi nasional pada dasarnya sejalan kondisi Indonesia pada saat ini. Ketika terjadi konflik antar-etnik, konflik antar-daerah, konflik antar-agama, konflik antar-partai politik, konflik antar-pelajar, serta sejumlah konflik kepentingan lain yang hingga saat ini masih terus-menerus melanda Indonesia.

Merujuk sejumlah deskripsi yang telah diuraikan pada pembahasan terdahulu maka dapat dikatakan bahwa integrasi nasional adalah jalan keluar untuk menghadapi yang hingga saat ini masih terus-menerus melanda Indonesia. Konflik antar-etnik, konflik antar-daerah, konflik antar-agama, konflik antar-partai politik, konflik antar-pelajar, serta sejumlah konflik kepentingan lain semestinya tidak perlu terjadi kalau masing-masing pelaku konflik menyadari bahwa pluralitas bangsa Indonesia sudah menjadi sebuah keniscayaan.