Nama : Ufara Alfadila
NPM : 2213053114
Judul artikel : REKONSTRUKSI EVALUASI PENDIDIKAN MORAL MENUJU HARMONI SOSIAL
Penulis : Ulil Hidayah
Tahapan evaluasi pembelajaran pendidikan moral khususnya mata pelajaran PAI dan PKn perlu direkonstruksi guna memberi implikasi jangka panjang dan permanen pada peserta didik melalui:
1. Rekonstruksi pertama yang dimulai dari kemampuan pendidik dalam membawa materi ajar pendidikan moral kepada peserta didik harus kompeten di bidangnya dan bisa mengintegrasikan dengan kasus-kasus yang banyak terjadi di lingkungan kehidupan.
2. Peserta didik perlu dihadapkan pada permasalahan yang marak terjadi untuk menemukan penyebab dan solusinya. Sebagai fasilitator Pendidik mengoreksi hasil kerja peserta didik dan memberikan ulasan dengan membawa sudut pandang kebersatuan kebhinnekaan.
3. Pendidik tidak terpaku pada instrument penilaian formalitas tapi lebih luas cakupannya.
4. Pendidik menyisipkan pembelajaran multicultural melalui kurikulum laten secara sporadic.
5. Evaluasi tulis berupa ulangan harian bukan penilaian utama atas keberhasilan belajar peserta didik, melainkan lebih ditekankan pada ranah afektif yang berimplikasi pada penilaian psikomotorik peserta didik.
Esesensi pendidikan moral lebih dari sekedar mengajarkan pengetahuan akademik melainkan sebagai usaha sadar untuk menyiapkan manusia seutuhnya menjadi manusia yang berwatak luhur dalam segenap peranannya di masa sekarang dan akan datang.
NPM : 2213053114
Judul artikel : REKONSTRUKSI EVALUASI PENDIDIKAN MORAL MENUJU HARMONI SOSIAL
Penulis : Ulil Hidayah
Tahapan evaluasi pembelajaran pendidikan moral khususnya mata pelajaran PAI dan PKn perlu direkonstruksi guna memberi implikasi jangka panjang dan permanen pada peserta didik melalui:
1. Rekonstruksi pertama yang dimulai dari kemampuan pendidik dalam membawa materi ajar pendidikan moral kepada peserta didik harus kompeten di bidangnya dan bisa mengintegrasikan dengan kasus-kasus yang banyak terjadi di lingkungan kehidupan.
2. Peserta didik perlu dihadapkan pada permasalahan yang marak terjadi untuk menemukan penyebab dan solusinya. Sebagai fasilitator Pendidik mengoreksi hasil kerja peserta didik dan memberikan ulasan dengan membawa sudut pandang kebersatuan kebhinnekaan.
3. Pendidik tidak terpaku pada instrument penilaian formalitas tapi lebih luas cakupannya.
4. Pendidik menyisipkan pembelajaran multicultural melalui kurikulum laten secara sporadic.
5. Evaluasi tulis berupa ulangan harian bukan penilaian utama atas keberhasilan belajar peserta didik, melainkan lebih ditekankan pada ranah afektif yang berimplikasi pada penilaian psikomotorik peserta didik.
Esesensi pendidikan moral lebih dari sekedar mengajarkan pengetahuan akademik melainkan sebagai usaha sadar untuk menyiapkan manusia seutuhnya menjadi manusia yang berwatak luhur dalam segenap peranannya di masa sekarang dan akan datang.